Part 20

86 12 2
                                    

Assalamualaikum semuaaa
Aku kembaliii
Maaf banget ya update nya lama, jarang nentu juga, semoga selalu suka ceritaku❤

selamat membaca

3 hari setelah kejadian itu jarak antara aku dan bang ari makin menjauh, dulu yang sedekat nadi sekarang sejauh matahari. Aku tak banyak bicara saat setelah kejadian itu, merasa bersalah? Iya aku merasa bersalah.

Aku mencoba membuat senyum di bibirku sebelum turun ke bawah untuk sarapan bersama. Mematut diri di depan cermin dan menepuk pundak ku pelan beberapa kali. "Semuanya akan baik-baik aja, semuanya pasti bakalan kaya semula lagi" ucapku mencoba tersenyum.

Apapun yang terjadi aku adalah tuan putri yang memiliki 3 orang pangeran bukan hanya 2, aku akan melakukan segala cara untuk mengikis jarak antara aku dan bang ari. Aku yakin, aku pasti bisa.

Aku menuruni anak tangga dengan senyum kecil yang menghiasi wajahku, lalu segera berjalan ke arah dapur yang tak jauh dari dekat tangga.

"Mah, hari ini karin mau izin pulang telat ya, bolehkan?" ucapku sambil menyodorkan piring untuk mamah isi dengan nasi goreng

"Ada acara di sekolah?" jawab mamah, aku menggeleng sambil menyendok nasi ke mulut "terus kenapa pulang telat? Nanti pulang sama siapa?" tanya mamah

Aku langsung menelan nasi goreng yang baru saja masuk ke mulutku.
"Karin ada janji sama temen mah, nanti pulang naek angkot aja, karin sudah hapal ko jalannya" ucapku

"Hah? " seru semuanya kompak, ohh iya tak ada bang ari sekarang ini, setelah kejadian 3 hari yang lalu bang ari selalu makan sendirian tak pernah mau duduk bareng di meja makan. Sudahlah mungkin bang ari ingin waktu untuk sendiri, aku membiarkannya.

Aku menerawang jauh mengingat kejadian hari kemarin saat di sekolah, kevin mengajakku untuk membuat rencana guna melancarkan aksi nya mendapatkan putri untuknya dan arkhan untukku, dia memaksa untuk membuat planing di rumahku, tapi ku tolak dengan mentah-mentah, tak mungkin aku membawa seorang laki-laki ke rumah, mau di ejek abang? Di tanya ini itu sama mamah? Atau di introgasi papah? Duhh jangan deh. Akhirnya aku memutuskan untuk mengajaknya bertemu di perpustakaan kota, dan dia menyetujuinya. 

Uhuk uhukk, suara bang rey yang tersedak makanan berhasil membuyarkan lamunanku.

"Minum bang" ucapku menyodorkan gelas berisi air putih "makannya makan tuh santai aja gausah buru-buru kaya gitu" sambungku

"Kamu beneran udah punya temen di sekolah?" ucap bang rey sambil menatapku lekat, mamah dan bang ben pun ikut-ikutan menatapku, tidak heran kalau mereka kaget seperti ini, dari dulu aku tak pernah punya teman di sekolah, soal ke-7 temanku pada saat smp tak pernah ku kenalkan pada mereka. Jadi, wajar jika mereka kaget sekarang 

"Ihh kalian kenapa sih? Iya karin punya temen, bolehkan?" ucapku santai sambil memakan sisa nasi goreng di piringku

"Ajak teman-teman kamu ke rumah, mamah mau masakin makanan paling enak" ucap mamah segera berlalu ke dapur dengan riang

"Kalo mereka mau kesini kasih tau dulu abang, biar abang beresin rumah" ucap bang ben

"Iya kasih tau abang juga, biar abang dandan yang cakep, siapa tau ada yang nyantol" ucap bang rey tak kalah senang

"Tapi temen karin laki-laki mah, bang. Lagian, karin janjiannya mau di luar bukan di rumah" ucapku

"Hah" ucap mereka kompak lagi

"Ihh hah hah mulu, emang karin kelomang" ucapku kesal lama-lama "udah ahh karin mau berangkat kasian mang budi nunggu" ucapku bergegas membereskan piring dan mencium tangan mamah dan abang-abangku.

Gendut? So what?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang