"Kau mengeluh dan meminta ibu untuk kembali datang ke rumahmu itu?"
"Kenapa?"
"Apa ayahmu sudah tidak sanggup merawatmu?"
Ucapan Seokjin terus menerus memenuhi isi kepala Taehyung, yang dilakukannya hanyalah bersandar di balik pintu kamarnya sambil meneguk sekaleng cola.
Pandangannya kosong, hatinya begitu sangat kacau untuk saat ini.
Sepertinya kakaknya itu memang sangat membencinya. Ia sama sekali tidak memberikan kehangatan saat bertatap muka dengan Taehyung adiknya.
"Apakah aku salah mengunjungi kalian? Apa aku salah jika aku merindukan kalian?"
Lelaki itu berbicara sendirian di dalam kamar, rasanya kelopak matanya sudah sangat perih karena terlalu banyak mengeluarkan air mata.
Tiada hal yang lebih menyakitkan selain ditinggalkan, tiada hal yang lebih pedih dibandingkan dibenci oleh saudara sendiri.
"Hyung ... apakah kau sangat membenciku?"
Taehyung meremas rambutnya sendiri lalu menjambakknya kasar, bibirnya pun berteriak begitu sangat kencang saking frustasinya.
"Haruskah aku menghilang saja agar kalian merasa lega? Sepertinya aku hanya pengganggu... aku hanyalah pengganggu...."
Sekali lagi, Taehyung kembali mengingat ucapan Seokjin padanya.
"Biarlah Bu, bukankah ini semua adalah pilihannya. Dulu sudah aku katakan padanya agar dia ikut dengan kita kan? Tapi apa yang terjadi? Dia memilih ayahnya yang brengsek itu."
Satu jambakan meluncur pada kepalanya, ia meremas kepalanya karena sudah tidak tahan.
"Ayahnya yang brengsek itu!'
"Brengsek!!"
Prank!!!
Sekaleng cola terlempar ke lantai, ia pun berlari menuju tempat tidur menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Mendadak tubuhnya itu menjadi menggigil.
"Ayah..."
"Ibu..."
"Seokjin..."
"Aku merindukan kalian...."
🍃
"Aku tidak melihat piring kotor malam ini, apa sejak tadi pagi kau tidak makan? Di tempat sampah hanya ada kotak hamburger dan cola, apa hanya itu yang bisa kamu makan?!"
Gadis yang sejak tadi mengomel saat melihat wajah pucat Taehyung membuatnya tak segan-segan mencari tahu apakah seharian ini laki-laki ini tidak makan, sampai-sampai wajahnya itu terlihat seperti mayat hidup.
Dugaannya benar, Taehyung hanya mengonsumsi makanan seperti itu lagi di setiap harinya bahkan saat sehat sekalipun.
"Sore tadi kau ke mana saja? Rumahmu kosong, katanya sakit tapi kau malah pergi keluar? Kau ini-"
"Jennie... aku sudah makan tadi, aku juga sudah sehat..." Ucap Taehyung dengan suaranya yang sedikit serak.
"Begini kau bilang sehat?" Gadis itu melekatkan telapak tangannya pada wajah Taehyung. "Kau sangat pucat, Taehyung. Kau pasti makan di luar, kau keluar tanpa aku dan-"
"Aku pergi ke rumah ibuku, aku makan di sana dan..." Laki-laki itu tersenyum singkat setelahnya, "Memangnya kenapa kalau aku keluar tanpamu? Kenapa kau jadi semarah ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ATTENTION
FanfictionDia seorang wanita biasa yang tak tampak istimewa. Namun entah apa yang membuat setiap gerak geriknya menjadi sorotan setiap orang. Tingkahnya yang tegas dan berani menjadi satu titik kesatuan dimana ia bisa kuat menjadi wanita yang mandiri. Karena...