18:00

118 18 0
                                    

Mobil Taehyung berhenti sejenak di pinggir jalan raya dekat dengan rumah ibunya. Setelah ia mengantar Jennie pulang ke rumahnya, ia masih teringat oleh niatnya di awal yaitu mengunjungi ibunya.

Tetapi ia tahu, kesempatan itu tidak datang pada hari ini. Untuk yang kesekian kalinya ia harus menahan diri untuk bertemu dan memeluk ibunya.

Lelaki itu menatap rumah minimalis itu dengan kedua matanya yang membendung air mata. Ia mencoba menahannya agar tidak terjatuh.

"Ibu ... apa kau ingat? Sekarang adalah hari ulang tahunku. Aku sangat merindukanmu bu..."

"Kau juga, hyung. Aku juga sangat merindukan dirimu. Aku merindukan dirimu yang dulu. Yang selalu memperhatikanku, adikmu...."

Cukup lama Taehyung berada di tempat itu, sampai ketika ia melihat Seokjin datang mengetuk pintu dan disambut oleh ibunya. Taehyung ingin bergerak keluar dari mobil saat ini juga, ia melihat ibunya tersenyum tentunya sangat bahagia.

"Ibu..."

Kedua mata lelaki itu terpejam bersamaan dengan air matanya yang menetes.

Saat pintu rumah itu tertutup, ia pun segera menyeka air matanya lalu menghidupkan mesin mobilnya dan bergegas pergi.

Mobil itu melaju sangat kencang menelusuri setiap jalan, pandangannya kosong meskipun ia sekarang sedang mengemudi.

Bayangan ibu dan kakaknya masih terlintas dalam pikiran, hatinya begitu sangat sakit mengingat hal itu.

Sempat ia berpikir, mengapa bukan aku? Mengapa bukan aku yang saat ini berada di sisimu?

Mengapa kalian meninggalkanku?

"Kenapa?!"

Ketika bibir lelaki itu berteriak, ia pun sadar bahwa ia telah sampai di depan gang yang tak asing bagi matanya, yaitu rumah Jimin.

Tentu saja hanya jalan ini yang ia ingat karena ia sering datang kemari. Jimin adalah sahabatnya tentu saja ia selalu mengingatnya.

Lampu mobilnya menyorot pada gang kecil itu, di sana ia bisa melihat seorang gadis yang tengah berjalan mendekati gang itu.

Taehyung menyipitkan matanya menatap siapa orang yang lewat, sorot lampu itu membuat sepasang matanya menjadi silau hingga ia pun mematikan lampu.

Ketika lampu telah padam, saat itu pula ia bisa melihat dengan jelas siapa gadis itu. Tidak salah lagi, gadis itu adalah Jisoo.

Seragam restoran yang dikenakannya menunjukkan bahwa ia baru saja pulang dari tempat kerja.

Lelaki itu pun turun dari mobilnya dan segera menghampiri gadis itu.

Tentu Jisoo sedikit terkejut dan juga heran mengapa di tengah malam laki-laki itu berada di sini.

"Taehyung? Mengapa kau berada di sini? Ini sudah tengah malam?"

Taehyung tersenyum, langkahnya terlihat berat saat mendekati Jisoo. Ia terlihat sangat tidak bersemangat, ia berdiri tegap di depan Jisoo sambil memandanginya cukup lama.

Meskipun cahaya di sekitar tidak terlalu terang, gadis itu masih bisa melihat mimik wajah Taehyung yang terlihat sangat sedih.

"Kau ... baik-baik saja?" Tanya Jisoo.

Lelaki itu membuka mulutnya, ia hendak mengatakan sesuatu tetapi ditahannya.

Dan Jisoo melihat lelaki itu menangis di depannya.

Jisoo pun mulai panik, ia bingung harus bersikap bagaimana. Untuk pertama kali baginya ia melihat seorang lelaki menangis di depannya.

Gadis itu pun menjinjitkan ujung kakinya dan tangannya terulur untuk menyeka air mata lelaki itu.

ATTENTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang