Lima Belas

247 212 219
                                    

'PRANG'

Botol vodka yang beradu dengan dinginnya lantai marmer menjadi satu-satunya suara di keheningan ruangan bernuansa abu-abu tersebut.

"Bisa-bisanya lo berdua kalah sama cewek, hah?!"

"B-b-bukan gitu, bang. Dia ga kayak cewek biasanya."

"Mau apapun alasan lo, cewek tetap aja cewek tolol!"

"Kelakuan lo buat gue malu tau ga, bangsat!" satu tinjuan mendarat di masing-masing pipi kedua lelaki berseragam.

"Gue gamau tau, besok lo harus dapatin rencana anak Dynamite atau bawa tu cewek ke sini,"

"Gue yakin. Dia pasti ada hubungannya dengan geng sampah itu!" dialah Glen, ketua geng Louder. Geng milik SMA Pandana yang selalu memulai peperangan. Tidak suka ada yang mengganggu wilayahnya, namun terlampau suka menganggu wilayah orang lain.

"Gimana caranya, bang?" tanya Azka, lelaki berseragam yang memakai kalung rantai di lehernya.

"Lo yang ga becus, harus gue yang cari cara?!"

"Ng--ngga kok, bang."

"Rano, besok awasi mereka!" Glen memberi perintah kepada seorang lelaki yang sedari tadi hanya terfokus pada ponsel di tangannya. Tidak terlalu menggubris perintah ketuanya, lelaki bernama Rano itu hanya berdehem singkat dan memilih tetap memainkan ponselnya.

Ranova, di juliki sebagai tameng Geng Louder lantaran kemampuannya dalam hal berkelahi tidak perlu di ragukan. Bersembunyi di balik topeng 'anak teladan' menjadikan dia tidak terlalu terkenal di sekolahnya. Tugas utama lelaki itu hanya mengawasi para anggota yang akan melakukan penyerangan. Dia hanya akan melakukan aksi nya disaat darurat saja, karena Ranova tipe lelaki yang tidak terlalu suka keributan.

-XxX-

"Kei, lo harus dengerin gue,"

"Dua bocah yang lo lawan semalam itu anak Louder!"

Keira menaikan sebelah alisnya, tidak paham akan maksud dari lelaki di hadapannya ini. Tadi saat Keira pergi ke toilet lelaki itu datang ke kelasnya seperti orang kerasukan, berteriak memanggil-manggil namanya serta membentak penghuni kelas yang mengatakan tidak tahu dimana Keira berada. Lalu sekarang, dia malah berbicara hal yang tidak di mengerti.

"Pokoknya kalau mereka datang lagi, lo langsung hubungin gue!" Daniel membuka ponselnya dan menghubungi nomor seseorang, bersamaan dengan hal itu ponsel Keira bergetar.

"Itu nomor gue, lo save ya." lelaki itu menatap penuh harap.

"Kenapa?"

"Karna mereka bahaya, Kei."

"Bukan." gadis itu menggeleng pelan.

"Terus?"

"Harus lo?"

"Iya harus. Pokoknya kalau mereka datang lo langsung hubungin gue! Jangan ngelawan lagi!" ujar Daniel.

Daniel sangat berharap Keira mendengarnya untuk kali ini. Tapi Keira justru tidak terlalu menggubris ucapan lelaki itu. Toh, mereka tidak ada urusan sampai harus bertemu lagi kan?

"Niel!"

Pemilik nama menoleh ke arah pintu kelas. "Kenapa, bang?"

"Di panggil Bu Diah sama Bu Elma ke ruang BK, noh!"

"Ngapain? Ganggu aja!" lelaki itu menggerutu.

"Mana gue tau! Dah ye, gue cabut." sosok lelaki yang merupakan kakak kelas tersebut hilang dari pandangan di gantikan dengan Fandi dan Kendra yang memasuki kelas.

KEIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang