23:00

133 18 6
                                    

"Jungkook?"

"Jungkook, benar kan?"

Lelaki yang baru saja disebut namanya itu menoleh, mengetahui siapa yang memanggil, ia menggeser tangannya ke belakang menyembunyikan buku yang saat ini tengah digenggamnya.

"Noona?" Jawabnya, sambil tersenyum. Wajahnya terlihat tenang beda dari kebanyakan orang saat memandang gadis yang saat ini berdiri di depannya itu.

"Akhirnya kau kembali Jungkook-ah."

Lelaki itu masih mempertahankan senyumannya, "Tentu saja. Mana bisa aku terus-terusan berulah. Walaupun begitu aku tahu yang namanya rasa lelah."

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya gadis itu, ia menunjuk ke bawah tepat bagian hati. "Jika kau baik-baik saja kau sangat beruntung. Karena ... butuh waktu panjang bagiku untuk melupakannya," pandangan gadis itu menurun, sesaat ia kembali menatap lurus. "Baiklah, lupakan. Mari kita jalankan hidup kita masing-masing dari sekarang."

Setelah mengatakan beberapa kalimat, gadis itu pun pergi. Namun, Jungkook menahannya. "Jennie Noona..."

Ya, gadis itu adalah Jennie.

Seseorang yang spesial, dialah sahabat sejati, begitulah kata Saerin Kim.

"Aku yakin, Saerin tidak ingin jika kita berdiri sendiri. Menjalankan kehidupan masing-masing? Dia tidak akan suka. Meskipun Saerin sudah tiada, tetapi bukan berarti persahabatan kita juga musnah bukan?"

Jennie terpaku, tak ada secuil pun dalam hatinya untuk melakukan semua ini. Nyatanya, setelah mengatakannya hatinya menjadi tidak baik-baik saja.

Tetapi jika ia memaksakan diri untuk kembali berteman seperti dulu, ia pun akan semakin terluka. Terluka karena tidak bisa berhenti mengingat sahabatnya yang sudah tiada.

Beberapa detik kemudian, ya, tanpa menjawab sepatah katapun gadis itu berlalu pergi begitu saja.

Jungkook melihat bukunya kembali yang sejak tadi ia sembunyikan di balik tubuhnya itu, ia kembali mengingat gadis itu, Saerin Kim.

Terlepas dari lamunan, tak sengaja Jungkook melihat beberapa gadis yang akhir akhir ini ia cari.

Sebetulnya bukan sengaja, tetapi tentu saja ada beberapa orang suruhannya untuk mengumpulkan tiga gadis itu.

Tiga gadis yang bertugas di perpustakaan saat dimana kecelakaan yang dialami Jisoo terjadi.

Langkah mereka memberat dan saling dorong satu sama lain, sudah sangat jelas bahwa mereka enggan untuk menghampiri Jungkook hanya untuk membahas tentang kejadian yang menimpa Jisoo malam itu.

Tak ingin menunggu lama akhirnya lelaki itu yang menghampiri mereka.

Melihat Jungkook yang berdiri tepat di depan mereka bertiga, lantas membuat mereka semakin menegang. Yang dilakukan hanyalah menundukkan kepala.

Jungkook memperhatikan satu persatu serta nama yang tertera pada seragam mereka.

"Hekyung ..." Ucap Jungkook, lalu bola matanya bergeser ke samping, "Hyemi..." Lanjutnya, kemudian ia meruntuhkan tubuhnya. Lelaki itu berjongkok tepat di bawah Eunbi, hanya untuk melihat wajahnya yang menunduk. "Eunbi..." Serunya, lalu ia kembali berdiri tegap.

Jungkook masih menatap sengit ke arah mereka, tatapan laki-laki itu berhasil membuat Hekyung membeku bahkan sampai berkeringat.

Hyemi menggigit bibirnya, "Jungkook ... kenapa kau memanggil kami bertiga?" Ucapnya, mencoba bertanya meskipun sedikit takut.

Jungkook menyilangkan kedua tangannya di depan dada, "Apa kalian tahu Jisoo tenggelam di kolam saat pulang sekolah? Itu bukanlah kebetulan tetapi ada yang sengaja mencelakainya. Dan orang yang tahu bahwa dia memiliki janji dengan guru olahraga hanyalah kalian bertiga. Bisakah kalian jujur padaku?"

ATTENTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang