4 hari kemudian...
"APA-APAAN KALIAN INI?!"
"DANIEL! IKUT SAYA KE RUANG BK SEKARANG!"
Lelaki itu menarik sebelah bibirnya ke atas. "Saya doang nih?"
"Obati dulu wajah kamu ke UKS, Rizal! Setelah itu temui saya di ruang BK!"
Daniel berdiri dari perut lelaki bernama Rizal itu kemudian membersihkan debu-debu yang menempel di bajunya. Dia mengikuti langkah kaki Bu Diah dari belakang meninggalkan area koridor yang mulai ramai orang-orang kepo.
Daniel mengacak rambutnya ke kanan-kiri, membenarkan letak dasi yang berada di dahinya, di sambung dengan membenarkan letak tas yang tersampir di bahu kanannya. Kemudian berjalan lagi dengan kedua tangan yang berada di saku celana. Benar-benar memancarkan dengan sangat jelas pesonanya hari ini.
"Masuk!" lelaki itu melangkah santai memasuki ruang BK yang telah di huni Bu Elma.
"Ada apa ya, Bu Diah?" tanya Bu Elma bingung.
"Anak ini nih! Sudah absen tiga hari, datang terlambat, pakaian tidak mengikuti aturan, lalu menghajar siswa lain!" Bu Diah menunjuk-nunjuk Daniel dengan jari telunjuknya.
"Berkelahi, Daniel?"
"Bukan! Hanya dia saja yang bermain tangan," guru piket itu mendahului Daniel menjawab. "Sok hebat!"
Sedangkan si tersangka hanya mengangguk-anggukan kepalanya, tidak memperdulikan semua kata yang terlontar dari mulut Bu Diah. Daniel lebih memilih duduk dan memainkan game di ponselnya.
"Lihat itu, Bu Elma! Kurang ajar sekali anak ini memang!"
"Daniel. Coba jelaskan ini ada apa sebenarnya?" tanya Bu Elma penasaran.
"Ntar aja bu, tunggu tu orang datang!"
"Orang siapa, nak?" Daniel tidak menjawab, sampai akhirnya pintu ruang BK di ketuk dari luar.
"Masuk saja!" perintah Bu Elma bersamaan dengan masuknya seorang siswa dalam keadaan sedikit berantakan.
"Rizal yang berkelahi dengan Daniel?"
Lelaki itu mengangguk dengan ragu atas pertanyaan sang guru.
"Kenapa kalian berkelahi?"
"Saya tidak tahu bu! Tiba-tiba Daniel datang dan langsung memukul saya." jelas Rizal.
Daniel memeletkan lidahnya, mengejek ucapan lelaki itu masih dengan mata yang terfokus pada ponselnya.
Bu Diah menatap Daniel sinis. "Kamu ini benar-benar pembuat masalah!"
"Saya akui saya memang pembuat masalah, tapi untuk hal menghargai perempuan saya masih bisa ya!"
"Maksud kamu?" kedua guru tersebut bertanya bersamaan.
Daniel memasang satu-persatu kancing seragam yang tadi hanya menyisakan kaos dalamnya. Lelaki itu menatap Rizal yang berdiri kaku di samping Bu Diah dengan sorot meremehkan, kemudian meletakkan benda pipihnya ke meja milik Bu Elma.
Sebelum Daniel sempat menyalakan ponselnya, Pak Karim masuk menatap bingung semua orang yang ada di sana. "Loh, Rizal. Ngapain di sini?"
"Wah, kebetulan banget ada bapaknya. Sini Pak, kita lihat seberapa bejatnya kelakuan anak bapak sekaligus salah satu anggota organisasi kesayangan kalian ini!" Daniel menyalakan ponselnya yang menampilkan sebuah rekaman vidio.
Rekaman di mulai. Di vidio itu terlihat sangat jelas bagaimana Rizal memaksa memeluk bahkan ingin mencium bibir seorang siswi yang sepertinya adik kelas. Meskipun siswi itu sudah memberontak dan berulang kali mendorong tubuhnya, Rizal tetap menjebak siswi itu di bawah kungkungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEIDAN
Teen FictionKeirania Guinevere Alexa, dijuluki sebagai gadis batu oleh hampir semua orang karena sifatnya yang dingin, minim ekspresi dan juga minim kalimat. Keira tidak pernah ingin tahu ataupun berniat kenal dengan lelaki pendiri Geng Dynamite yang bernama D...