"Saat memiliki teman baik, tidak peduli berapa banyak sisi kehidupan yang menyebalkan, mereka akan membuatmu tertawa."
[Mubtadiatul Afifah]
***
1 Minggu kemudian....
Aktivitas sekolah untuk kelas 11 kembali seperti semula. Hari ini Afifah berangkat ke sekolah menggunakan Bus Transjakarta. Karena Abi Umar sedang ada urusan, Afifah pun memutuskan untuk berangkat menggunakan Bus Transjakarta. Sebenarnya Afifah bisa saja berangkat menggunakan mobil pribadi milik Umi Arifah. Umi Arifah pun sudah mengijinkan jika Afifah membawanya, namun Afifah enggan karena dia tidak terbiasa membawa mobil sendiri. Setelah berpamitan dengan Umi Arifah, Afifah pun bergegas berangkat.
Sesampainya di jalan raya, Afifah pun bergegas menuju ke JPO untuk bisa sampai ke Halte Bus Transjakarta. Ketika hendak menaiki tangga, tiba-tiba dari belakang ada yang menyapa Afifah.
"Hai...., Assalamu'alaikum." Ucap Orang itu, membuat Afifah langsung menoleh ke arah belakang.
Ketika Afifah menoleh ke arah belakang, ia terkejut ketika melihat Fatih sudah ada di belakangnya. Afifah pun membalikkan badannya, seraya menjawab, "Wa'alaikumsalam, Eh Mas Fatih."
"Fatih aja mba, jangan pakai Mas." Protes Fatih secara perlahan.
"Emm....., Fatih aja manggil aku pakai kata Mba." Afifah balik protes pada Fatih dengan nada bicara yang halus
"Ya udah deh. Terserah mbanya aja." Fatih memilih mengalah, "Mba baru berangkat? Tumben naik Bus Transjakarta?"
Afifah mengernyitkan dahi, seraya berkata, "Lho emang kenapa kalau aku berangkat naik Bus Transjakarta? Emang salah ya?"
Karena merasa ada kesalahpahaman di balik pertanyaan Fatih barusan. Fatih pun menjelaskan secara perlahan maksud dari pertanyaannya tadi.
"Eh mbanya, bukan gitu maksud aku." Fatih pun berusaha untuk tidak membuat Afifah tersinggung, "Emm....., selama ini aku kan jarang liat mba Fifah naik Bus Transjakarta. Nah jadi aku bertanya seperti itu, maaf kalau bikin Mba Fifah jadi salah paham." Fatih menelungkupkan kedua tangannya dan merundukkan kepala.
Afifah terdiam, ketika melihat Fatih menundukkan kepala seraya menelungkupkan kedua tangannya dan meminta maaf. Lagi-lagi Afifah dibuat kagum oleh perlakuan yang begitu sopan kepada Fifah. Afifah baru pertama kali menemukan laki-laki, yang begitu menghormati perempuan. MasyaAllah...., kenapa hamba menjadi seperti ini? Ya rabb, pertanda apakah ini? Kenapa engkau selalu mempertemukan hamba dengannya? Apakah engkau tidak cemburu, bila hamba sampai jatuh cinta dengannya? Apakah ini termasuk ujian dari mu? Jika benar, tolong kuatkan hati hamba mu ini untuk selalu mencintai-Mu. Aamiin. Afifah pun menghela napas, lalu menyuruh Fatih untuk tidak melakukan hal itu. Fatih pun mendongak, lalu menganggukkan kepala. Afifah pun bergegas naik ke JPO, yang diikuti Fatih di belakang.
Beberapa menit kemudian, Afifah dan Fatih pun sampai di Halte Bus Transjakarta. Afifah pun mengambil kartu membernya, sementara Fatih mengambil uang delapan ribu untuk membayar tiket. Ketika Fatih hendak membayar tiket, tiba-tiba Afifah memanggil Fatih. Fatih pun langsung menghampiri Afifah.
"Iya mba, ada apa?" Sejenak Fatih melirik ke arah loket tiket, "Sebentar ya mba, aku mau bayat tiket dulu." Fatih pun berbalik dan mulai berjalan menuju ke Loket pembayaran.
Baru beberapa langkah Fatih melangkah, tiba-tiba Afifah kembali memanggil Fatih, "Astaghfirullah..., Mas Fatih!!" Panggil Afifah, "Baru juga aku mau ngomong, main tinggal aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
A F I F A H (SlowUpdate)
Novela JuvenilFatih Eijaz Zakiyyan, seorang pemuda yang memiliki kehidupan yang berbeda dari yang lain. semenjak kedua orangtua meninggal akibat kecelakaan, membuat Fatih harus hidup mandiri dalam segala kekurangan. ketika takdir seolah menguji kesabaran, cukup k...