"Jika satu-satunya doa yang Anda ucapkan sepanjang hidup Anda adalah 'terima kasih', itu sudah cukup."
[Meister Eckhart]
***
Masih di Pulau Bali....
Setelah dari Pasar Sukowati. Perjalanan pun dilanjut menuju ke Joger, dimana disana mereka kembali berbelanja. Dalam perjalanan menuju kesana, Afifah gunakan untuk beristirahat. Rasa cape membuatnya terlelap, dengan Ipod yang masih menyala. Sementara Fatih, ia tengah membaca sebuah buku yang ia pinjam dari Afifah. Tadi sebelum Afifah tertidur, dia sempat membaca buku sebentar.
Disaat Afifah tengah membaca, diam-diam Fatih memperhatikan buku yang tengah di baca Afifah. Sejenak Fatih merasa kagum, melihat isi buku tersebut. Menyadari ada yang menyadarinya, Afifah pun menoleh ke arah kanan dan menemukan Fatih tengah diam-diam membaca buku yang di baca Afifah.
Tanpa Fatih sadari, Afifah tengah menatapnya. Disaat Fatih menatap Afifah, dia terkejut ketika mengetahui Afifah tengah menatapnya juga. Fatih pun langsung mengalihkan pandangannya, seraya merunduk karena malu. Afifah pun menyodorkan buku kepada Fatih, membuat Fatih mendongak dan menatap Afifah.
"Nih kalau mau baca." Seru Afifah menyodorkannya ke Fatih.
"Emmm mbanya selesaiin dulu bacanya. Nanti baru saya pinjam bukunya." Fatih merasa tidak enak, karena telah mengganggu Afifah.
"Nggak apa-apa. Saya bisa baca nanti kok." Ujar Afifah, kembali menyodorkan buku tersebut ke Fatih, "Ayo di ambil atuh."
Perlahan tangan Fatih mulai menerima buku, yang disodorkan oleh Afifah. Fatih pun mengucapkan terima kasih pada Afifah, Afifah pun hanya mengangguk.
Tak terasa Bus yang membawa mereka semua, sebentar lagi akan sampai di Joger. Seperti biasa Bu Yuli memberitahukan kepada anak didiknya, untuk bersiap-siap karena perjalanan mereka menuju Joger akan segera tiba. Afifah pun terbangun dari tidurnya, lalu ia membangunkan Mentari yang masih tertidur pulas.
Perlahan mata Mentari mulai terbuka. Ia meregangkan tangannya, karena merasa tubuhnya kaku. Afifah dan Mentari bersiap-siap, yang lainnya pun tengah bersiap-siap. Sejenak Afifah melirik ke arah Fatih, saat ini dia masih fokus membaca buku milik Afifah. Senyum di bibirnya perlahan mulai mengembang, ia merasa senang karena bukunya dapat di baca oleh seseorang yang selalu membuatnya kagum dengan segala kebaikannya. Inikah yang dinamakan rasa suka? Tapi entahlah, yang penting melihat dia membaca buku milik ku. Batin Afifah.
Tak terasa perjalanan mereka pun sampai. Afifah yang masih menatap Fatih, seketika di buat terkejut ketika Fatih menatap Afifah. Afifah pun langsung beranjak, lalu mengajak Mentari keluar. Teman-teman yang lain pun sudah keluar, yang tersisa hanya Afifah, Mentari, dan Fatih saja. Setelah Afifah dan Mentari pergi, Fatih pun akhir keluar dari Bus.
Ketika Fatih sudah keluar, sejenak ia merasa bingung. Bingung karena Fatih tidak tahu, bagaimana model baju yang Ratih dan Ana suka. Selama ini Fatih tidak pernah bertanya kepada Ratih dan Ana, tentang baju kesukaan mereka berdua.
Disaat Fatih tengah bingung, ia tidak sengaja melihat Afifah dan Mentari tengaj berjalan masuk ke dalam Joger. Fatih pun langsung mengejar mereka berdua.
"Assalamualaikum...." Seru Fatih dengan napas tersengal-sengal.
"Wa'alaikumsalam." Keduanya pun merasa heran, "Fatih kenapa? Kok napasnya tersengal-sengal gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A F I F A H (SlowUpdate)
Подростковая литератураFatih Eijaz Zakiyyan, seorang pemuda yang memiliki kehidupan yang berbeda dari yang lain. semenjak kedua orangtua meninggal akibat kecelakaan, membuat Fatih harus hidup mandiri dalam segala kekurangan. ketika takdir seolah menguji kesabaran, cukup k...