Empat

278 200 48
                                    

Percayalah ini bukan sebuah kebetulan, kita bahkan sudah ditakdirkan bertemu sebelum
awal penciptaan.

--Daniel Zikri Askara

-XxX-

"Bisakah kalian diam sebentar?!" guru yang mengajar siang itu mulai kesal karena sedari tadi tidak ada yang mendengarkannya. Dia jadi merasa berbicara sendiri.

"Bisaaa!" para penghuni kelas menjawab serentak seperti anak TK, kecuali Keira tentunya.

"Oke! Baiklah anak-anak, karena para guru akan mengadakan rapat bersama orang tua murid kelas 12. Jadi, pelajaran hari ini cukup sampai disini. Jangan lupa mengerjakan tugas kalian, hari sabtu semua wajib mengumpulkan ya!"

Setelah sang guru menyampaikan itu, semua murid kembali ribut. Ada yang berteriak kegirangan, melempar-lempar kertas dan bahkan ada yang langsung berlari keluar kelas.

"Yes! Jadi pergi!" senyuman bahagia tercetak jelas di wajah Aqila yang menghadap ke arah Keira karena gadis itu sedang memasukkan buku nya ke dalam tas.

"Loh, pergi sama siapa lo? Kapan? Kemana Qil?" tanya Kina seperti seorang polisi yang menginterogasi tersangka.

"Ck! Sama Kendra. Pulang ini. Nonton bioskop, Kina!"  Aqila menjawab beruntun sambil memutar bola matanya malas.

Keira terkekeh kecil, bahkan sangat kecil. Tapi, hal itu tentu saja membuat semua orang yang berada di sana menoleh ke asal suara. Betapa terkejutnya mereka. Gadis batu yang selama ini hanya berbicara jikalau di tanya saja dan menjawabnya pun dengan sesingkat mungkin sekarang ini tertawa dengan manis walaupun dengan suara yang sangat-sangat kecil.

"Ke-kenapa Kei, ada yang salah?" tanya Aqila gugup, karena biasanya Keira tidak pernah niat hanya untuk sekedar berbicara padanya. Tapi sekarang, gadis itu terkekeh loh, walaupun suaranya sangat kecil.

"Ga, lucu aja." gadis itu kembali berkata dingin.

"Ooh, hehehe." Kina menyengir kikuk.

"Lo, mau ikut gue ga?" tanya Aqila mencoba mencairkan suasana.

"Ga, makasih!"

"Hmm. Yaudah, kita deluan ya, Kei!"

Keira hanya berdehem membalas ucapan Aqila. Dia kembali memasang muka datarnya dan berjalan keluar kelas.

'Gue benar-benar kangen.' ucapnya lirih dalam hati.

📞KanKan🐶 is calling...

Keira memang sengaja membuat nama Arkan memakai emot anjing di ponselnya dan tidak akan pernah menggantinya. Karena menurut Keira, Arkan memang pantas di sebut seperti itu melihat sikapnya yang memang menyebalkan.

"Apa?" tanya Keira langsung.

"Lo dimana, kak?" tanya suara dari seberang.

"Ini udah turun."

"Cepetan, panas woi."

"Lebay, ya masuk deluan!"

"Kunci kan lo yang megang, bego!"

KEIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang