Gulf mengendarai Alphard bersama Mew disampingnya. Mengantarkan bos nya tersebut menuju gedung galeri lukisan.
Sesampainya didalam galeri, Gulf mendorong kursi roda Mew perlahan. Berkeliling galeri agar Mew bisa memandangi berbagai lukisan yang dipamerkan.
Gulf : "Khun Mew suka lukisan ya?"
Mew : "Iya. Aku adalah penikmat karya seni. Kamu juga suka?"
Gulf : "Enggak. Orang miskin kayak aku mana paham soal seni. Yang aku paham cuma bagaimana mendapatkan uang."
Kepolosan Gulf lagi-lagi membuat Mew tersenyum. Pandangan Mew tertuju pada sebuah lukisan yang menarik perhatiannya. "Gulf, berhenti."
Gulf lalu berhenti mendorong kursi roda Mew. Lalu, Gulf duduk beristirahat. Membiarkan Mew memandangi sebuah lukisan.
Karya seni itu menampilkan kanvas putih dengan guratan tinta merah diatasnya. Mew memaknai lukisan itu dengan perasaan mendalam, hingga memandanginya cukup lama.
Saking lamanya, sampai Gulf sempat keluar galeri untuk jajan keripik kentang.
Gulf asik mengunyah keripik. "Khun Mew, itu gambar apa sih? Kok dilihatin sampe begitu?"
Belum sempat Mew menjawab, seorang wanita pemilik galeri menghampirinya. "Sawadikhap, Khun Mew. Apa kabar? Anda sudah lama tidak datang kesini?"
Mew hanya tersenyum kepada wanita itu.
"Bagaimana, Khun Mew? Anda tertarik dengan lukisan ini?"
Mew : "Sangat tertarik. Sekarang juga aku akan membelinya."
"Berapa harga yang anda tawarkan untuk lukisan ini?"
Mew : "Gimana kalau 100 juta?"
Gulf dan wanita pemilik galeri itu tercengang dengan harga fantastis yang ditawarkan Mew. Omzet besar yang akan diterima membuat wanita itu sangat senang.
"Baiklah. Deal. Kami akan mengemas lukisan ini untuk anda bawa pulang."
Sementara wanita itu pergi untuk memanggil staff nya, Gulf mendekati Mew. "Khun... Apaan sih lukisan gakjelas gini kamu bayarin 100 juta?"
Mew : "Terserah aku dong. Duit-duit aku."
Gulf : "Oo... gitu ya? Horang kayah mah bebas..."
*****
Mew dan Gulf telah kembali ke rumah. Didalam kamar Mew, Gulf sedang memasang lukisan mahal yang baru saja Mew beli itu ke dinding.
Selagi Gulf sibuk, Kao menghampiri Mew. "Permisi, Khun Mew. Boleh saya bicara berdua saja dengan anda?"
Di ruang terpisah, Mew dan Kao duduk berhadapan dengan sebuah meja ditengah mereka.
Kao : "Khun Mew, menurutku sebaiknya kita memberhentikan Gulf dan mencari perawat lain?"
Mew : "Kenapa? Karena tingkah konyol yang Gulf lakukan selama ini?"
"Bukan itu. Aku telah mencari tau tentang riwayat Gulf. Ternyata, Gulf pernah masuk penjara akibat mencuri," ujar Kao. Lalu ia mengeluarkan sebuah dokumen berisi catatan dari kepolisian. Yang memperlihatkan identitas Gulf serta tindak pencurian yang pernah dilakukannya.
Kao : "Ini bahaya, Khun. Gimana kalau Gulf mencuri barang berharga dirumah ini?"
Mew tersenyum. "May tong huang (jangan khawatir). Aku pastikan keadaan aman meski Gulf berada disini..."
"...aku yakin, Gulf punya hati yang baik. Aku menyukainya, karena Gulf bisa menghibur hatiku dengan semua yang dia lakukan."
Beberapa jam kemudian.
Tengah malam pun tiba. Mew telah tertidur lelap di kamarnya. Sedangkan Gulf yang tidak bisa tidur, menghabiskan waktu sejenak di balkon rumah.
Tiba-tiba Kao menghampiri. "Belum tidur, Gulf?"
Gulf : "Iya, Phi. Aku belum ngantuk."
Kao memperhatikan Gulf. "Kamu ganteng juga ya. Pacarmu pasti senang memilikimu."
Gulf : "Aku mah jomblo. Cowok miskin kayak aku mana ada yang mau."
Kao : "Jangan ngomong begitu. Masa' kalah sama Khun Mew. Walau kondisi fisiknya seperti itu, tapi Khun Mew punya pacar, lho."
Gulf tercengang mendengarnya. Tiba-tiba Gulf cemburu mengetahui hal itu.
Kao tersenyum sinis kearah Gulf, lalu memperlihatkan foto seorang gadis. "Ini pacar Khun Mew, namanya Puifai. Wow, dia cantik banget ya."
"Iya, dia cantik banget," ujar Gulf sambil memandangi foto Puifai. Mengetahui bahwa Mew punya pacar saja telah membuat Gulf cemburu. Apalagi kalau Mew adalah pria straight. Membuat hati Gulf semakin galau.
Kao masih memperhatikan wajah Gulf. "Kenapa? Cemburu ya?"
Gulf : "Hah? Enggak lah! Memangnya aku siapanya Khun Mew?"
"Jangan bohong. Aku bisa menebak dari sorot matamu," ujar Kao. Lalu mendekatkan wajahnya kearah Gulf. "Lihat dirimu, Gulf. Udah miskin, homo lagi. Sangat berbeda dengan Khun Mew. Dia bukan hanya straight, tapi juga sangat kaya..."
"...orang sepertimu, jangan harap diterima dalam lingkungan elit seperti kami."
Mendengar semua ucapan Kao, Gulf justru tersenyum lebar. "P'Kao, terima kasih atas hinaannya. Aku bekerja hanya untuk mencari uang demi keluarga ku. Tidak berharap lebih..."
"...P'Kao, aku cuma berharap Khun Mew cepat sembuh dan bisa kembali normal seperti oranglain. Aku hanya ingin Khun Mew bahagia."
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Mew : Season 2
FanficGulf Kanawut bahagia ketika dirinya lolos casting untuk drama berjudul 'Tharntype' dan mendapatkan peran utama. Sayangnya, musibah menimpanya disaat yang sama. Hingga ia harus berhutang miliaran rupiah. Beruntung, Mew Suppasit bersedia membantu nya...