The Intouchables : Bab 5

255 34 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Waktunya makan siang, dan tugas Gulf adalah menyuapi Mew. Gulf meletakkan dua porsi steak diatas meja, untuk Mew dan juga dirinya. Menggunakan garpu dan pisau, Gulf memotong daging itu dan menyuapkan ke mulut Mew.

Giliran Gulf yang menyantap makanannya. "Mmmmhh...," desah Gulf kenikmatan sambil mengunyah potongan steak.

Mew tersenyum melihat tingkah Gulf. "Gimana? Enak?"

Gulf : "Aroy mak (enak banget)! Khun Mew, kamu tiap hari makan kayak gini?"

Mew : "Iya. Itu dibuat dari daging sapi Australia dengan kualitas terbaik."

Gulf : "Wow. Aku aja enggak ingat kapan terakhir kali makan daging."

Mew tersenyum lagi. Antara kasihan, juga tertarik dengan kepolosan Gulf.

Tiba-tiba Kao menghampiri dengan bertelanjang dada, memperlihatkan keindahan tubuh bagian atasnya.

Tiba-tiba Kao menghampiri dengan bertelanjang dada, memperlihatkan keindahan tubuh bagian atasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sawadikhap, Khun Mew. Maaf aku habis mandi, terburu-buru enggak sempat pakai baju. Tapi ada hal penting."

Gulf memandangi keindahan tubuh Kao, dan malah nyanyi. "Terpesona... aku terpesona...Memandang-mandang tubuhmu yang seksi." 🎵🎵🎵

Mew : "Ada hal penting apa?"

Kao : "Tentang kenaikan harga saham yang telah kita beli. Menurut prediksi, kita harus segera menjualnya. Karena diperkirakan harganya akan segera turun."

Mew : "Oke. Lakukan saja apa yang menurutmu terbaik."

"Baik, Khun Mew," ujar Kao. Lalu beranjak meninggalkan kamar Mew.

Orang mah nyuapin ke mulut. Tapi, karena Gulf masih terus memandangi keindahan tubuh Kao, tanpa sengaja tangan Gulf menyuapkan potongan steak ke... mata Mew.

"Ai hiiiaa, Gulf!" seru Mew dengan mata yang tertempel potongan steak.

Gulf menengok, dan kaget akan perbuatannya. "Maaf, Khun Mew," ujar Gulf sambil membersihkan kelopak mata Mew dengan saputangan.

Mew : "Kamu ini ada-ada aja. Kenapa ngeliatin Kao sampe kayak gitu? Kamu gay?"

Gulf : "Iya. Kenapa? Ada masalah?"

Mew : "Enggak, tenang aja. Oiya, nanti tolong kamu antar aku ke galeri lukisan. Kamu bisa nyetir, kan?"



*****


Mew duduk di kursi roda, dan Gulf mendorongnya menuju garasi mobil. Sesampainya, tampaklah satu mobil ambulance dan tiga mobil lainnya milik Mew.

Mew : "Kita naik ambulance, ya."

Gulf : "Kenapa harus naik itu?"

Mew terlihat sedih. "Kata dokter, aku harus naik ambulance kalau bepergian. Biar aku bisa rebahan didalam mobil."

Gulf : "Oya? Khun Mew, kalau aku jadi kau, aku sih ogah disuruh naik ambulance. Memangnya aku ini mayat?"

Mew tersenyum. "Yaudah, terserah kamu mau naik mobil apa."

Gulf memandangi tiga mobil lainnya, lalu menunjuk satu yang paling mahal. "Aku mau naik Alphard!"

Tidak lama kemudian, Gulf telah duduk dibalik kemudi. Dengan Mew yang duduk disampingnya. Gulf kegirangan seperti bayi mencoba mainan baru. "Hore...! Alphard! Alphard!..."

"...oiya, Khun Mew. Pernah nonton film Fast and Furious?"

Mew : "Pernah. Adegan favoritku adalah ketika si pemainnya nge-drift."

"Aku juga bisa nge-drift. Lihat nih," ujar Gulf sambil menyalakan mesin mobil. Lalu, Gulf mempraktekkan adegan dalam film Fast and Furious. Gulf menyetir hingga posisi bagian belakang mobil berputar membentuk lingkaran.

"WOOHOOO!!" Mew dan Gulf bersorak didalam mobil.

Sementara itu dari kejauhan, Kao memijat kepalanya yang pusing melihat kelakuan Gulf. "Ya ampun, Gulf! Kamu membawa orang sakit malah nge-drift! Kalau Khun Mew kenapa-napa, lalu siapa yang menggaji aku?!" 🤦‍♀️



(Bersambung)


*****

(Bab selanjutnya mulai menceritakan kesedihan Mew. Ditunggu ya 😉)







Secret of Mew : Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang