Aqila sudah tiba di kelas dan duduk dibangkunya mendengarkan Kina yang terus mengomel. Namun pikirannya tidak disini, pikirannya malah tertuju ke Keira. Mengapa gadis itu tidak kunjung masuk?
"Lo denger gue ga sih, Qil?!" Kina berdecak karna sahabatnya ini tidak merespon sama sekali.
"Gausah deket-deket dia lagi! Dia itu biang masalah, apasih yang lo harapin dari cewek batu kayak dia?" pertanyaan yang dilontarkan gadis itu mampu membuat Aqila tersadar.
"Keira ga seburuk yang orang-orang pikirin, Kin. Lo harus dekat sama dia!"
"Apanya yang gak buruk? Dia yang bikin lo dibuli anak-anak. Dia yang bikin lo dikeluarin dari kelas. Sumbernya dari dia. Lo harusnya sadar!" bentakan Kina mengundang banyak pasang mata menatap mereka.
"Kok lo tega ngomong gitu? Lo gatau apa-apa, Kin."
"Kalo dia emang ga punya perasaan kayak yang orang-orang itu bilang, dia gak mungkin mau ngelakuin semua ini!" sambung Aqila geram.
"Kenapa lo jadi belain dia?! Yang sahabat lo itu gue, bukan dia!"
Aqila tidak menggubris ucapan Kina, dia mengambil ponselnya dan menghubungi nomor seseorang disana.
"Halo, Dan."
"Hm"
"Lo masih di hukum keluar?"
"Ho'oh"
"Bisa tolong liatin Keira? Dia belum masuk dari tadi."
Lelaki itu tidak menjawab, namun panggilannya sudah di putus. Aqila yakin Daniel sudah langsung pergi mencari Keira.
"Terserah lo deh!" Kina langsung meninggalkan Aqila yang masih menatap ponselnya.
-XxX-
Daniel segera berlari kearah toilet yang Keira tuju tadi. Pikirannya kalut, ini sudah setengah jam. Namun, mengapa gadis itu tidak kunjung masuk ke kelasnya?
Dari tempatnya berdiri sekarang, Daniel melihat Kenta berlari dari arah berlawanan bersama seorang gadis yang berada di gendongannya. Daniel mengepalkan tanggannya saat tau siapa gadis itu.
"Lo apain dia anjing?!" suaranya memenuhi koridor yang sepi.
"Lo ga liat Keira kenapa? Jangan sekarang!" Kenta ingin segera pergi, namun tangan Daniel menahan bahunya.
"Biar gue!"
"Lo bisa ga sih, sekali aja gausah egois? Gue mau cepat!"
"Kalo gue bilang biar gue, biar gue aja bangsat!" entah apa yang membuat Daniel begitu sangat marah kini.
Tanpa babibu lagi, Daniel segera merebut Keira dari gendongan Kenta dan meninggalkan lelaki itu. Dia berjalan dengan cepat.
Daniel membuka pintu UKS dengan kakinya, suara dentuman pintu yang keras membuat petugas PMR yang bertugas terlonjak kaget.
"Keluar!"
"I-iya, Niel!" dua petugas PMR itu langsung berlari meninggalkan UKS dengan wajah ketakutan. Sungguh jika sudah marah, Daniel terlihat seperti sosok yang berbeda.
"Kenapa tiba-tiba gini? Tadi lo baik-baik aja, Kei." Daniel merapikan rambut Keira yang berantakan. Dia mengusap wajahnya gusar dan menelepon seseorang.
"Ke UKS bentar!" tanpa menunggu jawaban dari seberang dia memutus panggilannya.
Beberapa menit terlewati, seorang lelaki memasuki UKS dan menghampiri Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEIDAN
Teen FictionKeirania Guinevere Alexa, dijuluki sebagai gadis batu oleh hampir semua orang karena sifatnya yang dingin, minim ekspresi dan juga minim kalimat. Keira tidak pernah ingin tahu ataupun berniat kenal dengan lelaki pendiri Geng Dynamite yang bernama D...