"Luka kita sering kali merupakan celah menuju bagian terbaik dan terindah dari kita."
[Fatih Eijaz Zakiyyan]
***
Hari Pertemuan Orangtua Peserta....
Hari ini adalah hari dimana semua orang tua peserta akan datang ke ITC. Afifah sudah tidak sabar menanti kedatangan Abi Umar dan Umi Arifah. Hampir 3 minggu lamanya, Afifah tidak bertemu dengan mereka berdua. Afifah membereskan kamarnya supaya ketika kedua orang tuanya datang, Afifah bisa mengobrol banyak dengan mereka. Di saat Afifah tengah sibuk membereskan kamarnya, tiba-tiba Kanza masuk ke kamar.
"Astaghfirullah...., Kanza ini sukanya bikin kaget aja." Ujar Afifah sambil mengelus dadanya karena kaget.
Kanza hanya tertawa kecil seraya meminta maaf kepada Afifah. Afifah menggelengkan kepalanya, tanda ia tidak mempermasalahkannya. Kanza berbaring di atas tempat tidurnya, seraya memijat kepalanya. Afifah yang baru selesai membereskan tempat tidurnya, melihat Kanza yang terbaring dengan wajah begitu kusut.
"Kamu kenapa, Za?" Tanya Afifah, sambil duduk di kursi dan mengambil Ipod.
Kanza bangkit, lalu dia menghela napas agak panjang. Kanza pun menceritakan bahwa tadi dia nggak sengaja menabrak Fatih. Tapi bukannya minta maaf, Fatih langsung pergi tanpa menoleh sama sekali. Kanza merasa ada yang berbeda dengan Fatih sejak tadi pagi. Mendengar cerita Kanza, Afifah langsung terdiam. Afifah kembali teringat kembali dengan kejadian tadi malam, dimana Fatih tidak sengaja menyentuh Afifah. Semenjak kejadian itu, Afifah enggan bertemu dengan Fatih. Entah kenapa perasaannya masih campur aduk, bila mengingat kejadian kemarin.
Untuk menenangkan pikirannya, Afifah memasang earphonenya lalu mendengarkan lantunan surah Maryam melalui Ipod. Setelah mendengarkanya, hati dan pikiran Afifah sedikit tenang. Beberapa saat kemudian, datang Zalfaa dan Calista. Zalfaa yang melihat Afifah tengah memejamkan matanya sambil memakai earphone, dia pun memilih untuk tidak mengganggunya. Biasanya kalau Zalfaa ingin mengobrol sesuatu, biasanya Zalfaa menunggu Afifah sampai membuka matanya. Sementara Calista, dia tengah mengobrol dan mendengarkan cerita dari Kanza. Karena tak tahu harus ngapain, Zalfaa duduk di tempat di tidurnya, lalu mengambil Al-Qur'an-Nya dan mulai menghapalkannya.
Beberapa saat kemudian, Afifah sudah selesai mendengar lantunan ayat suci Al-Qur'an. Ketika hendak beranjak dari tempat duduk, tiba-tiba Zalfaa menarik tangan Afifah. Zalfaa menaruh Al-Qur'an, lalu dia berdiri di hadapan Afifah dengan tangan masih menggenggam tangan Afifah.
"Kamu mau kemana?" Tanya Zalfaa.
"Mau ke Gazebo. Mau nunggu kedatangan Orangtua aku." Sejenak Afifah menatap mata Zalfaa, "Kenapa emangnya?"
Zalfaa terdiam. Dia mengalihkan pandangannya dari Afifah. Melihat sikap Zalfaa yang tiba-tiba berubah, membuat Afifah menjadi penasaran.
"Heyy!!!" Afifah melambaikan tangannya di depan wajah Zalfaa, "Are you Okay?"
Zalfaa menatap lekat wajah Afifah, lalu menghela napas sejenak.
"Kamu sama Fatih nggak apa-apa kan?" Tanya Zalfaa, sambil menggigit bibir bagian bawah karena cemas.
Afifah mengenyitkan dahinya, "Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?"
"Nggak apa-apa si. Cuma..., ya mau tanya aja keadaan kalian berdua."
Mendengar jawaban dari Zalfaa, Afifah pun menghela napas lalu memutarkan bola matanya. Karena sedang tidak ingin membahas Fatih, Afifah lalu pergi meninggalkan Zalfaa. Melihat Afifah pergi, kontan membuat Zalfaa reflek memanggil Afifah.
KAMU SEDANG MEMBACA
A F I F A H (SlowUpdate)
Teen FictionFatih Eijaz Zakiyyan, seorang pemuda yang memiliki kehidupan yang berbeda dari yang lain. semenjak kedua orangtua meninggal akibat kecelakaan, membuat Fatih harus hidup mandiri dalam segala kekurangan. ketika takdir seolah menguji kesabaran, cukup k...