12 - Suasana Baru

71 11 1
                                    

“Kunci untuk kebahagiaan adalah membiarkan setiap situasi menjadi seperti apa yang seharusnya terjadi.”

 [Mandy Hale]

***

1 bulan kemudian...

Satu bulan telah Fatih lewati. Perlahan dia mulai beradaptasi di kelasnya yang baru. Walaupun awalnya Fatih mengalami kesulitan, tapi berkat bantuan semua teman-teman kelas 11 Mipa 3, Fatih dapat menyesuaikan keadaan sekitar. Saat ini Fatih tengah mengerjakan tugas Kimia di sebuah Gazebo dekat perpustakaan. Fatih memilih mengerjakan tugas sekarang, karena nanti sepulang sekolah dia harus bekerja. Fatih takut jika nanti malam dia tidak dapat mengerjakan tugas karena kecapean.

Disaat Fatih tengah fokus mengerjakan tugas kimia, tiba-tiba ada seseorang yang mengambil buku Fatih. Kontan Fatih terkejut, lalu dia mendongak. Ternyata orang yang mengambil bukunya adalah Atta.

"Lagi ngerjain apa si? Serius banget keliatannya." Atta mulai membuka buku milik Fatih, "Owh Kimia toh. Udah mulai bisa ngerjain  tugas pelajaran MIPA, lumayan juga otak lo."

"Kembaliin bukunya. Aku belum selesai ngerjainnya, bentar lagi bel masuk." Seru Fatih, sambil berusaha mengambil buku Kimia dari tangan Atta.

Disaat Fatih akan mengambil buku Kimia dari tangan Atta, tiba-tiba Atta mendorong Fatih hingga terjatuh. Haris dan Ryan pun tertawa ketika melihat Fatih terjatuh. Atta pun mendekati Fatih, lalu berjongkok di hadapan Fatih yang tersungkur di tanah.

"Tidak semudah itu untuk lo bisa ngambil buku ini dari tangan gue." Atta kembali berdiri, "Well..., mau kita apakan buku ini?"

"Sobek aja."

"Kalau enggak kita bakar aja sekalian."

Mendengar hal itu, Fatih pun langsung menyentuh kaki Atta, dia pun memohon pada Atta agar jangan menyobek atau membakar bukunya. Atta yang melihat Fatih memohon di bawah kakinya, membuat Atta menjadi tinggi hati. Dia pun menendang tangan Fatih, lalu menginjak tangan Fatih. Fatih pun mengerang kesakitan. Sementara Ryan dan Haris, mereka pun tertawa puas ketika melihat Fatih yang tengah tertindas. Atta pun mengangkat kakinya dari atas tanga Fatih, bisa terlihat luka di tangan Fatih akibat injakan dari sepatu Atta.

Atta mulai merogoh sakunya, lalu mengeluarkan sebuah gunting. Fatih pun semakin panik, ketika melihat Atta memegang gunting. Fatih memohon pada Atta, agar dia jangan menggunting bukunya. Karena di buku banyak catatan penting, yang Fatih harus pelajari sebelum UAS tiba.

Bukannya merasa kasihan, Atta malah semakin menjadi. Dia pun mulai menggunting buku Fatih secara asal, Fatih pun hanya bisa pasrah. Dia tak mampu untuk menyelamatkan bukunya dari tangan Atta. Dia hanya bisa menatap serpihan-serpihan bukunya yang mulai berjatuhan ke tanah. Setelah Atta selesai menggunting buku Fatih, dia pun kembali berjongkok seraya menarik rambut Fatih agar Fatih menatap mata Atta.

"Lo dengerin perkataan gue kali ini." Tatapan Atta menajam, membuat Fatih ketakutan, "Jangan lo kira, setelah lo pindah, hidup lo akan damai tentram. Gue akan terus gangguin lo, sampai lo sadar kalau sekolah ini gak cocok untuk lo. Camkan itu, ANAK MISKIN!!!"

Atta pun langsung pergi, meninggalkan Fatih yang masih tergeletak di atas tanah. Kini tatapan Fatih tertuju pads serpihan-serpihan buku, yang berceceran di atas tanah. Dengan sekuat tenaga Fatih bangkit, lalu memunguti kembali serpihan-serpihan tersebut. Ketika sedang memunguti serpihan-serpihan bukunya, air mata Fatih mulai berjatuhan. Ia benar-benar tidak menyangka, jika Atta akan tega melakukan hal itu padanya.

A F I F A H (SlowUpdate) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang