Aku mengemudikan mobilku menuju sebuah taman. Sesampainya disana, aku pun memarkir mobilku, lalu keluar untuk menemui seseorang.
Suasana taman yang indah, dan udara yang segar membelai tubuhku. Sejenak menghilangkan rumitnya isi pikiran ku.
Aku menghampiri orang yang sedang duduk disana menunggu ku, Art Pakpoom.
Aku duduk disamping Art. "Kau sibuk ya sekarang?"
"Begitu lah. Kau juga kan? Masih untung kita masih punya waktu untuk ketemu," kata Art.
"Oiya, aku punya sesuatu untukmu," aku mengeluarkan sebuah kotak kado yang dari tadi kubawa. "Ini dia! Happy birthday, Art!"
Art memandangku heran. "Kau gila ya? Ulang tahunku masih lama."
Mew : "Nggak apa-apa. Dengan banyak memberi, bisa mengurangi beban di hatiku. Ayo, dibuka dong kado nya."
Art meraih kotak kado dariku, lalu membukanya. Nampaklah sepasang sepatu sneakers bermerk dengan edisi terbatas.
Art : "Wah, makasih banyak Phi! Ini merk favorit ku. Dari kemarin aku nyari sepatu ini susah banget, karena edisi terbatas. Kok kamu bisa dapet?"
Mew : "Kebetulan. Aku lagi 'cuci mata' di butik. Disana ada sneakers yang udah lama kamu cari. Langsung aja aku beli."
Art : "Gitu ya. 'Sultan' Mew emang beda. Kalo lagi galau, malah buang-buang duit."
Mew : "Tau aja aku lagi galau."
Kami berdua tersenyum. Namun senyum ku menyembunyikan rasa sedih.
Art : "Ada apa denganmu, Phi?"
Mataku memandang keindahan bunga-bunga di depanku. Namun pikiranku teringat pertengkaran dengan Gulf yang barusan terjadi.
Mew : "Gulf tidak mencintaiku."
Tangan Art mengusap-usap punggung ku. Dia memang paling tau kalau hatiku lemah akan masalah cinta.
Mew : "Apakah ucapan dia benar? Kalau aku ingin membeli dirinya dengan uangku? Apa aku terlihat sok kaya di depannya? Apa aku membuatnya merasa rendah?"
Art : "Menurut mu sendiri gimana?"
Mew : "Entahlah. Saat itu, aku tergerak untuk membantu orang di dekatku, disaat mereka punya masalah. Aku cuma bantu semampuku. Aku lupa bahwa dia adalah orang yang aku sukai."
Art nampak bersimpati terhadapku. "P'Mew, sebagai 'adik', bolehkah aku ngomong sesuatu? Tapi kamu jangan marah ya."
Mew : "Jangan marah? Memangnya kamu mau ngomong apa?"
"Maaf, P'Mew," Art menatapku. "Bisa nggak, kamu jangan ganggu hubungan orang? Dia kan pacarnya Poompuicharu."
Emosi ku meninggi. "Emangnya kenapa?"
Art : "Kok kenapa? Kamu nggak kasihan sama Pom? Pacarnya selingkuh sama kamu?"
Mew : "Oo? Kamu kasihan sama Pom? Kamu nggak kasihan sama aku? Kamu memang nggak pernah kasihan sama aku!"
Art : "Phi, jangan mulai deh. Aku cuma nasehatin yang baik buat kamu."
Aku tertunduk. Kedua tanganku mencengkeram kepalaku. "Kamu sama Gulf sama aja! Nggak ada yang peduli sama aku!"
"P'Mew, tolong jangan marah," Art menghela napas. "Apa perlu... aku jadi pacarmu? Biar kamu nggak ganggu hubungan orang?"
Mew : "Terlambat, Art! Kenapa nggak dari dulu kamu menerima cintaku?!"
Sejenak kami diam. Lagi-lagi aku
memandangi keindahan taman di hadapan ku.Aku pasrah. Kalau memang di dunia ini nggak ada orang yang mencintai ku dengan tulus... entahlah. Aku nikmati saja kesepian dalam hidupku.
Art seakan mengerti yang kurasakan. Lalu ia memeluk tubuhku. Cukup lama, tanpa tau ia harus berkata apa lagi untuk menenangkan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Mew : Season 2
ФанфикGulf Kanawut bahagia ketika dirinya lolos casting untuk drama berjudul 'Tharntype' dan mendapatkan peran utama. Sayangnya, musibah menimpanya disaat yang sama. Hingga ia harus berhutang miliaran rupiah. Beruntung, Mew Suppasit bersedia membantu nya...