Part 14

77 12 5
                                    

Assalamualaikum semuaa
Udah lama banget nih ga update cerita, maaf ya.
gimana nih kabar kalian? semoga selalu sehat yaaa
kangen banget sama kalian❤
part kali ini bener-bener nyambung sama hari ini loh hehe.
penasaran? penasaran?
yuk langsung aja di baca
love you all❤

selamat membaca

***

"Ahhhh kangen banget aku pulang bareng kaya gini" ucapku saat mobil mulai memasuki daerah perumahanku, aku membalikan tubuh menghadap ketiga kakak ku "tapi sekarang gak seru, soalnya gak ada lagi hewan-hewan lucu yang bakalan aku bawa pulang" ucapku di buat so dramatis
"Gak bisa yah kita beli hewan peliharaan? Atau adopsi kucing jalanan? " ucapku terus berbicara di hadapan ketiga kakak ku. "Bang ben boleh kan? " yang di tanya hanya menggelengkan kepala tanda tak boleh. Aku melenguh, lalu beralih menatap bang rey
"Bang rey kan yang paling ngertiin aku nih, dukung karin yu" ucapku mengakhiri kata dengan senyuman semanis mungkin.
"Gak" ucap bang rey singkat padat jelas.
"Yahh ko pada gitu sih, ayolah karin gak punya temen di rumah, ayo bantu karin bilang sama papah buat pelihara hewan" ucapku sambil melihat ke arah bang ben dan bang rey, lalu mataku beralih menatap bang ari yang sedari tadi hanya diam saja. "Bang ari, abang setuju gak? " ucapku, dia masih bungkam "bang ari? " ucapku sekali lagi "bang ari dukung aku yah, buat bilang sama papah" ucapku tak pantang menyerah
"Berisik ahh bacot" 3 kata cukup membuat semua orang yang ada di mobil saling pandang, aku langsung diam tak berkutik, dan langsung berbalik melihat ke depan lalu menunduk
"Ari, lu kenapa sih? " ucap bang rey, yang di tanya malah keluar dari mobil, karna kebetulan kita sudah sampai
"Yang sopan dikit lu " teriak bang rey
"Udah-udah jangan teriak-teriak, malu sama tetangga, udah rey lu masuk rumah, karin ayo keluar kita masuk ke rumah, udah jangan di pikirin, ari emang gitu kan? " ucapnya menengahi. Mereka berdua keluar dari mobil.
Aku masih menunduk di dalam mobil di temani mang budi yang masih duduk di kursi mobil.
"Neng, udah gak usah di ambil hati" ucap mang budi menenangkan ku.
"Salah karin apa mang? sampai-sampai bang ari gak pernah suka sama karin" ucapku menahan tangis
"Neng karin gak salah apa-apa, mungkin den ari lagi cape atau lagi banyak masalah"
"Masa cape tiap hari, dari dulu loh mang dia kaya gitu, mang budi tau sendiri kan? "
"Iya mang tau, udah sabar ya, neng karin mah orang yang sabar, kuat. Insyaalloh nanti den ari hatinya pasti luluh" ucapnya menguatkan ku.
"Iya mang, karin masuk dulu kalau gitu" ucapku
"Iya neng"
Aku keluar dari mobil, tapi baru selangkah aku kembali lagi ke mobil
"Mang karin pengen pelihara hewan yah" ucapku
"Loh? "Ucapnya kaget "oh iya neng iya, mang pasti dukung" ucapnya langsung
"Aku pengen pelihara sapi mang" ucapku sedikit menyunggingkan senyum, mang ari membulatkan matanya.
Aneh memang, aku bisa saja terpuruk dalam kesedihan sedalam-dalamnya, tapi akan cepat pula merasa baikan setelahnya. Seperti barusan, aku baru saja sedih karna perkataan bang ari tapi semenit kemudian aku tiba-tiba merasa baik karna ingin memelihara hewan. Gila memang. Aku juga tidak tau kenapa seperti ini.
**
Aku memasuki rumah dan langsung pergi ke kamarku, hari ini cukup melelahkan. Aku ingin tidur saja.
Tapi entah kenapa kantuk ku tak kunjung datang, pikiranku masih di penuhi berbagai macam pikiran. Terlebih lagi pikiran tentang bang ari yang semakin hari semakin membenciku,

(Flash back on)

Karawang, 2001
Malam damai kali ini menjadi saksi lahirnya seorang anak perempuan yang sangat di nanti-nanti oleh keluarga sederhana yang sedang menginginkan seorang putri untuk melengkapi ke 3 orang pangeran yang sudah lebih dulu hadir dan membuat rumah itu menjadi hangat, setelah sekian lama menanti, sang putri akhirnya lahir. Suaranya memecah keheningan malam, membuat sang malaikat tanpa sayap menangis haru atas keberhasilan perjuangannya, rasa sakit selama kontraksi berjam-jam hilang dalam sekejap, pun sang pahlawan super juga ikut meneteskan air mata bahagia, rasa lelah setelah seharian bertugas demi negara langsung hilang dan terbayar sudah. Tak lupa para pangeran yang masih polos itu berteriak hebat kala putri yang di nanti-nanti telah lahir ke dunia.
Lantunan adzan dari bibir sang pahlawan membuat rasa haru kian menjadi-jadi. Sungguh bahagia malam itu.
Ya perempuan itu adalah aku, karina rahayu. Bayi kecil yang dulu di tunggu-tunggu kelahirannya, kini sudah beranjak dewasa. Dan dewasa tidak semenyenangkan yang aku kira, dewasa membosankan, lebih banyak kesakitan yang aku rasa saat dewasa. Di hancurkan harapan di jatuhkan kenyataan, di benci takdir, entahlah apakah memang dewasa sesulit ini atau aku yang memang belum siap jadi dewasa.
Aku memang merasa menjadi putri di tengah-tengah kerajaan sederhana ini, apa yang aku inginkan akan secepatnya di turuti, di jaga sana sini oleh abang-abangku, di bangga-bangga kan orangtua ku. Sungguh bahagia memang. Sampai akhirnya ketika aku berumur 2 tahun aku sering sakit-sakitan, hampit tiap hari aku minum obat, dan sering pula keluar masuk rumah sakit, saat itu pula hampir semua perhatian orang di rumah hanya tercurah padaku.
Apa ini salah satu penyebab bang ari membenciku?
**
Waktu itu 5 tahun genap usiaku, kita semua merayakan hari ulang tahunku, acara sederhana, hanya satu buah cake coklat kecil dengan lilin yang biasa untuk mati lampu yang di bagi menjadi 5. Tapi semua orang sangat bahagia malam itu. Saat semua orang mengobrol dan hanyut dalam kegembiraan ini, aku tak melihat bang ari di sini. Aku mencoba mencarinya ke kamar, ahh dia sedang membaca komik. Baru selangkah aku masuk, bang ari sudah menyuruhku untuk pergi keluar, aku yang memang masih belum mengerti banyak hal malah makin mempercepat langkahku untuk mendekatinya.
"Keluar ga! " ucapnya
"Bang ari ko ga ikut ngobrol di luar" ucapku membalasnya
"Sana keluar karin, aku gak mau di ganggu"
"Kenapa? Bang ari lagi sedih? Atau lapar? Mau karin bawain makan? " ucapku tanpa jeda "bang ari mau apa? " sambungku
"Aku mau kamu gak ada lagi di rumah ini"
"Pindah rumah? " ucapku masih tak mengerti
"Bukan, mati"
Aku melotot, dan menghambur pergi keluar lalu menangis.
**
Sejak saat itu pula jarak tercipta antara aku dan bang ari, dua anak kecil yang harusnya saling mengasihi kini saling membenci.

(Flash back off)

Aku terbangun dari tempat tidurku, bergegas pergi ke kamar bang ari, "Pokoknya sekarang juga jarak ini harus hancur, aku ingin bang ari yang dulu saat pertama kali aku lahir, bang ari yang tak henti mengelus pipiku, dan memarahi orang yang akan memegang pipi chubby ku" ucapku dalam hati.

Tau ga kalo hari ini tuh aku ulang tahun
Ada yang mau ngucapin? Hehe ngarep nih ngarep😙😙
juga buat semua yang ulang tahunnya sama kaya aku selamat beranjak dewasa yaaa❤❤

bener-bener deh hari ini hari paling special buat princess elsa😂
ohh iya aku masih suka sama elsa frozen wkwk

makasih yang udah setia nunggu cerita ini, semoga banyak hikmah yang bisa di petik.
big love❤

yang mau kasih kritik saran di tunggu yaaa
typo tandai
jangan lupa vote komen
follow juga: hilmaarifah15
mari berteman
fb : hilma arifah
ig : hilmaarifa15

#salamsatutimbangan🤘

Gendut? So what?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang