Chapter Four

210 26 2
                                    

_____(🐍)_____

ISABELLA
---

September 1st 1991

Di pagi hari yang cerah, 1 September tahun 1991, aku menginjakkan kakiku di King Cross. Kebersamaan ku bersama orang tua akan berakhir di Platfrom 9¾, platform para penyihir yang tidak diketahui Muggle.

Hermione, sepupu ku. Ia sejak malam tadi menangis tanpa henti-hentinya, lihatlah matanya yang sudah membengkak dan menyipit.

Aku mempunyai 2 binatang yang aku bawa ke Hogwarts, yang pertama seekor Ferret putih, ntah apa yang membuat ku gila aku menamakan nya 'Draco' karena dibuku Harry Potter milik J.K Rowling.

Di tahun keempat Draco dirubah menjadi ferret pirang keputihan, dan menurut ku nama itu juga cukup bagus untuk seekor ferret.

Binatang yang satunya adalah seekor burung hantu, namanya Dragon. Draco and Dragon, mereka sangat cocok untuk itu.

Nama paling bodoh yang pernah terpikirkan oleh ku.

"Ella, ayah hanya bisa mengantarkan mu sampai sini saja. Ayah tidak bisa masuk ada pekerjaan yang harus cepat-cepat ayah kerjakan" seru Ayah memohon maaf padaku, Aku tersenyum. "It's okay dad, lagipula aku sudah berumur 11 tahun aku tidak mungkin manja kan dad, mom?" Balasku.

Ayah mengelus-elus rambut ku dan sesaat mengecup pipiku, Astaga pipiku sudah tidak perawan lagi😨.

"Yasudah ya, selamat tinggal anak Daddy dan Mommy, semoga kau betah di Hogwarts ya nak. Oh ya kau juga harus hati-hati dengan hantu Peeves, dia sangat suka menjahili anak tahun kesatu, ibu dan ayah pernah di jahili olehnya dengan membuat jebakan yang membuat ibu basah kuyup" Curhat ibuku, Aku terkekeh kecil.

Pengalaman ibuku sangat menyenangkan di Hogwarts, mungkin aku juga akan begitu. "Heheheh oke mom, aku akan berhati-hati dengan Pevees" balasku.

"Yasudah sana, berjalan lah di tengah-tengah antara 9 dan 10, semoga berhasil" tambah ayahku memberitahu sebuah info yang sangat berfungsi.

"Oke dad"

Aku menghela nafasku berjalan mendekati dinding antara 9 dan 10. Hermione juga berada disamping ku, ia menyemangati diriku untuk tidak merasa gugup.

"It's okay, tetaplah percaya diri, aku yakin kau bisa" Semangatnya, ia menepuk bahuku memberikan ku sedikit kepercayaan diri.

Aku menarik nafas kemudian berlari melewati dinding yang tampak tidak ada sihir sama sekali. Tak ada apa-apa yang aku rasakan, aku mendongak menoleh kebelakang. "Wow, this is great magic" Kagumku.

Aku melihat sebuah papan bertuliskan 'Hogwarts Express' dan 'Platform 9¾', "Ya benar, ini tempatnya" Aku sesekali berdecak kagum.

Mataku teralih ke arah keluarga berambut merah dengan seorang laki-laki berkacamata yang aku lihat di toko Madam Malkin's. "Apa yang kau lihat Ella?" Celetuk Hermione, Aku mendongak kearah samping kiriku.

Seorang gadis berambut ikal itu sudah disamping ku sedari tadi. "N-nothing" Dusta ku, Hermione mengedikkan bahunya tidak peduli, ia sepertinya percaya padaku.

Aku mendorong troli minta siapa saja menolong ku untuk memasukkan koper-koper yang sangat banyak tersusun di troli. "Excuse me, bisakah kalian membantu kami?" Tanyaku pada awak kereta ini, mereka mengangguk.

LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang