Part 21

79 8 2
                                    

Assalamualaikum semuaaaa
Gimana nih kabarnya?
Semoga sehat selalu yaaaa
Maaf banget lama up nya

Selamat membacaaa

"Awas ya vin, kalau lu sampe ganti nama kontak gue, gue ga bakalan mau kerja sama bareng lo" ucapku saat kevin dengan terang-terangan menolak nama kontakku di hp nya.

"Kagak pantes maemunah, udah nama lo aja lah" ucapnya

"Ishh kaga mau gue, pokoknya nama kontaknya harus itu titik" ucapku bersikeras

"Iya iya dah, terserah masalah nama aja ribet banget" ucapnya mengalah, aku tersenyum dan bertepuk tangan, kevin hanya geleng-geleng kepala.

Drrttt... Drttt

Handphoneku tiba-tiba bergetar, nama bang ben muncul di layar hp ku, cepat-cepat ku gulirkan tombol untuk menerima telfon.

"Iya bang, kenapa?" ucapku sepelan mungkin

"Udah jam berapa ini?" ucap bang ben di sebrang sana, aku melirik jam tangan di tangan kiri ku, sudah pukul 3 sore "cepet pulang atau harus abang yang jemput" sambungnya

"Iya bang, karin pulang sekarang"ucapku, telfon pun terputus.

Aku melirik kevin dan memberi kode dengan melirik jam dinding yang ada di dinding perpustakaan.

"Apa sih lu? Ngomong apa?" ucap kevin bingung

"Ishhh percuma ganteng kalo di kasih kode kagak tau vin" ucapku sambil membereskan buku yang akan aku pinjam.

"Mau kemana lu? Ko beres-beres buku?" ucap kevin masih tak mengerti

"Isshh pulang lah, udah sore ini" ucapku kesal

"Ohh pulang, ayo ayo kita pulang" ucapnya sambil tersenyum, aku mendengus kesal.

Baru selangkah dari kursi yang ku duduki, seorang pria tampan yang masih mengenakan seragam sekolah masuk ke dalam perpustakaan dan berjalan melewatiku begitu saja.

"Rinnn, arkhan rin" ucap kevin antusias, aku hanya memperhatikannya "sekarang lu kesana samperin dia, terus lu coba ajak ngobrol atau kenalan" sambungnya.

"Ishh gamau gue malu vin" ucapku menolak mentah-mentah permintaan kevin

"Lu gimana sih, kan mau pdkt an sama dia masa malu" ucapnya kesal, lalu mendorong tubuhku agar aku berjalan ke arah arkhan "cepet lo sana, tenang aja gue bakal liatin lo dari sini" sambungnya, aku berjalan pelan malah seperti mengendap-endap, kevin menarikku.

"Lu mau deketin cowo atau mau ngejambret cowo sih?" ucapnya pelan, aku menggelengkan kepalaku "apa? Malah geleng-geleng kepala, gini rin lu jalan biasa aja samperin dia terus ajak ngobrol basa-basi" ucapnya serius, aku menganggukan kepalaku, lalu berjalan ke arah arkhan.

Sesampainya di dekat arkhan, aku sengaja pura-pura mencari buku, gila sih ini lebih menegangkan dari pada aku setiap kali naik timbangan. Sesekali aku melirik arkhan dan tersenyum semanis mungkin padanya. Tak lupa melirik kevin untuk tau perintah apa selanjutnya yang harus aku lakukan.

"Coba lu ajak ngobrol" ucap kevin tanpa bersuara tapi mulutnya sangat jelas mengucapkan kata itu, aku mendekati arkhan.

"Ehh hai" ucapku memulai obrolan dengannya, yang di sapa hanya menganggukan kepalanya "gila ganteng banget" ucapku dalam hati

"Ehh kita satu sekolahan ya, satu kelas juga kayanya" ucapku masih gugup

"Oh iyakah?" ucapnya seperti mengingat sesuatu

"Nama kamu arkhan kan?" tanyaku

"Iya, dan lu karin" ucapnya dingin

"Wawww ko tau nama aku" tanyaku antusias

"Itu kan ada name tag lu di sana" jawabnya, aku langsung menutup name tag ku, merasa malu karena jawaban dia. Ku lihat kevin memijat-mijat kepalanya, sepertinya ini awal yang buruk untuk rencana kita berdua

"Ohh iya lagi cari buku ya? "Tanyaku mencoba mencairkan suasana

"Kalo cari baju itu di mall, di perpustakaan ya pasti cari buku " ucapnya sangat dingin "dan lu kenapa bawa buku tentang kehamilan?" sambungnya masih fokus mencari buku-buku di rak, aku melotot dan melihat buku yang aku pegang.

"Astagfirullah buku tips bahagia saat kehamilan pertama, kenapa ga di liat-liat dulu sih karin" rutukku dalam hati, keadaan makin canggung, aku mencoba melirik ke arah kevin, mengode dia agar ini udahan aja.

Kevin berjalan ke arahku dan menarik lenganku, menyeretku untuk keluar dari perpustakaan. Aku mengikutinya dari belakang dan langsung berjalan ke arah parkiran untuk menaiki motor miliknya.

"Lu gimana sih rin" ucapnya sedikit berteriak, agar suaranya terdengar jelas, maklum jalanan bandung sore hari sering padat.

"Apa? Kan gue belom siap vin, lu sih nyuruh gue tanpa rencana apapun dulu" aku bersikeras menyalahkan kevin

"Ya lu harus siap" ucapnya, aku mendengus kesal "lu lagi malah bawa buku tentang kehamilan" ucapnya sambil tertawa, aku makin cemberut.

"Mulai besok kita jalanin rencana kita, oke?" tanya kevin

"Okee" ucapku bersemangat

"Nanti kita bahas aja lewat chat, biar gampang" ucap kevin sambil menengok ke arah spion.

Motor makin melaju membelah jalanan kota bandung, ini kali pertama aku naik motor sore hari bersama seorang lelaki yang aku anggap sebagai teman, aku sangat senang.


***

Wahh apanihh rencana kevin dan karin selanjutnya

Yeyyy akhirnya part 21 selesaiii tunggu part selanjutnya yaa

Terimakasih sudah setia menunggu dan baca cerita karinnn

Kritik saran aku tungguu❤
jangan lupa vote dan komen yaa
follow juga : hilmaarifah15
  Mari berteman
Fb : hilma arifah
Ig : hilmaarifah15

Big luuvvv❤

#salamsatutimbangan🤘

Gendut? So what?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang