Being a Little Monster is Disaster

46 21 4
                                    

INGIN dengar sesuatu yang gila? Orang tuaku ilmuwan.

Mau tau apa yang lebih gila? Mereka mengembangkan organisme unggul untuk kecerdasan otak manusia yang disebut Crigery OV.

Lalu hal super gila lainnya? Aku manusia eksperimen pertama yang merasakan pahitnya menjadi objek kegagalan: sebagai monster kanibal yang menularkan virus.

Haha, yeah. Kau sedang berbincang dengan manusia setengah mayat hidup! Kuperingatkan, jangan berani dekati aku kalau kau tidak mau jadi orang yang dibenci seluruh manusia.

[]

Aku bersumpah kalau-memang-telah terinfeksi suatu virus, pasti akan mengarantina diriku sendiri.

Maksudku, hei.

Pembeludakkan jumlah pasien yang nyaris membuat rumah sakit meledak tidak akan membawa apapun kecuali malapetaka: para dokter dan perawat kelabakan, kualitas menurun, korban terus berjatuhan. Lagipula, manusia kebal mana, sih, yang mau kerepotan mengurus makhluk aseluler penggerogot tubuh mereka? Oh tunggu, tidak ada manusia kebal.

Jadi, seperti pada usiaku yang ke sepuluh. Awalnya, rumah sudah aman ketika kabar virus yang selama ini dianggap remeh BERTRANSFORMASI menjadi pandemi penyebab kematian tertinggi. Namun, kau tau, lah. Pasti ada saja hal yang tak diinginkan dan--walau tidak sengaja--tetap saja membawa penyakit. Terima kasih yang sebesarnya untuk dia, karena aku akhirnya bisa merasakan detak jantung tidak stabil dan berada di ujung maut: aku terinfeksi.

Tanpa mengunggah foto jendela yang estetik dengan takarir alay di Instagram (farewell My Dear Friends, i'm goin' to leave this CRUEL world faster than y all); aku segera mengurung diri di kamar, melaksanakan perawatan bersama arahan Mom dan Dad melalui gawai. Entah patut disyukuri atau waspada, sebab Tuhan belum mau bertemu denganku. Aku sembuh, dan--cukup lama sampai--masa pandemi terparah dalam tahun itu berakhir.

Well, itu baru kasus pertama.

Kasus kedua agak rumit.

Sudah kubilang, Mom dan Dad yang menuntunku mengeluarkan virus dari tubuh. Tentu saja mereka adalah dua ahli yang paham dan menguasai bidang ini. Pasangan Profesor Odkavce--begitu yang tetangga kami tau. Dan yang sering mereka pertanyakan adalah mengenai anak tunggal kedua ilmuwan itu: gadis sinis yang jarang terkena sinar matahari.

Apa, sih, yang tidak mungkin di dunia ini? Monyet ke bulan, seseorang berhasil tiba di puncak Everest, bahkan tahun lalu, ada rasi bintang yang membentuk wajah presiden Amerika (yang tepat di sebelahnya ada rasi berbentuk tengkorak terarah padanya).

Walau begitu, desas-desus mengatakan, bahwa anak itu pun mewariskan kecerdasan Pasangan Profesor Odkavce. Yah, bukan berarti aku narsis atau apa, tapi mereka benar. Tapi sayang sekali, masih ada satu hal yang belum khalayak ramai ketahui tentang Pasangan Profesor Odkavce: keduanya memiliki ambisi yang selalu NYARIS mengobsesi mereka. Bahkan sekalipun kau anaknya, tidak akan mampu menghalangi ilmuwan yang sedang bereksperimen ketika dahsyatnya ilmu pengetahuan mengontrol otak mereka.

[]

"Ingat untuk selalu mencuci tangan dan sedia tisu di dalam saku, menjaga adab batuk dan bersin, tidak bicara berlebihan (karena akan meningkatkan suhu udara) dan yang paling penting, Nona Muda," Mama menahan senyum lebarnya tetap simetris dengan gigi yang menyilaukan mata, "wajah menyenangkan."

Aku masih bersander di punggung sofa--tidak boleh menyentuh novel yang SEDANG kubaca--terpaksa memasang pendengaran penuh untuk perhatian Mama dan Papa.

"Ya."

"Kedatangan kerabat kita harus disambut dengan sambutan terbaik, Ilmuwan Kecil," Papa bersiap memaparkan, "apalagi anak-anak yang kurang lebih sepantaranmu, seperti: sepupumu dari Madrid--Ramirez, keponakanmu dari Sepupu Akisca di Kanada--Edille, saudari tiri sepupumu dari Edinburgh--Lumerus, cucuk Nenek Elizabeth di London--Marry, sepupu dua kalimu dari keluarga Mama--Aric."

10 Oddish You Don't Wanna Know [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang