21

32.3K 4K 166
                                    

Mark termenung menatap langit-langit kamarnya. Suara rintik-rintik hujan dari luar kamar terdengar jelas. Tiba-tiba ia teringat percakapan antara ia dan daddy-nya dua hari yang lalu.

Flashback on..

"Dad, tapi Mark nggak mau kuliah di Canada. Tanpa harus kuliah di Canada juga Mark pasti bisa sukses dengan cara Mark sendiri."

"Daddy tau itu, Mark. Kamu anak yang hebat. Tapi ini udah perjanjian dari awal, grandpa dan grandma yang membuat perjanjian ini. Daddy nggak bisa apa-apa."

"Emangnya Daddy nggak bisa buat negoisasi sama grandma dan grandpa?"

"Daddy udah pernah coba buat bilang, tapi hasilnya nihil Mark."

Mark menghela napas lelah dan mengusak surai pirangnya frustasi.

"Sebenernya ada satu cara yang buat kamu bisa tetep di sini, kuliah di sini tanpa harus ke Canada."

"Apa itu?"

"Kamu harus ngedapetin beasiswa penuh di kampus terbaik yang ada di sini. Kalo kamu berhasil dapetin beasiswa itu, grandma nggak bakal maksa kamu buat kuliah di sana."

"Beasiswa penuh di kampus terbaik? Dad, kemampuan Mark nggak sampai di situ, Mark nggak bisa."

"Mark, you can do it. Daddy bakal selalu dukung kamu, karena sebenernya daddy nggak mau kamu dan anak-anak daddy yang lain kuliah di sana."

Flashback off..

"ARGGHHH!" Mark mengacak-acak surainya frustasi. "Bisa gila gue lama-lama sialan!!"

Mark bangkit dari atas tempat tidur lalu menyambar kunci mobilnya yang berada di atas nakas. Ia ingin pergi ke rumah Haechan, ia butuh senyum dan pelukan Haechan di saat-saat seperti ini.

"Mark, mau ke mana?" tanya Taeyong yang sedang menonton televisi di ruang keluarga bersama Jaehyun.

"Mau ke rumah Haechan." jawab Mark.

"Di luar hujan, besok aja lah."

"Mark bawa mobil kok Dad."

"Ya udah hati-hati. Kalo mau nginep kabarin dulu."

"Iya Mom."

.

.

.

"Astaga!" Haechan kaget. Lagi enak bengong di balkon tiba-tiba ada tangan yang meluk pinggangnya dari belakang. Lebih kaget lagi saat tau ternyata pelakunya adalah Mark.

"Kak Mark kok ke sini?" tanya Haechan.

"Kangen sama lo." jawab Mark jujur.

Haechan mendengat itu tersenyum geli ia menggesekan pipinya pada rambut Mark.

"Muka Kakak kelihatan kusut banget, lagi ada masalah ya?" tanya Haechan khawatir sembari mengusap sisi wajah Mark.

"Hm. Sedikit." jawab Mark lesu.

"Mau cerita?"

Mark menggeleng. Ia kembali memeluk Haechan dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher pacarnya itu. "Biarin gue kayak gini dulu."

Haechan mengangguk dan membiarkan Mark pada posisinya saat ini. Ia mengusap kepala Mark dengan sayang.

"Chan, kalo gue pergi jauh lo bakal tetep nunggu gue atau cari yang lain?" tanya Mark tiba-tiba.

Haechan mengernyitkan dahi tidak mengerti. "Maksudnya? Kakak mau pergi ke mana?"

"Ah, nggak kok. Lupain aja!" elak Mark.

TSUNDERE (MarkHyuck)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang