Assalamualaikum semuaaa
Maaf ya lama hehe...***
"Kok aku deg degan ya, hufft yakin gue sekolah disini? Aku takut gak punya temen" ucapku dalam hati
Sedari tadi aku sudah sampai di sekolah tapi tak kunjung keluar dari mobil papah, aku hanya merenung sambil menopang dagu, melihat orang-orang yang sedang sibuk berlalu lalang untuk masuk gerbang sekolah."Karin, sudah setengah jam loh kamu diem di mobil, ayo keluar nanti kamu telat lagi"
"Iya pah, bentar aku mau ngaca dulu" ucapku sambil mengeluarkan handphone kesayanganku sebagai kaca "ayo karin semangat, kamu harus percaya diri, kamu sebenernya cantik cuma gendut aja hehe, apapun yang orang bilang tentang kamu saat nanti kamu turun dari mobil, abaikan, jangan dengerin pura-pura bodo amat, oke" ucapku dalam hati, menyemangati diri sendiri.
"Gimana? Mau turun sekarang? " tanya papah sambil mengankat kedua alisnya
Aku menghela nafas sepanjang mungkin " iya pah aku mau turun sekarang, do'ain karin pah"ucapku sambil menggenggam tangan kekarnya, bersiap untuk salam.
"Papah selalu doain kamu sayang" wajah papah di buat seserius mungkin. Aku tersenyum.
"Udah ah pah, karin pergi dulu assalamualaikum " ucapku sambil mencium tangan papah
"Waalaikumsalam"
Baru beberapa langkah turun dari mobil tatapan orang-orang langsung tertuju padaku " berasa jadi miss indonesi yah, semua mata tertuju padamu" ucapku dalam hati.
Aku terus berjalan tanpa menghiraukan tatapan aneh di wajah orang-orang.***
Setelah upacara pembukaan masa orientasi siswa di laksanakan, orang-orang berhamburan saling sapa satu sama lain, saling berkenalan, ngobrol dan lain-lain. Berbeda dengan ku, inilah yang paling aku takuti ketika masuk sekolah baru, aku tidak bisa berbaur dengan orang lain, lebih tepatnya tidak ada orang yang mau berdekatan dengan aku.
Aku menarik nafas panjang, "kalau bukan demi orang tua aku, aku bakalan kabur sekarang juga, tuhan apa sih salahku sampai orang-orang harus mandang aku sebelah mata? ".
Iri? aku pasti iri dengan kecantikan mereka, tubuh mereka yang semampai, di puji dan di sukai banyak orang.Aku selalu heran dengan orang-orang yang selalu dengan mudah mendapat banyak teman, dan pertemanannya begitu tulus.
Setelah melaksanakan serangkaian kegiatan yang lain, yang menurut orang-orang disini menyenangkan, Selesai, akhirnya waktu istirahat untuk siswa baru pun tiba, orang-orang berhamburan mencari kantin untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi hanya diam mendengarkan pidato panjang x lebar dari kakak senior sekaligus guru-guru di sekolah ini.
Aku juga merasakan hal yang sama, cacing-cacing di perut curi semua nutrisi tapi tak perlu takut ada konvermex, "eh kok gue malah nyanyi" ucapku dalam hati sambil tertawa, sendirian. Sedih yah aku harus tertawa sendirian. Ya, cacing-cacing di perutku dari tadi sudah qosidahan, berteriak tak karuan agar aku menyumpalnya dengan sesendok bakso atau somay. Hmm jiwa laparku langsung memberontak tatkala ku sebut nama makanan tadi.Akhirnya aku melangkah menuju kantin yang penuh dengan orang-orang yang sedang mengisi perut mereka.
Mataku awas melihat satu persatu stand makanan di sini, akhirnya aku menemukan apa yang aku cari, yap, Bakso.
Ku hampiri stand tersebut.
"Bu baksonya 1 campur, pedes yah!" ucapku bersemangat
"Siap neng"
"Permisi dong mbak, kita mau beli, tukang sapu sekolah nanti aja yah belakangan" ucap perempuan dengan penampilan sangat modis, yang tiba-tiba muncul di sebelahku, di belakangnya berdiri 3 orang perempuan lagi dengan penampilan yang hampir sama, aku rasa mereka dayang-dayang nya.
"Maaf ya saya juga lagi beli, dan saya siswa baru di sini bukan tukang sapu" ucapku dengan lantang
"Ohh kirain tukang sapu... " ucapnya tertahan karena dia tertawa
"Habis penampilannya mirip banget, badan gendut, wajah kaya ibu-ibu, cocok deh pokonya"cibirnya sambil memandangku dengan rendah "ayo guys, cabut, gue gak mood buat makan gara-gara liat dia" ucapnya menyenggol bahuku dan melenggang pergi.
"Udah neng jangan di dengerin, ini baksonya. " ucap ibu penjual bakso yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan ini.
"Oh iya bu makasih" ucapku berlalu pergi dan mencari tempat untuk aku makan bakso.
Aku makan dengan tak selera, ini yang aku takutkan dari awal, aku takut jiga orang-orang disini akan terus membuli ku.
Saat suapan terakhir tiba-tiba... byurrr... Minuman dingin jatuh tepat di atas kepalaku, rasa dingin langsung merembes ke kulit kepala.
"Maaf gak sengaja, kamu sih badannya terlalu besar jadi jalanan kehalang sama badan kamu, jadi aku kesandung deh" ucapnya dengan suara keras, dan membuat seluruh isi kantin menatapku. Aku melihat sekilas ada yang bisik-bisik ada juga yang menertawakanku.
"Makanya nanti diet yah, biar badannya kurus, terus gak ngehalangin jalan. " ucapnya sambil berlalu pergi. Sontak membuat semua orang tertawa.
Yang aku rasakan saat itu? Sakit, sakit hati.
Dan kenyataan yang harus aku hadapi ini adalah permulaan, dan aku tidak tau kedepannya akan seperti apa.
Aku berlari ke arah wc untuk membersihkan rambut dan bajuku.
Aku ingin menangis tapi apa daya tak akan membuat semuanya berubah, tak akan menolongku juga. Kupandangi diriku dari cermin, dengan tatapan kosong, lalu terpejam dan berharap ini akan cepat berlalu.
Aku terus menatap wajahku, "aku tau aku buruk, aku jelek, gendut, tapi, tak seharusnya orang-orang bersikap seperti itu kepadaku"ucapku bermonolog.Dan sekarang aku tidak tau apakah aku harus sakit hati atau enggak?. Sudah terlalu banyak hal seperti itu menimpaku.
Aku tersenyum, lalu tertawa, yah menertawakan diriku sendir, dan tanpa sadar bulir-bulir bening nan hangat keluar dari mataku tanpa di komando.
Aku tertawa sambil menangis persis orang frustasi.
Aku melihat sekeliling, sepi, sunyi, sendiri.
Sekali lagu disini aku sendirian...**
Yee part 2 udah selesai
Tungguin part selanjutnya yahhhJangan lupa juga vote dan komen nya yaaa..
Typo kasih tanda
Follow juga : @hilmaarifah15
#salamsatutimbangan🤘
KAMU SEDANG MEMBACA
Gendut? So what?
General FictionCerita sederhana tentang mereka yang menghina fisik seseorang dan berlindung dibalik kata bercanda Tentang mereka yang menjadi korban dan harus ikut haha hihi agar tak di kata baperan Siapa di dunia ini yang rela hidupnya terus-terusan di tertawaka...