Tujuh Belas

136 113 128
                                    

Dua minggu telah berlalu, selama itu pula Keira menghabiskan harinya hanya dengan makan, ibadah, buang air dan istirahat. Setelah hari-hari yang membosankan itu, kini akhirnya gadis itu dapat kembali bersekolah. Jika biasanya Keira selalu berangkat dengan Arkan, maka kali ini dia berangkat dengan sang papa.

"Berangkat sekarang, kak?" Keira mengangguk sebagai jawaban.

"Pa," panggilannya membuat pergerakan sang papa terhenti. "Serius yang semalam?" lanjutnya sembari mengingat percakapannya dengan Galangga malam tadi.

"Kei, kalau udah siap makan, kesini sebentar!"

Keira yang tengah menaruh piring kotornya ke tempat cucian piring segera menemui sang papa. "Iya, pa?"

"Sini! Duduk sebelah papa!" gadis itu menurut.

"Mulai sekarang, kalau Arkan atau papa gaada. Kamu kemana-mananya sama Daniel ya!" perintah Galangga tanpa basa-basi.

"Kenapa?" tanya Keira sembari mengerutkan alisnya.

"Papa gamau kejadian seperti kemarin ke ulang lagi! Apalagi kamu gatau siapa pelakunya kan? Bisa aja orang itu nanti datang lagi, Kei." Galangga mengusap pelan kepala anak sulungnya.

"Tapi pa, Keira ga kenal sama dia!"

"Masa sih? Perasaan, gue sering ngeliat lo bareng Daniel tuh." ucapan Arkan yang tiba-tiba menyela membuat Keira memutar matanya malas.

"Papa percaya kok sama Daniel. Gimana wajah khawatirnya dia waktu tau kamu mau di operasi, gimana setianya dia ngejagain kamu selama kamu belum sadar itu udah nunjukin kalau Daniel sayang sama kamu!"

"Papa sok tau!"

"Papa pernah muda juga tau, kak!" Galangga melipat kedua tangannya di dada. "Pokoknya ini perintah! Ga bisa di ganggu gugat!"

"Seriuslah! Emangnya ada wajah-wajah bercanda di muka papa?"

"Muka papa sih, tampang-tampang penipu!" Arkan tertawa ngakak setelah mengatakan itu.

"Diem heh, kamu!"

"Selama 12 hari ke depan, kamu pulang bareng Daniel ya!" titah Galangga mutlak.

"Lo, tanding 12 hari?" Keira bertanya kepada Arkan yang tengah menaruh ransel dan beberapa barangnya ke sofa.

"Ho'oh, sampai final!"

"Yakin sampai?"

"Gaada kata kalah dalam kamus pertandingan gue!" ucap Arkan menepuk dadanya bangga.

"Halah, shombhong kamu!"

-XxX-

Keira keluar dari mobil yang di kendarai papanya tepat setelah lelaki yang telah menunggunya di luar gerbang itu membukakan pintu.

"Jagain Keira ya!"

Lelaki itu membuat postur tangan hormat. "Siap om!"

"Sampai nanti, sayang!" mobil Galangga berlalu saat Keira telah membalasnya dengan senyuman tipis.

"Silahkan jalan, Tuan Putri!" ujar Daniel mempersilahkan.

"Eh tapi, tunggu!" potongnya kemudian. "Siniin tas lo!"

"Gausah."

"Udah siniin! Gue sebagai calon pacar yang baik siap di repotkan!" Daniel merebut tas Keira dari bahu gadis itu dan memposisikan di bahu kirinya. Sedangkan di bahu kanannya terdapat tasnya sendiri.

KEIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang