"Allah tidak membebani seseorang melebihi kemampuannya."
[Qs.Al-Baqarah(2):286]
***
Hari ini merupakan hari terlelah bagi Afifah. Sedari pagi hingga malam selepas isya, dirinya membantu Umi Arifah membuat kue pesenan brownis untuk pelanggan setia Uminya. Setelah selesai membantu membuat brownis, Afifah pun pamit pada Uminya untuk bersih-bersih badan. Dengan langkah gontai, Afifah berjalan menuju ke kamarnya.
Sesampainya di depan kamar, Afifah membuka knop pintu kamarnya, lalu menguncinya dari dalam. Sejenak Afifah menghela napas, rasa capek dalam tubuhnya membuat Afifah ingin cepat-cepat segera membersihkan badannya yang di penuh keringat. Afifah mengambil handuk dan ia pun bergegas mandi.
15 Menit kemudian...
Afifah telah selesai mandi. Afifah pun meletakkan handuk pada tempatnya, lalu ia menaruh peralatan mandinya di dekat meja belajarnya. Setelah mandi, Afifah langsung melaksanakan sholat isya. Beberapa saat kemudian, Afifah telah selesai sholat. Setelah sholat, Afifah pun menuju ke dapur yang berada tepat di samping kamarnya langsung. Memang kamar Afifah terhubung langsung oleh dapur, yang dimana dapur tersebut milik pribadi Afifah. Jadi Afifah tak perlu keluar untuk mengambil makanan atau apapun itu, karena semua bahan makanan dan jajanan sudah tersedia di dapur kamarnya.
Afifah pun membuka kulkas, ia hanya menemukan ikan mentah dan beberapa sayuran. Afifah lupa kalau dia belum berbelanja bulanan hari ini. Afifah pun bergegas mengambil dompetnya, lalu dia pun keluar dari kamar untuk berbelanja di supermarket. Ketika Afifah turun dari tangga, ia menemukan Uminya tengah mengobrol bersama Abinya. Afifah pun meminta ijin pada Umi dan Abi.
"Umi, Abi, Fifah ijin mau ke Supermarket dulu ya." Seru Afifah sambil mencium tangan Abi dan Uminya.
"Perlu Abi anter?" Tanya Abi Umar bersiap-siap.
Afifah menggelengkan kepalanya, "Tidak usah, Abi. Deket kok dari sini, Fifah jalan aja ya?" Afifah harap Abinya mau mengerti.
"Ya sudah, kalau itu keputusan mu. Hati-hati di jalan ya, nak." Abi Umar mengingatkan Afifah. "Jangan lupa berdoa, agar di beri keselamatan."
"Baik, Abi. Kalau begitu Afifah pergi dulu ya, Assalamualaikum." Afifah pun langsung ngeloyor pergi.
Setelah Afifah diluar rumah, Afifah pun bergegas menuju Supermarket yang berada 200 meter ke utara dari Rumahnya. Sejenak Afifah menatap Arlojinya, waktu menunjukkan pukul 19.30. Belum terlalu malam, jalanan pun masih begitu ramai. Biasanya jam segini adalah waktu jam kantor pulang. Maka tak dipungkiri, bila jalanan begitu ramai. Sehingga suasana menjadi semrawut dan asap kendaraan ada dimana-mana.
Afifah tak lupa memakai masker, agar dirinya terhindar dari namanya polusi udara. Afifah memang sudah terbiasa bila kemana-mana menggunakan masker. Selain melindungi dirinya polusi udara, Afifah tak mau dirinya menjadi daya tarik orang lain, terutama laki-laki. Hal itu merupakan yang paling di benci oleh Afifah.
Afifah pun sampai di Supermarket. Hari ini Supermarket terlihat agak ramai, seperti tak biasanya yang terkadang ramai hingga hampir memenuhi seluruh bagian Supermarket. Afifah mengambil troli, lalu mulai membeli keperluan yang ia perlukan.
Seperti Sosis, Nugget, beberapa kaleng sarden. Tak lupa Afifah membeli buah-buahan dan sayuran. Masalah jajanan, jangan tanyakan berapa banyak yang dia beli. Selain untuk dirinya, terkadang ada teman-temannya yang main kerumah bahkan ada yang menginap. Setelah semuanya terbeli, Afifah pun menuju ke bagian kasir untuk melakukan transaksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A F I F A H (SlowUpdate)
JugendliteraturFatih Eijaz Zakiyyan, seorang pemuda yang memiliki kehidupan yang berbeda dari yang lain. semenjak kedua orangtua meninggal akibat kecelakaan, membuat Fatih harus hidup mandiri dalam segala kekurangan. ketika takdir seolah menguji kesabaran, cukup k...