Dua

336 216 64
                                    

Jika lo tau sesuatu akan berakhir buruk, bisa ga lo menghentikannya saat masih terasa indah?

--Keirania Guinevere

-XxX-

TING TUNG TING

Bel tanda masuk berbunyi. Ratusan siswa-siswi SMA Triada mulai masuk ke kelas masing-masing. SMA
Triada terletak disalah satu pusat keramaian di Jakarta Selatan. Gedungnya berlantai tiga, dengan fasilitas yang cukup lengkap. Tidak heran kalau SMA ini termasuk sekolah favorit di Jakarta.

Keira berjalan berdampingan dengan Arkan. Sesampainya di koridor sekolah, banyak siswa-siswi yang melihat ke arah Keira dengan berbagai tatapan. Kalau untuk para gadis mungkin iri dan kagum dengan penampilannya yang cantik. Rambut cokelat sebahu, kulit putih, tinggi, badan yang ramping dan ke-perfect-kan nya yang lain membuat para lelaki tentu mengaguminya.

"Kelas gue dimana?" Keira melirik Arkan yang berada disebelah kanannya.

"Di lantai dua, gedung B, kelas paling pojok." jawab Arkan sambil tersenyum masam ke arah Keira. Ralat, segerombolan gadis dibelakang Keira.

'Anjirrr! Arkan senyum ke gue.'

'Pede banget lo, jelas ke gue lah. Makin ganteng aja calon imam gue.'

'Senyum gitu doang ganteng banget, Tuhan!'

'Itu cewek siapa lagi? Murid baru kok sok akrab banget, ewhhh!'

Keira terkekeh kecil mendengar komentar-komentar beberapa siswi yang dilewatinya di sepanjang koridor.

"Oh, adek gue famous rupanya!" ujar Keira setengah berbisik kepada Arkan yang mampu membuat lelaki itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ciee, KanKan gue blushing." tambah gadis itu.

"Apaan sih lo kak?!" Arkan menjawab malu-malu sambil menunduk.

Keira terkekeh lagi sambil memperhatikan wajah adik kesayangaannya itu. "Gue duluan!" pamitnya.

Namun saat sudah melangkah sekali, Keira tiba-tiba memutar kembali badannya dan langsung menahan tangan Arkan yang hendak berbalik pergi ke kelasnya. Keira mendekatkan wajahnya ke arah lelaki itu dan...

Cup

Bibir Keira mendarat di pipi Arkan. Tentu saja itu langsung membuat seluruh gadis yang berada di koridor membulatkan matanya dan menjerit histeris.

'Arkan gue...'

'Gatel banget tu cewek, baru kenal Arkan main langsung comot calon jodoh gue!'

Dan masih banyak lagi komentar-komentar pedas yang mengatai Keira. Gadis itu hanya menaikan sebelah sudut bibirnya dan melambaikan tangannya pada Arkan yang langsung ditatap tajam oleh siswi-siswi itu. Keira mengedikkan bahu dan memasang muka acuh tak acuhnya.

'Rasain.' gumamnya dalam hati.

Setelah itu, Keira mulai melanjutkan langkahnya menuju kelas yang Arkan sebutkan tadi.

KEIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang