Lebih baik sakit di awal daripada harus menyesal di akhir.
🍃
Jisoo pergi ke restoran sepagi-paginya. Ternyata benar kata Jin, banyak sekali media yang datang. Semua pegawai datang dengan menggunakan pakaian berwarna putih rata.Dari kejauhan Jin melambaikan tangan padanya, sehingga membuat perhatian Jisoo tertuju padanya lalu lekas menghampirinya.
"Bersiaplah, setelah ini kita semua akan berfoto bersama." Jin menurunkan tas ransel Jisoo lalu diletakkannya di atas meja. Ia menggenggam tangan Jisoo dituntunnya menuju tempat berfoto.
Seperti biasa Jisoo akan menuruti apa saja instruksi dari Jin, ia berdiri di sebelah kiri Jin. Saat orang media hendak memotret semua pegawai, Jin menyinggahkan kedua tangannya pada pundak Jisoo lalu mengulurkan tangannya ke depan menyatukan ibu jari serta telunjuk hingga berbentuk seperti hati. Jisoo pun ikut melakukan hal yang sama seperti Jin, mereka pun tersenyum ketika kamera mulai membidik.
Selesai berfoto bersama, mereka segera bubar kecuali si owner, karena media butuh untuk wawancara dengannya.
Jisoo memperhatikan satu persatu pegawai yang mulai berjalan menjauh dari restoran, ia bingung kenapa mereka semua berhambur pergi.
"Hei sedang apa?"
Jisoo menoleh pada Jin yang baru saja menyapanya, "A-aku," lalu ia menunjuk orang-orang. "Kenapa mereka semua pergi?"
"Mereka pergi karena sudah selesai, manager hanya meminta kami untuk berfoto bersama, itu saja."
"Aaa... begitu ya." Sahut Jisoo, jujur ia kurang suka membuang-buang waktu secara cuma-cuma, terlebih datang ke restoran hanya untuk berfoto bersama, itu sangat tidak penting dibandingkan sekolah. Dia harus terpaksa datang terlambat karena hal ini.
Melihat Jisoo yang melamun serta mimik wajah yang ditekuk, Jin merasa tidak enak. "Kamu kenapa? Tidak suka ya datang kemari?"
"Benar sekali, karena hal ini aku jadi terlambat datang ke sekolah." Ujar Jisoo, masih menunjukkan wajah yang datar.
Jin tertegun, ia heran kenapa Jisoo ini kalau bicara sangat terang-terangan. Apabila memang tidak suka bukankah seharusnya ia mengatakan dengan cara yang halus. Karena hal ini, Jin jadi semakin merasa tidak enak. "Baiklah, kalau begitu segeralah berangkat ke sekolah eoh..."
"Em, sampai jumpa nanti sore." Ujar Jisoo, kemudian dengan cepat kilat ia berlalu dari tempat itu.
Sekali lagi, Jin masih terus memikirkan sikap Jisoo ini. Tapi entah mengapa meskipun ia merasa jengkel, ia jadi semakin penasaran.
Baiklah, ini bukan saatnya membuang-buang waktu, karena ia juga terlambat datang ke sekolah.
Sesampainya Jisoo di depan gerbang sekolah yang tertutup, Jimin menelponnya. Suara-suara riuh dalam ponsel menunjukkan bahwa Jimin berada di dalam kelas. Jisoo harus siap-siap menebalkan telinganya saat ini.
"HEI!!! Mana bajuku! Kau kan yang mengambilnya! Dasar kau ini, aku butuh kaos itu untuk latihan dan kau dengan seenaknya mengambilnya dari lemari!!! Tidak bisa apa beli sendiri atau pinjam pada teman wanitamu!!"
Jisoo menelan ludah saat hendak berbicara, selain itu ia harus masuk dulu menyelesaikan urusannya pada guru kedisiplinan.
Handphone itu ia masukkan ke dalam saku, sambungan telepon itu masih terhubung dan Jimin masih mengoceh seperti sedang nge-rap saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATTENTION
FanfictionDia seorang wanita biasa yang tak tampak istimewa. Namun entah apa yang membuat setiap gerak geriknya menjadi sorotan setiap orang. Tingkahnya yang tegas dan berani menjadi satu titik kesatuan dimana ia bisa kuat menjadi wanita yang mandiri. Karena...