Part 5

112 12 0
                                    

Assalamualaikum semuanya
Gimana nih libur semester nyah? Seru gak?
Maaf nih lama
Selamat membaca

Ku tutup diary bersampul unicorn tersebut, lagi,  aku menarik nafas panjang. Sepertinya rasa kantuk belum juga datang. Ku buka jendela yang berada di samping meja belajarku, aku membalikan tubuhku menghadap jendela. Angin malam mengusap lembut wajahku membuat rasa tenang menjalar di seluruh tubuh. Aku menerawang jauh, teringat kembali kejadian di sekolah tadi. Ahhh rupanya sakit itu tetap membekas meski aku telah mengikhlaskannya.
Aku menutup mataku mencoba mengosongkan pikiranku, membiarkan angin malam menyentuh lembut tiap inci wajahku, aku menarik nafas berkali-kali. Cukup lama aku melakukan hal ini, tiba-tiba ingatan tentang masa lalu ku yang menyesakan datang tanpa di undang, dia tiba-tiba datang saat aku benar-benar sedang berkonsentrasi penuh untuk menghilangkan ingatan yang menyedihkan, gagal sudah aku melakukannya.
Aku teringat ketika pertama kali masuk smp, orang-orang memandang rendah padaku, senior terus-terusan menjadikanku bahan candaan. Tak ada yang menemaniku, tak ada yang berbicara padaku, tak ada yang tersenyum padaku. Aku merasakan kejadian beberapa tahun lalu, terjadi lagi saat aku masuk sma.
Saat itu.
(Flashback on)
***
Jakarta, 17 juli 2012
Aku berdiri di depan cermin, tak percaya dengan apa yang kulihat. Berkali-kali ku tepuk wajahku.
"Masa iya obat pelangsing bisa bekerja dalam satu hari? " ucapku pada diriku sendiri. "Tapi sekarang aku benar-benar langsing" ucapku lagi dengam sangat yakin.
Aku langsung turun dari kamar dan memanggil semua keluargaku, tapi tak ada satupun yang menoleh ke arahku meeka sibuk dalam kerjaannya masing-masing. "Ahhh sudahlah itu tidak penting" Ucapku.
Aku berlari keluar tanpa melihat sekeliling, dan bruggg aku menabrak orang. Dia seorang laki-laki tapi tidak terlalu jelas saa aku melihatnya, terhalang silaunya mentari pagi. Samar-samar ku lihat tangan pria itu di ulurkan, hendak membantuku berdiri, tanpa pikir panjang aku mencoba meraih tangannya. Tapi saat tanganku hampir menyentuh tangannya kenapa dia berubah menjadi papah, ku tarik kembali tanganku, ku kucek mataku memastikan orang itu. Dannn
"Hey karin, karin, bangun"
Tubuhku bergoyang karna guncangan orang itu, aku terbangun dan terkejut melihat papah ada di depanku
"Orang-orang sibuk beresin barang-barang, kamu malah tidur" ucap papah, berlalu keluar dari kamar
Aku langsung bangun dan berlari ke arah kaca.
Aku merasa dunia membohongiku, tubuhku lemas dan tak bersemangat.
Tubuhku tetap gendut tak ada perubahan sedikitpun.
Itu semua hanya mimpi, benar-benar mimpi.
Akhirnya aku turun ke bawah dan melihat orang-orang sibuk kesana-kemari. Ya ini adalah ke 3 kalinya kami sekeluarga pindah rumah, papahku adalah seorang TNI, dia selalu pindah-pindah tempat tugas, setelah sebelumnya kita ada di karawang. Dulu aku berpikir kalau papah adalah orang kaya yang punya rumah dimana-mana dia dan bekerja sebagai penjelajah waktu, makannya kita pindah-pindah terus. Dan sekarang aku tau apa pekerjaan papah yang sesungguhnya.
Itulah sebabnya, karna aku sering pindah-pindah, aku tidak pernah punya teman yang tetap. Aku harus bisa bersosialisasi dengan orang baru, padahal itu adalah hal yang aku jauhi. Dengan keadaan ku yang seperti ini, mana ada yang mau berteman denganku, dari aku kecil sampai sekarang temanku bisa kuhitung dengan jari, itu pun mereka yang hanya memanfaatkan ku ketika ada tugas, pr dan kerja kelompok.
Aku duduk di kursi yang masih tertutupi kain putih, memperhatikan orang-orang yang sibuk mengangkat barang-barang, atau hanya sekedar memindah-mindahkan barang. Mamah ku sibuk berkutat di dapur, membuat makanan dan minuman untuk orang-orang yang bekerja, kakak-kakak ku sibuk membantu ayah mengurus tata letak barang-barang.
"Udah bangun? "Ucap mamah sambil menyodorkan susu panas kehadapanku
"Hehe, makasih mah" jawabku tersenyum
"Sana mandi, terus bantuin mamah masak"titahnya
Aku langsung menghabiskan susu tadi, dan bergegas ke kamar mandi.
***
Setelah seharian beres-beres rumah, akhirnya selesai juga. Sepertinya sudah hal biasa bagi keluargaku pindah-pindah rumah, tak ada rasa cape sedikitpun di wajah mereka, yang ada mereka malah terlihat bahagia. Katanya seru bisa pindah, bisa ketemu orang baru. Huftt andai pikiranku sama seperti mereka, mungkin aku juga akan bahagia.
"Karin mulai besok lusa kamu mulai sekolah" ucap papah, saar semua sedang berkumpul.
"Kalian juga" ucap mamah sambil melirik kakak-kakak ku
"Karin kamu satu sekolah sama rian, rey kamu satu sekolah sama beni"ucap papah, semua mengangguk mengiyakan.
Aku? Aku juga ikut mengangguk tanpa mengiyakan. Aku tidak tau apakah mereka di luaran sana akan menerimaku?
Apakah mereka akan menganggapku sebagai temannya? atau paling tidak mereka mau mengobrol denganku?
Mungkin kalian akan menganggapku lebay atau terlalu berelebihan dalam menanggapi sesuatu yang belum pasti. Tapi, ketahuilah aku sudah bisa menebak apa yang akan terjadi, aku sudah yakin mereka akan menganggapku seperti apa.
Selama makan malam ini, aku hanya diam tidak ikut berbicara dengan yang lain. Pikiranku terus saja berdebat dengan batinku.
***

Flashback masih berlanjut di part selanjutnya yaa

Jangan lupa vote dan komennya
Follow juga: Hilmaarifah15

#salamsatutimbangan🤘

Gendut? So what?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang