Dua Belas

262 231 127
                                    

Keira segera berlari keluar toilet saat beberapa siswi di sana bercerita bahwa sang 'Ratu Bully' sedang berada dikelasnya.

Mereka semalam tidak datang. Jadi, Keira pikir Riska hanya menakut-nakuti saja. Namun ternyata perkiraannya salah.

Jika Daniel adalah lelaki yang ditakuti siswa-siswi disini, maka Anggi adalah versi perempuannya. Jika Daniel terlalu sering keluar masuk BK karena berkelahi, maka Anggi sering keluar masuk BK karena kasus pembulian.

Anggini Priscilia. Satu-satunya perempuan yang bergabung dengan Dynamite. Memiliki paras yang cantik bak model luar negeri menjadikan dia amat-sangat sombong. Ditambah memiliki banyak teman lelaki menjadikan dia sangat ditakuti siswi-siswi di sini.

Keira telah sampai didepan kelasnya. Sudah begitu banyak siswa-siswi yang berkumpul disini. Ada yang menyoraki, ada yang merekam dan ada yang hanya menonton saja.

Keira masuk menerobos siswa-siswi di depan dengan susah payah.

"Lo merasa hebat karna dekat sama Kendra, hah?!"

"Bukan gitu, Nggi."

"Dia berani bentak gue, Nggi. Pakai nyuruh-nyuruh gue ngaca lagi, sok-sokan jadi pahlawan!"

"Ngga, gue ga ada bentak dia. Percaya sama gue, Nggi. Lo kalo ngomong dijaga ya, gausah nambah-nambah, Ris!

"Liatkan, Nggi. Dia masih aja nyalah-nyalahin gue!"

"Mulut lo tuh yang dijaga! Gak pernah di ajarin tata krama lo?"

"Oiya lupa gue, nyokap lo kan ga pernah ngedidik lo. Dia kan sibuk sama selingkuhannya!"

"ANGGI, STOP! JANGAN BAWA-BAWA IBU GUE!"

Sedari tadi Keira hanya memperhatikan perdebatan mereka dari jauh, tidak ada niatan mendekati keduanya. Tapi, saat mendengar ucapan yang di ucapkan Anggi barusan, membuat gadis itu ikutan geram.

Keira maju melangkah cepat saat melihat Anggi mulai menggerakkan tangannya dan menahan tangan gadis itu.

"Jangan fisik!" baru saja ingin menghempaskan tangan Anggi, dengan cepat gadis itu malah menampar pipi Keira dengan keras. Kuku panjangnya berhasil membuat goresan dikulit pipi Keira.

"Jangan ikut campur, anjing!" bentakan dan tamparan yang dilontarkan gadis tersebut tidak sedikitpun membuat Keira takut. Keira malah takut jika gadis ini mengenali siapa dirinya.

"Lo kan, yang dibelain anak jalang ini?" Anggi tertawa sinis dan mengadahkan tangannya ke belakang. Riska datang dengan memberikan sebotol air kearahnya.

"Jangan sebut ibu gue kayak git--," ucapan Aqila terhenti saat merasakan kepala dan bajunya basah.

Tidak berhenti sampai disitu, air yang masih bersisa seperempat di tuangkan Anggi ke buku tulis milik Aqila yang terbuka. Buku itu adalah buku tugasnya yang harus di kumpulkan nanti. Bagaimana sekarang? Tidak mungkinkan buku itu akan kering dalam waktu 10 menit? Jika kering pun, tulisan yang ada disana tidaklah jelas lagi.

Tanpa aba-aba, Keira mengambil botol minum milik siswi yang duduk disampingnya dan menyiram tepat di wajah Anggi. Hal itu tentu semakin membuat Anggi marah.

"Cewek sialan! Lo gatau siapa gue, hah?!!" suara gadis itu meninggi.

Keira tidak menjawab dan memilih mengambil jaketnya untuk diberikan kepada Aqila, namun pergerakannya terhenti saat dia merasakan rambutnya ditarik.

"Lo tau, lo berurusan sama siapa sekarang?!" tarikan Anggi semakin keras, namun Keira tidak mengeluarkan rintihan ataupun sepatah kata.

Anggi semakin menariknya kuat sebelum suara bariton seseorang mengintrupsi.

KEIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang