Is He Angry to Me?

33 18 3
                                    

KETIKA banyak tanggung jawab meliputi otakmu atau berjejalan di atas pundak, rasanya aku ingin segera pergi. Tapi, harusnya aku tanya: mengapa aku terlanjur menerima jika tidak ingin? Tapi, harusnya aku tanya: kenapa aku tidak ingin tapi menerima? Aku memasuki rumah dengan wajah kusut, lalu tertegun lantaran mendapati sebuah kertas lewat celah pintu.

Lagi-lagi, sebuah surat.

Dear, Airu

Kita tahu banyak hal yang meleset dari perkiraan, seperti ikan belut yang meliuk cepat, gelegar petir, atau mobil balap yang menikung pada derajat sembilan puluh. Semuanya mengagetkan.

Tapi, tidakkah kamu ingat? Apa yang melewatimu, berarti ditakdirkan bukan untukmu. Dan apa yang ditakdirkan untukmu, tak akan melewatimu. Sekarang coba pikir: ke mana prasangka baikmu pergi? Prasangka yang hanya hinggap di awal ketika segalanya tampak seperti kejora terang, sebelum mendadak jatuh dan tenggelam?

Ini tentang "tanyakan pada dirimu". Bahwa segala yang terjadi adalah memang takdir-Nya, tapi tak akan pernah terjadi jika bukan karena kita yang bergerak.

Sekarang, di antara hari-harimu yang penuh seperti ribuan ikan teri dalam satu ember, adakah kita menarik napas sekadar untuk menghargai diri kita? Adakah kita duduk dan minum air dingin melepas penat untuk diri kita?

Berhenti menyalahkan keadaan. Berhenti menyalahkan dirimu. Hadapi dan terus jalan hingga kita tiba.

With Love, your little heart

Aku masih tak mengerti dari mana datangnya surat-surat ini. Tapi yang jelas, mereka selalu berhasil membuatku menangis. Manusia mana yang tak terenyuh ketika mendapati kebenaran yang selama ini ditampiknya?

***

March 4 2021
23.32 pm.

10 Oddish You Don't Wanna Know [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang