Part 3

141 14 0
                                    

Assalamualaikum semuanya
Setelah sekian lama gak ngelanjutin cerita ini, akhirnya sekarang bisa di lanjut lagi. Yeayyy

Semoga kalian suka

***

Sudah 1 jam sejak kejadian tadi, aku masih terdiam di wc sekolah, rasanya enggan untuk keluar dari sini.
Bel pertanda berakhirnya kegiatan pun sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, apapun yang terjadi aku harus keluar dari sini. Aku ingin pulang dan mencurahkan keluh kesah ku pada bantal dan guling di kamarku, ya aku ingin istirahat aku ingin tidur untuk melepaskan seluruh penat di tubuh dan pikiran ku.
Masih ada beberapa orang di sekolah ini saat aku keluar dari wc, aku tak hiraukan tatapan-tatapan aneh mereka.

Aku bergegas menuju gerbang sekolah, menyetop angkutan umum yang kebetulan lewat di depanku.
Aku duduk di kursi paling ujung angkot ini. Rasa lelah, saki dan pengap karna angkot ini penuh tak kuhiraukan, apalagi tepat di depanku ibu-ibu dengan keadaan hamil besar pasti jauh lebih pengap dari yang aku rasakan saat ini. Dan di sampingku ibu-ibu dengan gadget mahal dan tas bermerek bersama anaknya, ada pemandangan aneh di sini. Aku akan menggoda anak itu agar si ibunya fokus terhadap anaknya, kasian anak itu terlihat kecapean, bukannya memangkunya, si anak malah di suruh berdiri oleh ibunya, dengan dalih anak itu terlalu besar untuk di gendong. Aku geram bukan main, aku mulai meluncurkan aksiku.

"Whua... Whuaaa.. Whoaaa... " ucapku dengan pelan sambil melotot
kearahnya di tambah dengan bibirku di buat maju sedikit dengan ekspresi semenakutkan mungkin.

"Mahhhh... " ucap anak itu, langsung merangkul lengan ibunya, ibunya masih sibuk dengan gadgetnya
Kuluncurkan aksiku lagi, aku membuat mataku menjadi juling, dengan mulut mengkerut seperti akan manyun dengan lidah yang kujulurkan.

"Mah takut ada badut... "Ucap anak itu, si ibu langsung berbalik kearahku dan aku dengan cepat mengikuti gerakan si ibu tadi menengok ke belakang. Akhirnya si ibu memangku anak tersebut, dan dalam hitungan detik si anak terkulai dan langsung tertidur. Misiku berhasil. Aku tersenyum menang.

Bukan tanpa sebab aku melakukan hal konyol ini, saat pertama kali melihat anak itu, aku jadi teringat masa kecilku dulu, kejadian tadi mengingatkan aku dulu saat masih kecil saat aku sering di ajak mamah naik angkot, memang penampilan mamah tidak semodis ibu tadi tapi kejadian yang di alami si anak itu aku sering mengalaminya. Bagaimana tidak, dulu saat pergi ke pasar bersama mamah dan abang ku yang ke 3, kami selalu pulang naik angkutan umum, dan jika angkot penuh mamah hanya memangku abang ku, tanpa sekalipun bergantian memangkuku, saat itu mamah selalu bilang kalau aku berat, jadi kaki mamah selalu sakit tapi saat itu aku benar-benar baik-baik saja tidak merasa sakit hati dan merasa di pilih kasih, tapi jika sekarang mengingat kejadian itu, tidak tau kenapa rasa sesak selalu memenuhi dada, aku selalu bertanya dan menyalahkan takdir. Kenapa hidupku harus seperti ini. Tapi terlepas dari itu semua, aku selalu menganggap mamah adalah orang paling baik sedunia.

***

"Neng... neng.... Mau turun gak? " suara kernet berhasil membuyarkan lamunanku.

"Eh iya iya mang " jawabku bergegas mengambil tas yang aku simpan di bawah.

Dan tiba-tiba kreekkk..... Treeekkk...

"Suara apaan itu? " tanyaku pada diri sendiri, saat itu juga aku merasakan bangku yang ku duduki sedikit bergoyang.

Dannn bruuuggggg.... Tiang penyangga kursi itu roboh dan membuatku terduduk di bawah.

"Astagfirulloh kenapa neng? " tanya si kernet langsung masuk ke mobil.
"Bukan salah saya mang, saya lagi duduk mau berdiri tiba-tiba kursinya roboh" cerocosku yang masih duduk di bawah membela diri.

"Terus salah siapa? Di angkot cuma ada neng" tanya si kernet tak mau kalah.

"Ehh eh ini ada apa? Beris..... " ucap si sopir yang tiba-tiba datang terpotong karna melihat ke arahku " astagfirulloh eta kunaon bisa potong kitu? (Itu kenapa bisa patah begitu?) "

"Tuh sama si neng di dudukan" jawab kernet menunjuk kearahku.

"Bukan saya, saya mau berdiri tadi" belaku

"Yeee salah kamu atuh" si kernet tak mau kalah

"Udah-udah malah pada nyalahin, udah gak papa, kursinya emang udah tua udah rusak, maafin yah kalau jadi gak nyaman, ya udah sana cepet pulang neng udah sore " titah si supir.

"Hehe iya mang, maafin saya juga, ini ongkosnya" ucapku sambil menyodorkan uang pecahan 2000 3 lembar. "Makasih mang "

saat hendak keluar angkot tiba-tiba kakiku tersandung kaki kursi angkot dan dengan sigap tanganku langsung berpegangan ke gagang pintu angkot, dan..... brukkkk... Aku tidak bisa menyeimbangkan badan lalu terjatuh keluar dari angkot, tapi... Rasanya tanganku memenmgang sesuatu sekarang, ku coba melihat dan... Haaaa... Gagang pintu. Ya gagang pintunya terlepas dari tempatnya. Aku terkejut bukan main, sudah tadi kursi angkot yang roboh sekarang gagang pintu yang copot, " sudah jatuh tertimpa tangga pula" batinku.

Si supir dan kernet tak kalah terkejutnya, mereka melihat ke arahku dengan tatapan yang tak bisa ku artikan.

"Huhuhu iya mang... Sekarang ini salah saya.... " ucapku dengan ekspresi mengiba

" astagfirulloh neng... " ucap si sopir pasrah

" mang gimana ini? Sial terus kita hari ini" ucap si kernet

"Maafin saya mang, saya juga gak yangka kalau gagang pintu ini bakal copot" ucapku seraya berdiri di ambang pintu

" sudah sudah gakpapa, saya pusing, cepat kamu pulang sana" suruh si supir

"Ya udah kalau gitu saya minta maaf sekali lagi" ucapku seraya masuk ke dalam angkot untuk menyalami si supir dan kernet, karna kakiku masih terasa sakit aku berpegangan ke sebuah pegangan khusus untuk orang-orang yang berdiri di ambang pintu, tapi... Prakkk...  si pegangan terlepas dari tempatnya. Mataku melihat tangan yang sedang memegang pegangan itu dengan tatapan nanar.

"Huhu hu hu huhu aaaaa mang ini gimana mang? kenapa yang ini copot juga? "ucapku sambil mencoba untuk menangis

Si supir dan kernet saling pandang. Terlihat raut mereka antara ingin marah dan bersedih.

"Sudah sudahhhh sana kamu pulang, jangan pegang apapun lagi, cepat jangan sampai ada barang lagi yang rusak, cepat keluar... " titah si supir

"Iya iya mang saya keluar, mau salam mang! " pintaku sambil menyodorkan tangan,

"Tidak usah tidak usah " sergah mereka bersamaan

"Bisa-bisa tangan saya ikutan patah" ucap kernet.

"Ya sudah, mangga mang, assalamualaikum " ucapku langsung keluar dan berlari.

***

Yeayy akhirnya part 3 selesai
Tungguin part selanjutnya yaaa

Jangan lupa vote dan komen nya
Follow juga : hilmaarifah15

#salamsatutimbangan🤘

Gendut? So what?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang