Waktu menunjukkan pukul 10 malam. Di pinggir jalan kota Bangkok, Gulf berjalan menuju rumahnya.
Sesampainya didalam rumah, Gulf menghampiri Bright yang telah tidur di ranjang. Gulf duduk disamping Bright dan mengelus-elus rambut adiknya itu.
Bright pun terbangun. "Phi Gulf? Baru pulang?"
"Iya, Bright," Gulf menghela napas. "Aku sudah berkeliling mencari toko perhiasan dan toko barang antik untuk menjual barang curianku. Sayangnya, hampir semua toko tutup karena ini hari Minggu. Sungguh waktu yang tidak tepat."
Bright : "Tenanglah, Phi. Besok ketika semua toko buka, aku yakin barang curianmu akan cepat laku."
Gulf tersenyum. Kemudian, seorang wanita paruh baya memasuki rumah itu. Dia adalah mama dari Gulf dan Bright, yang baru saja pulang kerja.
Mama menghampiri kedua anaknya itu. "Aku mendengar percakapan kalian. Gulf, kau mencuri lagi?"
Gulf hanya bisa tertunduk mendengar pertanyaan mamanya.
Mama : "Gulf, kamu nggak kapok?! Kamu baru saja keluar dari penjara karena mencuri!! Sekarang kamu ulangi lagi perbuatan itu?! Mau masuk penjara lagi?! Kenapa kamu nggak kerja yang halal aja sih?! Betah banget jadi pengangguran!!"
Bright : "Mama, hentikan. Jangan marahi Phi Gulf terus. Mama nggak kasian?"
Mama : "Terus aja belain kakakmu yang nggak berguna ini!! Bright, jangan sampai kamu kelak menjadi seperti kakakmu!! Amit-amit!!..."
"...mama ijinkan Gulf tidur disini malam ini! Tapi besok pagi, mama enggak sudi jika bangun tidur harus melihat wajah Gulf!! Kamu harus pergi!!"
*****
Pagi-pagi sekali, Gulf sudah minggat dari rumahnya. Agar ketika mama bangun tidur, tidak lagi melihat wajah Gulf.Mama sangat marah kepada Gulf sehingga mengusirnya. Bright sudah berusaha menahan agar Gulf tidak pergi. Namun demi mama, Gulf terpaksa meninggalkan rumahnya.
Gulf kembali mendatangi rumah mewah Mew. Disana, Gulf bertemu dengan Kao yang mengijinkannya masuk.
Kini, Gulf telah duduk di ruang tamu yang mewah bersama Kao.
Gulf : "Tujuanku datang kesini, aku ingin meminta tandatangan untuk surat wawancara kerja. Aku butuh bantuan sosial dari pemerintah. Aku butuh uang."
Kao : "Tapi apakah kamu tau, kemarin kami membuka lowongan untuk posisi apa?"
Gulf menggeleng.
Kao : "Ya ampun, kamu wawancara kerja tapi enggak tau untuk posisi apa? Keterlaluan..."
"...aku jelasin. Khun Mew Suppasit mengalami kelumpuhan. Sehingga kami sedang mencari perawat untuk beliau."
Gulf mengangguk. "Kalau boleh tau, Khun Mew sakit apa?"
Kao : "Beliau mengalami kecelakaan parah satu bulan yang lalu. Yang membuat kakinya sama sekali tidak bisa bergerak, dan tangannya hanya bisa bergerak sedikit..."
"...Gulf, apakah kau pernah merawat orang sakit?"
Gulf mengingat sejenak. "Oiya, aku pernah merawat mamaku yang sakit parah. Cukup lama hingga beberapa bulan, sampai akhirnya ia sembuh."
Kao : "Apakah kau bisa memandikan dan juga... maaf... nyebokin orang sakit?"
Gulf : "Aku bisa."
Kao : "Gimana kalau aku antar kamu ke kamar Khun Mew? Kalau dia mau mempekerjakan mu, aku harap kamu mau menjadi perawat untuk Khun Mew."
Kao segera mengantarkan Gulf menuju kamar Mew. Sesampainya disana, terlihat Mew yang terbaring lemah di kamar mewahnya.
Mew tersenyum sinis kepada Gulf. "Akhirnya kau kembali lagi, pengemis bantuan sosial?"
Gulf tidak memperdulikan ejekan Mew. Lalu, Kao bertanya kepada bos nya tersebut. "Khun Mew, apakah anda bersedia jika Gulf menjadi perawat anda?"
Mew : "Baik, aku bersedia. Aku akan kasih masa percobaan selama satu bulan kepada Gulf. Kalau pelayanan nya memuaskan, dia bisa lebih lama menjadi perawatku."
Gulf lega karena ia mendapatkan pekerjaan disaat ekonominya kesulitan. Tidak lama kemudian, Kao mengantarkan Gulf menuju kamar khusus untuk perawat.
Kao : "Gulf, kami sudah beberapa kali ganti perawat. Mereka enggak ada yang betah kerja disini. Rata-rata cuma dua minggu, lalu mereka mengundurkan diri..."
"...padahal, kami memberi mereka fasilitas terbaik. Kamar yang mewah, makanan enak, juga gaji besar."
Gulf : "Apa?! Mereka menyia-nyiakan pekerjaan sebagus ini?! Disaat banyak pengangguran miskin yang butuh pekerjaan diluar sana?!..."
"...apa mereka enggak bersyukur?!"
"Entahlah," ujar Kao. Akhirnya mereka sampai didepan kamar khusus perawat. Kao mempersilakan Gulf untuk memasukinya. Didalam kamar itu, Gulf takjub dengan kemewahan didalamnya. Sangat berbeda dengan rumahnya yang sederhana.
Seperti bayi kegirangan, Gulf melompat-lompat diatas ranjang busa. "Yuhuuu!! Aku kaya!! Aku kaya!!"
Gulf lalu menuju kamar mandi. Nampaklah kamar mandi mewah dengan sebuah bathtub. Gulf teringat adegan film, yang memperlihatkan orang kaya berendam didalam bathtub yang mewah. Gulf akhirnya bisa merasakan hal tersebut.
"Bayi besar" itu berendam cantik didalam bathtub sambil bermain busa.
"I FEEL GOOD!! TERERERERERERET!!" 🎵🎵🎵
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Mew : Season 2
FanfictionGulf Kanawut bahagia ketika dirinya lolos casting untuk drama berjudul 'Tharntype' dan mendapatkan peran utama. Sayangnya, musibah menimpanya disaat yang sama. Hingga ia harus berhutang miliaran rupiah. Beruntung, Mew Suppasit bersedia membantu nya...