"Jadi lo mau beli ramyeon yang mana?"
Haechan tidak menjawab. Masih sibuk memilih ramyeon yang berjejer di depannya.
"Eum, aku mau yang ini. Boleh?" tanya Haechan sembari menunjukan ramyeon yang ia inginkan pada Mark.
Mark mengangkat satu alisnya, "Yakin lo mau yang itu? Itu pedes banget."
"Tapi aku lagi pengen makan pedes. Huhu, boleh ya Kak?" Haechan menatap Mark dengan puppy eyes-nya. Kelemahan Mark.
"Hm. Ya udah ambil!" balas Mark membuat Haechan bersorak girang. "Tapi kalo maag lo kambuh atau diarek gue nggak mau tanggung jawab."
"Nggak akan. Tenang aja, aku kan kuat hehe."
"Terserah. Sekarang mau beli apa lagi?" Mark bertanya.
Haechan mengetuk dagunya dua kali sebelum menjawab, "Keju mozzarela. Ayo Kak, kita ke sana!"
Haechan berjalan menuju rak yang terdapat berbagai jenis keju. Sedangkan Mark mengikuti di belakang sembari mendorong trolley belanjaan. Jadi berasa babu dia.
'Tapi nggak apa. Demi Haechan, apa sih yang nggak.'
'Jangan bilang-bilang Haechan kalo gue ngomong kayak gitu, nanti dia ke-ge er-an.'
-Mark Jung, bucin tak nggak mau dibilang bucin."Ramyeon.."
"Keju mozzarela.."
"Acar.."
"Sosis.."
"Hm. Apalagi ya Kak?"
"Nggak mau beli cemilan?" tawar Mark. Biasanya kan pacarnya ini ngemil terus. Tiada hari tanpa ngemil lah pokoknya!
"Emang boleh?"
"Boleh." Santai. Jangankan cemilan, pulau pribadi juga bakal Mark beli kalau Haechan yang minta.
Yupi.
Keripik kentang.
Cookie.
Jelly.
Semuanya udah masuk trolley. Tinggal bayar aja!
Bayarnya pake duit siapa? Ya duit Mark lah. Hahay!😎🤙
.
.
.
"Kakak duduk aja, biar aku yang masak." ucap Haechan.
"Hm." Mark duduk di kursi makan, ia memainkan handphone-nya sembari menunggu Haechan selesai memasak.
Tak lama berselang Haechan selesai memasak. Ia meletakan dua porsi ramyeon di atas meja makan, tak lupa dua kaleng minuman soda yang ternyata ada banyak di kulkas rumah Mark.
"Selamat makan!" seru Haechan riang.
Setelahnya mereka berdua memakan makanan masing-masing. Tapi baru tiga suapan , muka Haechan sudah berubah jadi merah karena kepedesan. Mark melihat itu cuma geleng-geleng kepala.
"HUAA PEDES!!"
Haechan berteriak heboh. Ia mengibas-ngibaskan tangannya di depan mulut dengan lidah yang keluar.
"KAK MARK TOLONGIN!"
Mark mendengus malas. Kan dia udah duga pasti gini ujung-ujungnya.
Saat Haechan ingin meminum soda untuk menghilangkan rasa pedas, Mark dengan cepat mengambil minuman soda itu dan menggantinya dengan segelas air hangat.
"Kalo lagi kepedesan tuh minumnya air hangat." ucap Mark.
Haechan menurut, ia meminum segelas air putih hangat itu hingga habis. Beberapa detik kemudian ia tersenyum lebar ke arah Mark.
"Hehe, pedesnya udah ilang. Makasih Kak!"
"Hm. Udah nggak usah dimakan lagi, nanti gue bakal pesenin lo kfc." ucap Mark. Haechan nurut aja.
.
.
.
bang san
oy mork!
gua mau ngasih tau kalo haechan sakit
mama papa gue lagi pergi
gua sama hendery lagi ada urusan dikampus
lo bisa nemenin dia kan?
(16.00 P.M)nama gue mark bukan mork-_-
sakit apa dia bang?
(16.15 P.M)diare gitu deh kayaknya
lo bisa nemenin kan?
kesian kalo dirumah sendirian, takut kenapa-kenapa
(16.17 P.M)bisa bang
gue mandi dulu, nanti gue kesana
(16.20 P.M)oke
thank you bro!
(16.22 P.M)
read.Setelah mengakhiri chat dengan abang dari pacarnya itu, Mark meletakan handphone diatas nakas lalu mengambil handuk dan beranjak ke kamar mandi.
"Pasti tuh anak diare gara-gara makan pedes kemaren. Emang dasar keras kepala!"
.
.
.
"Haechan.."
Haechan menyembulkan kepalanya dari balik selimut untuk melihat siapa yang datang. "Kak Mark!" serunya senang. Ia ingin bangun tapi ditahan oleh Mark.
"Nggak usah bangun, tiduran aja."
Haechan menurut dan kembali berbaring di ranjang.
"Kenapa bisa sakit?" tanya Mark datar.
"Um..aku nggak tau." cicit Haechan pelan.
"Pasti ini gara-gara lo makan pedes kemarin kan? Lain kali kalo gue bilangin tuh nurut. Kalo udah gini, siapa yang repot--
"Aku bikin Kakak repot? Maaf ya Kak."
Mark gelagapan, "Nggak, bukan gitu maksud gue."
"Nggak apa-apa Kak. Kakak bisa pulang aja kalo emang merasa repot, aku bisa sendiri kok."
"Chan nggak gitu. Gue nggak merasa repot sama sekali. Gue...gue cuma nggak mau lo sakit."
"Beneran?"
"Iya beneran. Udah lo jangan mikir aneh-aneh." Mark mengusak surai Haechan sekilas. "Nih mommy bikinin lo smooties pisang, katanya sih pisang bagus buat orang diare."
"Mana? Aku mau minum!"
Mark membantu Haechan untuk duduk bersandar pada headbord ranjang, lalu menyerahkan smoothies pisang yang ia bawa menggunakan gelas taperwer. Haechan meminum smooties itu hingga seperempat bagian.
Setelah selesai Mark kembali meletakan gelas berisi smooties itu di atas nakas. Ia naik ke atas tempat tidur, duduk bersandar pada headbord ranjang lalu mengusap surai Haechan dengan lembut.
Haecchan beringsut memeluk Mark dengan posisi tengkurap dan menenggelamkan wajahnya di perut Mark.
"Kakak, pantat aku panas." keluh Haechan.
Mark dengan inisiatifnya mengusap-usap pantat Haechan dengan lembut. Halus banget, jadi pengen nge-spank. Eh!
"Dah. Lo tidur aja!" ucap Mark sambil terus mengusap pantat Haechan.
"Kakak di sini kan?"
"Iya iya gue di sini. Dah tidur!"
Tbc gaiseu
KAMU SEDANG MEMBACA
TSUNDERE (MarkHyuck)✔
Fiksi Penggemar"Kak Mark itu tsundere, tapi gue sayang." Tentang Haechan yang harus selalu memiliki kesabaran lebih untuk menghadapi pacarnya yang tsundere akut, Mark. NOTE: [YAOI] [BxB] [Mark x Haechan] DONT READ IF YOU DONT LIKE IT!! JIKA ADA KESAMAAN JUDUL DAN...