Delapan Belas

81 63 116
                                    

"Ngapa liatin jam mulu sih, Niel?" Bima bertanya heran sembari memindahkan isi minuman milik Fandi ke dalam gelasnya. Kesempatan, mumpung laki-laki absurd itu sedang pergi ke toilet.

"Kayak ga tau aja. Ga sabar mau ketemu neng cantiklah!" jawaban Lion membuat anak-anak Dynamite tertawa.

"Gue kira ya, ni orang kaga bakal bucin. Lah taunya, bucin sejati!"

"Tapi ni tapi, yang mirisnya, kaga ada status uy!"

Lagi, anggota Dynamite tertawa. Dan sayangnya Daniel tidak mampu membantah karena memang seperti itulah adanya. Entah bagaimana bisa, Daniel yang disegani banyak orang menjadi budak cinta menya-menye seperti itu.

"Lo beneran yakin dia bakal jatuh cinta sama lo dalam 14 hari?" tanya Kendra, sedikit meledek.

Sebelum menjawab, Daniel terlebih dahulu menghembuskan perlahan asap rokok yang barusan dihisapnya.

"Ya yakin ga yakin. Namanya juga lagi usaha jancuk!"

"Baiklah kalo begitu, semangat Bapak Daniel!" seruan semangat yang dilontarkan anggota Dynamite membuat Daniel kesal. Mereka mengejeknya.

"Rame bener woi, bahas apaan nih?" Fandi bertanya heboh dengan semangat setelah kembali dari toilet. Namun sayang, semangatnya tidak berlangsung lama, karena beberapa detik setelah itu. "GELAS GUE KOK KOSONG ANJIR?!"

"Lo, lo, lo atau lo? Ngaku!" lelaki itu menunjuk Gino, Farrel, Owen dan Lion secara bergantian.

"Nuduh aja lo, kunyuk!" balas Farrel tidak terima, sedangkan yang lain hanya menggeleng sebagai balasan.

Bima yang sedang menyeruput minuman di gelasnya tiba-tiba saja menyahut. "Ho'oh, itu dosa namanya."

"Dosa, dosa! Lebih dosa lagi yang maling minuman gue!" sahut Fandi geram. "Gue sumpahin muntah paku tu orang!"

Mendengar penuturan tidak ber-akhlak dari mulut Fandi, Bima dengan sontak menyemburkan minuman yang masih asik diseruputnya beberapa waktu lalu. Dan tidak beberapa lama setelah itu dengan sekonyong-konyong Fandi menjitak kepala lelaki itu dengan keras hingga berbunyi.

"Oh jadi lo, Chhota Bheem!"

"Tarik sumpah lo, Fan!!"

"Ogah, biar aja lo muntah paku terus mampus!"

"Wah, tega bener lo jadi temen." Bima menoleh ke teman-temannya dengan wajah memelas, meminta pertolongan. Akan tetapi anggota Dynamite hanya menggeleng dengan tawa.

"Siapa suruh lo ambil minuman gue!"

"Kan bisa dipesan lagi, Fandi tampan!"

"Kenapa kaga lo aja yang mesan lagi? Percuma banget ni kafe punya lo!"

Oke, Bima kalah.

Sudah lelah berdebat dengan Fandi yang tidak terkalahkan dalam adu bacot itu, Bima akhirnya memilih memanggil salah satu Waitress dengan Walkie Talkie.

"Ada tambahan, Tuan Abimanyu?" tanya Waitress itu dengan ramah.

Bima melirik Fandi. "Fan!"

"Nah! Strawberry Smoothies tambah 5 lagi ya, mbak." sang Waitress mengangguk dan kembali turun ke lantai bawah menyampaikan pesanan milik Fandi.

"TERIMAKASIH TUAN ABIMANYU!" Fandi memeluk leher Bima dengan kencang.

"Tarik sumpah lo tadi cepet!"

"Ya Allah, Fandi narik kembali ya sumpah yang tadi ga sengaja Fandi lontarkan." lelaki itu berujar dengan kepala menengadah.

Setelah adegan dramatis tersebut selesai, barulah anak Dynamite memulai kembali percakapan normal mereka. Di lantai tiga kafe milik Bima ini tidak ada apa-apa, hanya ruangan kosong yang disulap menjadi markas untuk Geng Dynamite.

KEIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang