TSUNDERE (MarkHyuck)✔

25

"Jadi dua minggu lagi lo ulangan akhir semester?" Mark bertanya pada Haechan.

"Uhm." Haechan mengangguk dan makin mengeratkan pelukan pada Mark yang berbaring di sampingnya. "Tapi aku ngerasa belum siap Kak."

Oh iya, kini mereka berdua berada di apartemen Mark.

"Belum siapa kenapa?"

"Ya belum siap aja. Selama kelas 11 ini aku sama sekali nggak paham sama materi yang dijelasin." ucap Haechan lesu.

"Itu karena lo nggak pernah belajar, Haechan." balas Mark.

"Aku belajar kok!"

"Jangan bohong!" tegas Mark membuat Haechan cemberut. "Coba aja lo baca dan pelajarin sedikit-sedikit, atau lo bisa nonton video materi yang ada di youtube."

"Kalo masih nggak paham juga?" tanya Haechan polos.

"Tanya aja ke gue, gue bakal jelasin sampe lo paham." jawab Mark.

"Beneran Kak?"

"Hm. Sesusah apapun itu, kalo lo rajin dan tekun pasti bakal jadi gampang. Kuncinya tuh cuma satu, jangan males! Buang jauh-jauh semua sikap pemales lo!"

"Oh iya, Kakak udah ngurusin buat daftar kuliah?" tanya Haechan kali ini.

"Belum. Kasih napas dulu lah, baru juga kelar UN gue." balas Mark.

Haechan terkekeh pelan. "Kakak rencananya mau kuliah di mana?"

"Gue sih lagi ngincer beasiswa penuh di Universitas Nusantara." jawab Mark.

"Wah! Aku doain semoga Kakak bisa dapetin beasiswa itu. Amin!"

"Amin."

"Eum..Kalo misalnya nggak keterima di kampus itu gimana Kak?"

"Ya gue...gue bakal daftar di univ swasta yang nggak jauh dari sini." jawab Mark...berbohong.

"Kakak...nggak bakal pergi jauh kan? Kakak nggak bakal ninggalin aku kan?"

Mark mengernyitkan dahi bingung. "Lo kenapa sih? Gue nggak akan pergi jauh dan ninggalin lo. Gue udah janji kan, so gue nggak bakal ingkar janji."

"Bener ya Kak?"

"Astaga iya. Gemes banget sih lo!"

"AAA KAKAK GELI HIHI!"

.

.

.

"Jadi gimana, semua udah beres kan?" tanya Jaehyun pada anak sulungnya.

"Udah dad. Tinggal tunggu tes aja, kurang lebih seminggu lagi." balas Mark. "Mark deg-degan banget."

Jaehyun mengusak rambut Mark sekilas. "Anak daddy pasti bisa!"

"Kalo Mark gagal gimana Dad?"

"Tanpa daddy jawab juga pasti kamu udah tau kan." balas Jaehyun. Ia menepuk-nepuk bahu si sulung sebelum keluar dari sana.

.

.

.

"KAK MARK!!" Haechan berlari memeluk Mark yang sudah menunggu di depan gerbang sekolahnya.

Oh iya, hari ini Haechan sudah berhasil melewati ujian akhir semester yang dilaksanakan selama seminggu. Dan selama itu juga ia selalu datang ke rumah Mark untuk meminta penjelasan materi. Menurut Haechan cara Mark menjelaskan materi benar-benar mudah dipahami, ia jadi kerasan untuk terus belajar bersama Mark.

"Gimana ujian hari terkahirnya hm?" Mark bertanya lembut.

"Susah, tapi aku bisa kok. Kan kemarin udah diajarin sama Kakak hehe." balas Haechan.

"Good boy!" Mark mengusak surai coklat Haechan sekilas. "Ayo masuk mobil!"

"Kita mau ke mana Kak?" Haechan bertanya.

"Kencan." jawab Mark enteng. Sedetik kemudian ia terkekeh melihat wajah Haechan yang memerah. "Lemah, gitu aja blushing!"

"Ish Kakak!" Haechan memukul lengan Mark pelan.

"Ayo masuk!" Mark membukakan pintu mobil untuk Haechan.

Sekali lagi, Haechan merasa spesial saat bersama Mark. Mark really treats him like a precious diamond

.

.

.

Mark dan Haechan keluar dari dalam bioskop setelah menonton film genre romance berdurasi satu jam 20 menit.

"Ih kesel banget sama Suho, harusnya dia langsung aja nyatain perasaannya ke Irene. Giliran Irene diambil orang aja baru nyesel. Aku juga kesel sih sama Irene, nggak peka banget padahal udah jelas kalo Suho tuh--

Cup!

"You're so cute." puji Mark setelah mencium bibir Haechan sekilas. Ia tak tahan melihat bibir cherry Haechan yang bergerak saat anak itu terus mengoceh tentang kekesalannya pada pemeran difilm yang baru mereka tonton.

Haechan mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Iii aku malu!"

Mark terkekeh pelan sembari mencubit pipi gembil Haechan gemas.

"Laper Kak~" keluh Haechan.

"Lo emang laper terus!" Mark mencibir.

"Kak!"

"Ck iya iya, ayo kita cari makan."

"Hehe. Kuy kuy!"

Tbc..

Pendek aja dulu wkwk

2 atau 3 part lagi tamat (maybe)