Sacrifice (3)

545 30 38
                                    

Mew : "Aku akan membuatmu cinta mati padaku. Sampai kamu rela mengorbankan nyawamu untukku."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Di taman itu, Mew memarkir motornya tidak jauh dari bangku taman, dimana Gulf duduk disitu. Lalu, Mew menghampiri pria tampan itu. "Sawadikha?"

Kepala Gulf yang tadinya tertunduk, lalu mendongak kearah Mew yang berdiri disampingnya. Gulf memandang heran pria yang tidak dikenalnya itu.

Mew : "Maaf, apakah kamu Gulf Kanawut?"

Gulf : "Darimana kau tau namaku?"

Mew mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. "Kenalkan, aku Mew. Aku teman dari Poompui, mantan pacarmu."

Gulf menjabat tangan Mew. Lalu, Mew bertanya, "boleh aku duduk disini?"

Gulf mengangguk, lalu Mew duduk disampingnya. Gulf mulai bertanya, "kau teman Poompui? Bagaimana kabar gadis itu?"

Mew : "Mm... kabar dia baik. Sekarang dia udah punya pacar baru yang sangat kaya dan ganteng. Karirnya di majalah Playboy juga semakin sukses."

Gulf : "Oo... Baguslah kalau dia baik-baik saja."

Mew melihat senyuman yang pahit diwajah Gulf. "Kenapa? Kau cemburu?"

Gulf : "Sama sekali tidak."

Mew : "Aku perhatikan, wajahmu terlihat sedih. Boleh aku tau?"

Gulf tidak sanggup lagi menahan beban dihatinya. Ia benar-benar ingin curhat dengan seseorang, meski dengan orang baru kenal seperti Mew. "Kakakku... Dia sekarat..."

Mew tau, ini pasti akibat kutukan yang dikirim oleh Bright kepada keluarga Gulf. Dan itu semua atas permintaan Poompui, mantan pacar Gulf yang dendam. Tapi sebagai sesama anggota sekte, Mew tidak boleh membocorkan perbuatan Poompui dan Bright.

Mew pura-pura tidak tau saja. "Mm... kalau boleh tau, kakakmu sakit apa?"

Gulf mulai menangis. "Semua penyakit berat... datang bertubi-tubi... mendera tubuh kakakku... aku sangat menyayanginya. Aku... takut... dia pergi... untuk selamanya..."

Gulf menutup wajahnya dengan kedua tangan, lalu menangis sejadi-jadinya. Merasa bahwa kakak yang dia sayangi, tidak memiliki harapan hidup.

Karena baru kenal, Mew agak ragu untuk menyentuh Gulf. Tangan Mew mengusap punggung Gulf sangat perlahan. "Maaf, Gulf. Aku turut prihatin. Semoga kakakmu cepat sembuh..."

"...maaf, Gulf. Boleh aku memelukmu?"

Gulf yang masih menangis, menyandarkan kepalanya di bahu Mew. Gulf benar-benar tertekan dan sedih karena kondisi keluarganya. Ia hanya ingin menenangkan diri. Sebelum akhirnya... mungkin... akan kehilangan kakaknya untuk selamanya?

Secret of Mew : Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang