Benda bulat berdetak di dinding kamar bernuansa monokrom itu terus melewati setiap angka. Di sana jarum panjangnya menunjukkan pukul 6. Gadis cantik dengan rambut sebahu itu masih sibuk mengatur napas setelah tadi melakukan sedikit olahraga ringan di teras balkon kamarnya.
Tidak perduli bahwa setengah jam lagi dia sudah harus berangkat ke sekolah, gadis itu justru merebahkan tubuhnya di teras dingin balkon tersebut. Menatap cerahnya langit pagi.
Waktu terus berjalan dari detik ke detik, menit ke menit. Gadis itu tidak juga bergeming dari tempatnya, malahan mulai menutup matanya menikmati semilir angin yang menerpa tubuhnya. Gadis cantik itu tau, di luar kamarnya sudah terpenuhi oleh suara khas seorang yang tengah menahan emosi. Di depan pintu berwarna abu-abu itu, seorang lelaki berulang kali meneriaki sang pemilik kamar.
"Woi kak, bangun cepetan!" teriaknya lagi sembari terus mengetuk pintu.
"WOI!"
"ASTAGFIRULLAH!"
"BANGUN!"
TOK... TOK...
Ketukan pintu terdengar lebih keras lagi. Akhirnya gadis itu mengalah walaupun berjalan dengan lidah yang berdecak malas.
"Ga bisa sabar apa, hah?" gadis cantik itu berucap ketika sudah tiba di depan lelaki itu.
"Mata lo sabar! Lo mau terlambat di hari pertama, hah?! Lagian lo ngapain aja sih, masa baru bangun udah bau keringet!"
"Menurut lo, ngapain?" gadis itu berlalu dan menutup pintu kamarnya kembali dengan keras. Membuat lelaki di depan sana mengelus dadanya, terkejut.
Keirania Guinevere Alexa. Anak perempuan dari pasangan Galangga Aristo dan Guinevere Rina. Memiliki adik laki-laki yang hanya terpaut satu tahun dengannya. Lelaki itu, Arkan Aristo atau yang biasa di panggilnya dengan sebutan KanKan. Saat ini Arkan duduk dibangku kelas X dan Keira sendiri duduk dibangku kelas XI.
Ini hari pertama bagi gadis itu menghirup udara pagi Indonesia lagi setelah beberapa lama. Ya, dia baru kembali dari Aussie setelah hampir dua tahun melarikan diri dari kenyataan hidup. Kenyataan bahwa dia memang di takdirkan untuk kehilangan mereka. Dan mereka di takdirkan untuk meninggalkannya.
"Keira!" teriakan sang mama menyadarkan gadis itu dari lamunannya.
"Iya Ma, bentar!" gadis itu langsung berlari ke kamar mandinya dan mandi dengan tergesa-gesa.
Setelah menyelesaikan ritual mandi kambingnya, Keira segera memakai atribut sekolah barunya. Kemudian mengikat tengah rambut cokelatnya dan terakhir memakai kaos kakinya. Saat dirasa sudah cukup, gadis itu langsung turun ke bawah sambil berlari. Namun naas, saat menuruni tangga terakhir gadis itu terpeleset dan...
BRUK
1 detik
2 detik
3 det---
"God! SAKIT!" Keira berteriak tepat setelah dia terjatuh dengan keadaan tengkurap di lantai.
"HAHAHAHA. Sukurin lo!" tawa Arkan pecah dari arah meja makan saat melihat kakaknya terjatuh dengan keadaan seperti cicak merayap. Gadis itu memegang lututnya dan sesekali merintih kesakitan.
'Adek ga punya otak!' gumam Keira dalam hati.
Gadis itu berdiri pelan dan berjalan ke arah meja makan, Keira menatap adiknya dengan pandangan sinis lalu menarik kursi disebelah lelaki itu.
Saat sudah duduk, Keira masih melihat Arkan tertawa tanpa suara. Tidak ada sedikitpun rasa
kekhawatiran adiknya itu terhadap dirinya. Ditambah mamanya yang masih sibuk membantu Bi Yanti menyiapkan sarapan membuat benar-benar tidak ada yang mengasihaninya. Alhasil, gadis itu pun hanya memasang wajah cemberut."Kak! Jangan gitu dong muka lo! Mirip bebek tau!" ucap Arkan mengakhiri tawanya.
"Bodo!" gadis itu membalas masih dengan wajah cemberut.
"Yaudah-yaudah, nantik pulang sekolah gue beliin 1 dus susu coklat!"
"Bercanda?" tanya Keira dengan menaikan satu alisnya tapi diiringi dengan mata yang berbinar.
"Ngga, dong! Tapi ada syaratny--"
Cup
Bibir gadis itu mendarat tepat di pipi kiri Arkan. Hal itu selalu menjadi kebiasaan mereka dari kecil saat ingin memberikan ataupun meminta sesuatu.
"Makasih KanKan." Keira tersenyum tipis.
"Okay!"
"Papa belum pulang, Ma?" gadis itu bertanya pada sang Mama yang baru saja duduk di meja makan bergabung dengannya dan Arkan.
"Belum sayang, rencananya Papa mau pulang bulan depan. Soalnya masih harus ngurusin perusahaan yang di Bali." jelas Rina, Mama mereka. Gadis itu hanya menganggukan kepalanya pelan.
Setelah makan, Keira segera memakai sepatu sekolah dan menghampiri Arkan yang sedang pamit sambil mencium punggung tangan sang Mama.
"Samaan!"
"Lah kenapa?" tanya lelaki itu.
"Gue gatau sekolahnya." gadis itu hanya menjelaskan secara singkat.
"Yaudah oke, tap---"
Cup
Keira memotong perkataan Arkan lagi dengan bibir tipisnya yang langsung mendarat di pipi kanan lelaki itu. Dapat dilihat senyum Arkan melebar seketika.
"Siap, Tuan Putri!" ucap Arkan sambil memberi hormat kepada kakaknya. Sang Mama yang melihat itu hanya bisa menggelenggkan kepala.
"Ma, Keira berangkat ya!" gadis itu berpamitan sambil mencium pipi kiri Mama.
Rina mengangguk. "Lupain semua yang udah berlalu, Kei dan jangan lupa lihat ke depan. Banyak hal baru yang menanti kamu. Mama yakin kamu bisa. Allah itu adil kok. Have fun baby!" ucapnya sembari melambaikan tangan dan tersenyum. Keira hanya mampu tersenyum getir membalas senyuman tulus Mamanya.
-XxX-
"Diem aja kak." Arkan berusaha mencairkan suasana di dalam mobil yang tiba-tiba terasa canggung.
"Hmm."
Arkan berdecak. "Balik jadi kulkas lagi,"
"Udah dong kak! Kejadian itu udah lama tau. Lupain semuanya, mulai dari awal lagi ya!" Arkan tersenyum sambil menggenggam tangan Keira erat seperti memberikan kekuatan di dalam genggamannya. Gadis itu hanya tersenyum tipis membalas senyum adiknya, kemudian menatap keluar jendela.
'Coba kasih tau gue, gimana caranya bisa ngelupain itu semua? Ga mungkin Dek, gue bisa lupain semuanya. Ga mungkin semudah dan secepat itu gue ngelupain masa-masa indah yang gue jalin selama 6 tahun lamanya.'
Keira hanya membatin dalam hati. Tanpa sepengetahuan lelaki disampingnya dia menangis. Iya, dia menangis lagi, lagi, dan lagi hanya untuk orang yang sama.
-XxX-
Hello guys! Jadi ini adalah cerita pertama yang Ce buat, mohon dimaafkan jika masih banyak kesalahannya dan karna ini baru part 1 jadinya belum terlalu panjang ya, hehe
SELAMAT MENUNGGU NEXT PART!
DUKUNG CEEN DENGAN VOTMENT KALIAN YA!
HAPPY READING!
KAMU SEDANG MEMBACA
KEIDAN
Teen FictionKeirania Guinevere Alexa, dijuluki sebagai gadis batu oleh hampir semua orang karena sifatnya yang dingin, minim ekspresi dan juga minim kalimat. Keira tidak pernah ingin tahu ataupun berniat kenal dengan lelaki pendiri Geng Dynamite yang bernama D...