Sweet Hearted Spider Boy

76 29 10
                                    

TENTU dia tidak akan menyianyiakan waktu yang tersisa sebelum Arachne menjadi laba-laba kecil kembali dan hidup entah ke mana, dari satu jendela ke jendela lain, ke rumah lain, kepada anak lain. Coralene akan membuat kenangan yang paling menyenangkan bagi Arachne.

"Papa, kami mau makan es krim," kata Coralene di ambang pintu, menjejal tak membiarkan Tuan Ombrey lewat. "Di Kedai Bomba Sheep."

Pria muda itu tak ambil pusing, dikeluarkannya dua dolar untuk masing-masing dari mereka. "Pergilah, jangan merepotkan."

Coralene dan Arachne melompat gembira dan berkompak dengan varian kompak yang mereka ciptakan. Tepuk depan, tepuk belakang, tinju, tinju silang, berangkulan! Keduanya bergegas naik sepeda dan berkendara di hari minggu, kali ini Arachne sudah mahir mengayuh.

Sebuah genta berdering ketika dua anak itu masuk ke Kedai Bomba Sheep, mendapat balon gratis (punya Arachne bergambar Spiderman), dan membeli karcis yang dapat mereka tukar dengan segala jenis kudapan manis.

"Tempat ini bagus sekali, Coralene!" seru Arachne terkagum-kagum. Dia mengikatkan tali balon pada ujung rambutnya sehingga helaian rambut itu terangkat bersama balon, seperti melayang. "Warnanya cerah seperti Laba-laba Merak, Laba-laba Berpayet, Laba-laba Biru Kobalt, banyak sekali."

"Lihat, ini juga bagus," kata Coralene ketika seorang pelayan meletakkan dua gelas es krim dengan taburan warna-warni, gulali, lolipop ... sangat ramai! "ini dia, Arachne, yang paling terbaik dari yang terbaik di musim panas!"

Mereka saling mendentingkan sendok dan makan dengan cepat. Pelayan yang melihat itu terenyuh, "oooh, manisnya!" meskipun ia sangat heran karena kedua anak itu tidak didampingi orang dewasa.

"Di mana orang tua kalian?"

"Kerja!"

Setelah makan es krim yang manis dan sangat lezat dan segar, Coralene mengajak Arachne mengunjungi rumah Lichera. Di sana ada banyak sekali sanak-saudara dan misan Lichera dari keluarganya yang tersebar di Yorkshire Utara. Misan-misannya yang laki-laki segera menyambut mereka dan menyukai Arachne. Mereka suka sekali dengan balon yang terikat di rambutnya.

"Hei, bagaimana kamu lakukan itu?" tanya Charlie yang masih TK. "Aku mau, aku mau!"

"Heh, bayi minggir saja, deh," tukas Edward yang sudah kelas lima. "Ayo, Arachne, lakukan rambut melayang itu padaku juga! Di mana balon?"

Mereka bermain dengan seru di ruang berkumpul anak di depan rumah, sementara Coralene dan Lichera mengisi balon-balon dengan pompa gas. Melelahkan, tapi Coralene bersedia melakukan itu. Sebab, Arachne sangat bahagia ketika gayanya disukai anak-anak lain dan hendak mengajari mereka. Coralene akan mempertahankan kebahagiaan Arachne, akan dan selalu.

🐾🐾🐾

S

etiap kali bangun tidur, Coralene terkesiap dan segera mengecek apakah Arachne masih ada di sebelahnya--sementara Arachne selalu masih terlelap dengan embusan napas lembut dan poni yang tersibak ke ubun-ubun--sehingga Coralene dapat menghela napas lega.

Tapi, anak itu tahu bahwa pertemanan mereka bisa selesai kapan pun jika V mengembalikan wujud asli Arachne. Dan Coralene tidak menguasai V seperti dia menguasai bolu cokelat di kulkas. Anak itu hanya mampu berharap dan berusaha untuk membuat Arachne senang. Ketika Arachne senang, Coralene juga bisa.

"Ayo, kamu sudah bisa, kan? Gosok atas-bawah, lalu lingkaran, lingkaran, lingakaran." Coralene membantu Arachne menggerakkan sikat giginya ketika mereka berdiri di depan cermin panjang wastafel.

10 Oddish You Don't Wanna Know [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang