03

54.8K 5.8K 1.5K
                                    

"Njun, Na, kalian berdua beneran belum ngerjain tugas?!"

"Beneran Chan. Ini aja kita lagi panik."

"Aduh gimana dong?!"

Sekarang Haechan, Renjun, dan Jaemin tengah meributkan tentang tugas matematika yang diberikan minggu lalu. Ketiga lelaki manis itu panik karena dari ketiganya belum ada sama sekali yang mengerjakan tugas itu. Bahkan Jaemin yang biasanya tak pernah telat mengerjakan tugas, entah kenapa kini ia lupa mengerjakan.

"Apa kita bolos aja ya?" usul Haechan. "Biar kita bebas dari hukuman." sambungnya.

"Tapi kalau ketahuan bolos kita juga bakal dihukum sama pak Namjoon." balas Jaemin.

"Bener juga ya." Haechan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ya TERUS GIMANA DONG?!" sentaknya.

"KITA JUGA NGGAK TAU, SEO HAECHAN!" balas Renjun dan Jaemin bersamaan membuat Haechan mengerucukan bibirnya.

"Kayaknya bener kata Haechan deh, kita bolos aja." ucap Jaemin kali ini.

"Ya udah kalo gitu, ayo cepetan kita ke rooftop sebelum bel masuk." balas Renjun. Setelahnya ketiganya berlari meninggalkan kelas dan menuju rooftop.

Tapi ditengah jalan seseorang menghadang mereka membuat ketiganya takut dan meneguk ludah dengan susah payah. Bukan bukan. Itu bukan guru atau yang lainnya. Tapi itu adalah Mark yang menatap mereka --atau lebih tepatnya menatap Haechan dengan tatapan tajam.

"K-Kak Mark..." cicit Haechan takut-takut.

"Mau ke mana hm?" tanya Mark datar.

"M-mau ke kantin Kak." jawab Haechan, berbohong.

"Lo belajar bohong dari mana huh?" tanya Mark. "Ini bukan arah ke kantin, Seo Haechan!"

Mark mendekatkan wajahnya pada wajah Haechan membuat lelaki manis itu memejamkan matanya erat. "Gue tanya sekali lagi, lo mau ke mana? Hm?"

"M-mau k-ke rooftop." jawab Haechan.

"Mau ngapain ke rooftop? Bolos lagi?"

Mark mengehela napas pelan, "Lo kenapa susah banget dibilangin sih?! Kalo gue bilang jangan bolos ya jangan bolos, Seo Haechan!" omelnya.

"T-tapi ini urgent Kak, aku--

"Apapun itu, Seo Haechan!" sela Mark. "Sekarang balik ke kelas dan nggak ada kata bolos!" titahnya dengan penuh penekanan.

"Kak, tapi--Eh eh--AAA KAK MARK TURUNIN!!"

Haechan memekik begitu Mark menggendong tubuhnya seperti karung beras. Haechan berontak memukul-mukul bahu Mark brutal. Tapi Mark terus berjalan dengan Haechan digendongannya, tak memperdulikan fakta bahwa kini mereka menjadi pusat perhatian.

Mark menurunkan tubuh Haechan di depan kelas, "Masuk!" titahnya.

"Nggak mau Kak. Aku mau ke rooftop!" balas Haechan merengek.

"Seo Haechan..." panggil Mark dengan deep voicenya membuat Haechan meremang takut.

"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya seseorang membuat keduanya menoleh.

Haechan membelalakan matanya. Mampus. Pak Namjoon.

"Ini Pak, dia mau bolos!" jawab Mark menunjuk Haechan.

"YAK!"

"Udah sana, masuk kelas belajar yang bener!" ucap Mark sambil mengusak surai Haechan. "Saya permisi Pak!" setelahnya Mark berlari dari sana menuju kelasnya.

"Ayo masuk, Chan. Kamu mau diem aja di depan pintu?" ucap Pak Namjoon.

"E-eh i-iya Pak hehe." balas Haechan canggung lalu masuk ke dalam kelas.

TSUNDERE (MarkHyuck)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang