20

35.3K 3.8K 711
                                    

"Kakak kenapa sih daritadi bawa motornya pelan banget?" tanya Haechan kesal.

"Gue lagi pengen makan siomay, biasanya di sekitar sini ada yang jual." jawab Mark.

"Tiba-tiba banget, kakak ngidam ya?" celetuk Haechan.

"Pala lo ngidam!" seru Mark nggak terima. "Lo yang gue bikin ngidam sini!"

"Kakak ih!" tegur Haechan. Mark emang kalo ngomong lambe-nya nggak disaring.

"Bercanda. Tapi kalo mau beneran ayo aja!"

"KAKAK!"

"Iya iya. Nggak usah teriak-teriak, budeg gue lama-lama!"

"Eh Kak, itu tukang siomay!" Haechan menunjuk tukang siomay di pinggir jalan sembari bergerak-gerak rusuh.

"Astaga, Haechan. Jangan gerak-gerak, lo mau kita jatoh?!" omel Mark.

"Iya maaf. Hehe!"

Mark menghela napas lelah. Ia memberhentikan motornya di pinggir jalan, tepat di depan gerobak tukang siomay yang tadi ditunjuk Haechan.

"Lo mau beli juga?" tanya Mark.

"Mau. Jangan pake sayuran ya!" balas Haechan.

"Kebiasaan!"

"Biarin! Wle."

"Ya udah biar gue yang pesenin, lo duduk aja dulu di sana!" titah Mark sembari menunjuk kursi yang telah disediakan di sana.

"Iya." Haechan pun duduk di kursi sedangkan Mark memesan. Tak lama Mark menghampiri Haechan dengan membawa dua piring siomay.

"Nih punya lo!"

"Terimakasih Kak pacar!" Haechan tersenyum lebar ke arah Mark.

"Jangan panggil gitu. Geli!"

"Yeu, tapi salting kan aku panggil kayak gitu?" goda Haechan.

"Nggak." jawab Mark singkat.

"Masa? Kak pacar! Kak pacar! Kak pacar!"

"Diem!" tegas Mark. Haechan nyengir.

"Kalian berdua ini pacaran ya?" tanya si abang penjual sok akrab. Tapi nggak apa-apa, kadang sok akrab itu diperlukan.

"Iya, Bang. Hehe." jawab Mark canggung.

"Cocok ya. Si Mas-nya ganteng, si Mbak-nya cantik."

"SAYA LAKI-LAKI!" sentak Haechan. Dia manly gini masa dipanggil mbak sih. Ish kesel!

"Eh maaf. Mas-nya terlalu cantik buat ukuran laki-laki."

Haechan menghentak-hentakan kakinya kesal. Bibir mungilnya terus mengeluarkan sumpah serapah.

Mark melihat itu tertawa. Ia mengusap surai Haechan dengan lembut. "Udah nggak usah manyun. Habisin makanannya!"

"Hum.." Masih cemberut, tapi Haechan tetap menuruti ucapan Mark. Setelahnya ia kembali memakan siomay miliknya hingga habis, begitu juga dengan Mark.

"Udah kan? Yuk pulang!" ajak Mark.

"Kak, kita ke rumah aku dulu ya." ucap Haechan.

"Mau ngapain?" tanya Mark.

"Mau ngecek aja, sekalian bersih-bersih."

"Oh ya udah. Yuk bayar dulu!"

.

TSUNDERE (MarkHyuck)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang