"Aku tidak bisa meminta Umi yang lebih baik. Bahkan dalam kekuranganmu, aku melihat kesempurnaan."
[Mubtadiatul Afifah]
***
Hari Raya Idul Fitri...
Dua hari yang lalu, Indonesian Tahfidz Competition baru saja selesai. Afifah keluar sebagai Juara Pertama, setelah berhasil mengalahkan Tazkia dan Afsana di Final. Afifah berhasil mendapat poin 985, mengungguli Tazkia dan Afsana dengan jarak yang begitu jauh. Kemenangan Afifah dalam Indonesian Tahfidz Competition, membuat langkah Afifah menuju Al-Azhar University semakin terbuka lebar. Setelah melengkapi berkas-berkas yang di perlukan, tak lama Afifah mendapat kabar bahwa dirinya berhasil mendapat beasiswa dari Al-Azhar University, Kairo, Mesir.
Abi Umar dan Umi Arifah pun merasa senang, karena perjuangan Afifah pada akhirnya membuahkan hasil. Di malam lebaran, Abi Umar mengadakan Acara Syukuran sekaligus Santunan Anak Yatim dan Piatu, sebagai bentuk rasa syukur, atas kebahagiaan yang hadir dalam Keluarga Abi Umar.
Saat ini Afifah dan Umi Arifah baru saja selesai menunaikan Sholat Ied di Masjid dekat Rumah Afifah. Sementara Abi Umar, beliau sudah sampai di Rumah terlebih dahulu. Sesampainya di rumah, Afifah langsung di sambut oleh Abi Umar.
"Akhirnya, dua bidadari kesayangan Abi pulang juga." Ucap Abi Umar.
"Abi bisa aja," Ujar Afifah sambil mencium tangan Abi Umar, "Kak Zee udah datang belum bi?"
"Kak Zee belum datang, paling sebentar lagi." Jawab Abi Umar, mengelus kepala Afifah dengan lembut.
Afifah hanya mengangguk pelan, kemudian ia bergegas masuk ke dalam rumah untuk mengganti pakaian. Setelah Afifah masuk, Umi Arifah maju selangkah lalu mencium tangan Abi Umar. Keduanya saling menatap, lalu Umi Arifah tersenyum tipis dan langsung masuk ke dalam rumah tanpa mengucap sepatah kata pun.
Sejenak Abi Umar menatap istrinya yang kini sudah masuk ke dalam rumah. Semenjak kejadian yang terjadi di SMA Al-Azhar beberapa minggu yang lalu, dimana Abi Umar menampar Fatih karena pengakuan Fatih yang telah menyentuh Afifah. Membuat hubungan Abi Umar dengan Umi Arifah menjadi sedikit ada jarak. Umi Arifah sekarang lebih banyak diam, raut wajahnya pun selalu dingin, dan tak seceria seperti dulu. Walaupun begitu, Umi Arifah masih melayani Abi Umar dengan baik dan memenuhi segala kebutuhan yang di butuhkan Abi Umar.
Beberapa hari yang lalu, Umi Arifah sempat menyinggung soal keinginan dia yang ingin bersilaturahmi ke Panti Asuhan Muara Indah setelah Lebaran Idul Fitri hari kedua. Waktu itu Umi Arifah meminta Abi Umar dan Afifah untuk ikut juga ke Panti Muara Indah, sekalian menemani Umi Arifah. Awalnya Abi Umar mengiyakan permintaan Umi Arifah. Namun setelah mengetahui tujuan Umi Arifah silaturahmi ke Panti Muara Indah untuk bertemu dengan Fatih dan Keluarganya. Abi Umar langsung menolak dan tak mengizinkan Umi Arifah bertemu dengan Fatih. Sempat ada perdebatan antara Umi Arifah dengan Abi Umar.
Hingga puncaknya ketika Umi Arifah memilih mengalah dan tak pernah lagi menyinggung keinginannya itu. Bahkan ketika Afifah sudah pulang, Umi Arifah tak lagi membahasnya. Abi Umar mencoba merenungi sejenak, apakah keputusannya benar atau tidak. Abi Umar benar-benar bingung di posisi sekarang ini. Di satu sisi, dirinya masih belum memaafkan Fatih karena dia telah berani menyentuh Afifah. Namun di sisi lain, Abi Umar juga memikirkan perasaan Umi Arifah. Abi Umar memejamkan matanya, lalu menghela napas agak panjang. Abi Umar pun masuk ke dalam rumah untuk bersiap-siap, karena sebentara lagi Keluarga dari Zee akan segera datang.
***
Afifah baru saja keluar dari kamar. Di hari raya Lebaran Idul Fitri kali ini, Afifah memakai Gamis serba berwarna Hitam dengan jepitan berbentuk bunga matahari, yang terselip di bagian Hijab Afifah sebelah kiri. Membuat Afifah terlihat anggun bagaikan perempuan-perempuan Afganistan. Setelah di rasa cukup persiapan, Afifah pun bergegas menuju ke Ruang Keluarga. Sesampainya di Ruang Keluarga, Afifah melihat Abi Umar tengah duduk sambil menikmati secangkir kopi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A F I F A H (SlowUpdate)
Novela JuvenilFatih Eijaz Zakiyyan, seorang pemuda yang memiliki kehidupan yang berbeda dari yang lain. semenjak kedua orangtua meninggal akibat kecelakaan, membuat Fatih harus hidup mandiri dalam segala kekurangan. ketika takdir seolah menguji kesabaran, cukup k...