14

37.1K 4.1K 570
                                    

"MAMA PAPA HAECHAN PULANG NIH!" teriak Haechan begitu ia dan Mark memasuki rumah.

"Chan --eh ada Mark!" sapa Johnny.

"Papa!" balas Mark lalu mencium tangan Johnny sopan.

"Papa, aku nginep di apart kak Mark ya?" ucap Haechan meminta izin, ia memeluk lengan papanya manja dan tak lupa tatapan memohon yang ia berikan.

Johnny mengernyit kan kepalanya. "Nginep?"

Haechan mengangguk cepat. "Uhm. Boleh ya Papa?"

"Tapi janji sama Papa kalian nggak akan berbuat macem-macem. Terutama kamu Mark, janji sama Papa jangan ngerusak Haechan. Dia anak kesayangan Papa." ucap Johnny.

"Iya Pa, aku nggak akan ngerusak Haechan. Aku janji!" ucap Mark yakin.

"Ya udah Chan. Kamu boleh nginep."

"Yeay! Makasih Papa sayang " Haechan mencium pipi Johnny dengan sayang. "Kak, sebentar ya!" Setelahnya Haechan berlari ke kamarnya untuk mengambil beberapa baju yang akan ia gunakan ketika menginap di rumah Mark.

"Ngomong-ngomong kamu udah berapa bulan sama Haechan, Mark?" tanya Johnny pada Mark.

"Setahun dua bulan Pa." jawab Mark tersenyum pada Johnny.

"Wah udah lama juga ya!" ucap Johnny seraya terkekeh. "Selama pacaran belum pernah gituan kan?"

Mark tertawa. Frontal sekali pertanyaan Johnny.

"Belum kok Pa. Tenang aja." jawab Mark. "Aku nggak bakal ngelakuin hal itu sama Haechan sebelum kita berdua sah. Kan sebagai pacar Haechan tugas aku buat jagain dia bukan buat ngerusak dia."

Johnny tersenyum bangga lalu mengusak surai Mark sekilas. "Aduh emang mantu idaman nih anaknya si Jefri."

"Kak!" Suara itu mengalihkan atensi keduanya.

"Udah?" tanya Mark, Haechan mengangguk.

"Ya udah kalo gitu kita pergi dulu ya Pa." pamit Mark.

"Iya. Hati-hati ya!" balas Johnny. "Mark, jagain Haechan. Inget pesan Papa!" sambungnya mengingatkan.

"Iya Pa. Pasti."

"Bye Papa!" Haechan melambaikan tangan pada Papanya.

"Bye!"

.

.

.

BRUK..

Sesampainya di apartemen Mark membanting dirinya ke atas tempat tidur. Capek banget dia.

"Kakak nggak mau mandi dulu?" tanya Haechan. Ia mengusap lembut rambut Mark yang tengah menenggelamkan wajahnya pada bantal.

Mark hanya menggeleng sebagai jawaban. Ia mengubah posisi rebahannya, menjadikan paha Haechan sebagai bantal dan menenggelamkan wajah pada perut Haechan.

Haechan tersenyum geli melihat sikap manja Mark. Tangannya masih aktif untuk mengusap rambut Mark lembut.

"Chan, pijetin dong." pinta Mark.

"Nggak ah, males." tolak Haechan.

"Chan..."

"Ck aku nggak jago mijet orang, nanti kalo Kakak salah urat kan--

"Baby..."

Haechan mengerjapkan matanya beberapa kali. "A-apa tadi Kak?"

"Baby, pijetin ya." pinta Mark dengan aksen manjanya. "Pegel banget ini."

TSUNDERE (MarkHyuck)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang