Malam hampir berakhir.
Saat sedang tidur, dahi Mew nampak berkerut dan tegang. Mew gelisah, dengan keringat yang mengalir deras.
Dalam mimpinya, kejadian yang telah lalu muncul kembali.
Saat itu, Mew mengendarai mobil sambil bertengkar hebat dengan istri yang duduk disampingnya. Tanpa sengaja, sebuah truk besar menghantam mobil Mew dengan sangat keras.
Mobil Mew hancur parah. Begitu juga dengan Mew dan istrinya didalam mobil. Sekujur tubuh Mew mengalami luka yang sangat fatal. Tapi bagian kepalanya masih aman meski pelipisnya berdarah.
Dengan sisa tenaganya, Mew hanya mampu menggerakkan kepalanya untuk menengok kearah sang istri. Betapa hancur hati Mew, melihat istrinya yang beberapa detik lalu masih berbicara dengannya...
...sudah tidak bernyawa.
"Tidak...," Mew menangis.
.
."Tidak...," Mew mengigau dalam tidurnya, akibat mimpi buruk yang ia alami. Mew terus mengigau dan sangat gelisah.
Hingga akhirnya Mew terbangun, dengan keringat yang membasahi wajahnya.
Seperti dalam mimpinya, kini Mew menangis. Teringat kejadian paling buruk dalam hidupnya, yang membuat orang yang ia cintai pergi untuk selamanya.
Airmatanya terus mengalir deras. Perasaannya semakin tertekan, hingga membuat nafas Mew mulai sesak. Semakin parah, hingga Mew hampir tidak bisa bernafas.
"Tolong..."
Gulf datang disaat yang tepat. Panik melihat Mew sesak nafas, Gulf memeluk tubuh Mew dan mengangkatnya. Lalu meletakkan tubuh Mew diatas kursi roda dalam posisi duduk. Gulf langsung membuka pintu balkon dan mendorong kursi roda Mew menuju tempat itu.
Sesampainya di balkon, udara luar yang sejuk berhembus ke tubuh Mew dan membuat nafasnya lega.
Gulf : "Khun Mew, apa kau punya inhaler?"
Mew : "Nggak punya. Ini bukan asma, melainkan efek samping dari obat yang aku konsumsi. Aku cuma butuh udara segar bila nafasku sesak."
Gulf mengangguk. "Khun Mew, apa kau mau aku ajak jalan-jalan? Menjelang pagi begini, udaranya bagus lho."
*****
Di pinggir jalan kota Bangkok, suasana masih gelap dengan hawa sejuk yang berhembus. Sebuah masjid mengumandangkan adzan Subuh. Sementara itu, Gulf mendorong kursi roda Mew menyusuri jalan.
Tidak lama kemudian, Gulf berhenti dan berdiri disamping Mew. Gulf mengeluarkan dua batang rokok untuk dirinya dan juga Mew.
Mew : "Kau gila, ya? Orang sakit sepertiku kau tawari rokok?"
"Cobalah!" ujar Gulf, lalu menyalakan rokok itu untuk Mew dan meminta Mew menghisapnya. Entah kenapa, nafas Mew lebih lega usai menghisap benda itu.
Gulf : "Jangan heran. Ini rokok g4nja. Bisa meredakan sesak nafas. Dadamu terasa lega kan?"
(Jangan ditiru, guys! Aku cuma ngikutin cerita filmnya 😭)
Mew menghela nafasnya dengan lega. "Kau benar, Gulf. Tapi kau ini brengsek ya. Rokok biasa untuk orang sakit saja sudah buruk. Ini malah rokok g4nja?!"
Gulf tersenyum. "Yang penting nafasmu lega, kan."
Beberapa saat berlalu. Mew meminta Gulf mengantarnya menuju sebuah kedai untuk sarapan. Kini, mereka berdua telah duduk di sebuah kedai luar ruang (outdoor).
Gulf : "Khun Mew, aku dengar dari Kao bahwa kamu berpacaran dengan Puifai?"
Mew : "Pacar? Aku harap sih gitu, tapi aku dan Puifai baru pedekate doang."
"Oo... baru pedekate? Berarti apa yang dibilang Kao itu bohong," batin Gulf. "Lalu, sudah sejauh mana pedekate nya?"
Mew : "Aku dan Puifai belum pernah bertemu. Kami saling kenal lewat Tinder. Sudah enam bulan lamanya kami sering berkirim surat. Aku merasa jatuh cinta pada gadis itu."
Gulf : "Enam bulan cuma surat-suratan doang? Ketemu dong!"
Mew terlihat sedih. "Aku malu, Gulf. Dia belum tau kondisi fisikku yang seperti ini. Aku takut ditolak."
Gulf : "Hei, Khun! Cewek jaman sekarang tuh matre. Kamu sangat kaya, enggak ada cewek yang berani menolakmu!"
Mew : "Meski aku lumpuh?"
Gulf : "Ya!"
Mew tersenyum. Rasa percaya dirinya bangkit lagi berkat ucapan Gulf. "Terima kasih, Gulf. Perasaanku jadi lebih baik."
Tiba-tiba Mew teringat mimpi buruk yang membuat nafasnya sesak. "Aku bermimpi kembali ke masa lalu. Pada kejadian yang membuat diriku lumpuh."
Mew bercerita, kecelakaan itulah yang membuat tubuhnya jadi seperti ini. "Gulf, tau nggak kenapa aku menghargai sebuah lukisan dengan sangat mahal?..."
"...kalau kita lihat lukisan itu, sekilas tampak seperti percikan darah. Membuatku teringat akan darah mendiang istriku, yang membasahi sekujur tubuhnya usai kecelakaan."
Gulf ikut merasakan kesedihan yang dialami Mew.
Mew : "Yang membuatku menderita bukanlah kondisi tubuhku yang seperti ini. Melainkan, aku kehilangan istri yang sangat aku cintai untuk selamanya."
Airmata Mew mulai mengalir. "Aku sangat menyesal. Aku bukannya memberi kasih sayang di saat-saat terakhir hidupnya, melainkan justru bertengkar dengannya. Aku bahkan enggak ingat masalah apa yang kami ributkan..."
Mew semakin sedih hingga tangisnya pecah. Gulf mendekati Mew lalu memeluknya dengan hangat.
Gulf : "It's okay. Lepaskan saja semua isi hatimu, Khun Mew. Menangislah sepuasmu. Setelah itu, perasaanmu akan lebih baik."
Pelukan dari Gulf membuat Mew merasa sangat nyaman dan hangat.
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Mew : Season 2
Fiksi PenggemarGulf Kanawut bahagia ketika dirinya lolos casting untuk drama berjudul 'Tharntype' dan mendapatkan peran utama. Sayangnya, musibah menimpanya disaat yang sama. Hingga ia harus berhutang miliaran rupiah. Beruntung, Mew Suppasit bersedia membantu nya...