22

31K 3.7K 527
                                    

Kemarin pictnya lupa dimasukin:")

☝️Boneka beruang yang Mark kasih ke Haechan🙂👍

.

.

.

BUGH!

"MARK!"

Semua siswa yang sedang bermain basket di lapangan outdoor sekolah tersentak kaget begitu bola basket yang berat itu menghantam tulang pelipis Mark dengan telak, membuat darah segar mengalir dari sana.

"Ssh.." Mark meringis pelan. Ia berusaha menghapus darah di pelipisnya menggunakan tangan, tapi tetap saja masih ada darah yang mengalir.

"Jangan gitu, tangan lo kotor nanti!" tegur Lucas. Ia membantu memapah Mark menuju ruang kesehatan.

Tapi sesampainya di sana Mark keukeuh tidak mau lukanya dibersihkan dan diobati oleh petugas kesehatan. Membuat Lucas dan Changbin melihatnya kesal sendiri.

"Ck terus lo maunya apa?!" sungut Changbin kesal. "Darah lo ngalir terus, kalo lama-lama dibiarin lo bisa kehabisan darah!"

"Ssh..P-panggil Haechan, gue cuma mau diobatin sama dia."

Lucas dan Changbin langsung memasang ekspresi datar sedatar-datarnya. Emang dasar bucin!

.

.

.

"HAECHAN!"

Haechan yang sedang makan hampir tersedak begitu ada yang meneriakan namanya dengan kencang.

"Kak Lucas!" sapa Haechan. "Kenapa Kak?"

"Itu Chan, Mark...Hah...Bentar gue capek.."

"Kak Mark kenapa?" tanya Haechan panik.

"Mark...kepalanya kena bola basket. Sekarang ada di ruang kesehatan. Dia berdarah, tapi dia nggak mau di--

SRET..

"WOI ANJENG!"

Lucas mengelus dadanya kaget begitu Haechan bangkit dari duduknya dan berlari dengan kecepatan penuh menuju ruang kesehatan.

BRAK..

"KAK MARK!" Haechan membuka pintu ruangan dengan kasar. Kakinya langsung lemas melihat darah yang mengalir dari pelipis Mark.

"Nah ini dia yang ditunggu-tunggu!" seru Changbin. "Pacar lo ini keras kepala banget Chan. Dia nggak mau diobatin, kalo nggak sama lo. Kehabisan darah baru tau rasa lo!"

"Sini Kak. Biar aku aja yang obatin lukanya." ucap Haechan, ia mengambil alih kotak P3K dari salah satu petugas kesehatan di sana.

Dengan telaten Haechan mulai membersihkan luka Mark menggunakan kapas dan cairan antiseptik. Setelahnya ia mengoleskan sedikit betadine agar lukanya cepat mengering dan terakhir ia menepelkan plester.

"Udah!" seru Haechan.

"Makasih." ucap Mark pelan.

"Hm. Kok bisa gini sih Kak?" tanya Haechan khawatir.

"Nggak tau, nggak sadar. Tiba-tiba tuh bola udah nyium muka gue." jawab Mark.

"Terus kenapa tadi nggak mau langsung diobatin sama petugas kesehatan?" tanya Haechan lagi.

"Takut lo cemburu kalo gue disentuh orang lain." jawab Mark. Ngadi-ngadi banget emang.

"Gila! Emangnya aku se-posesif itu?!"

"Iya. Buktinya lo pernah cemburu sama sepupu gue."

"KAK MARK! NGGAK USAH DIINGETIN LAGI!" teriak Haechan emosi. Rasanya pengen dia teken luka di pelipisnya Mark, tapi nggak tega:(

"Mendingan lo semua keluar, gue mau berduaan sama Haechan!" usir Mark pada semua yang berada di sana.

"Ck!" Lucas dan Changbin berdecak kesal. Kalo tau ujung-ujungnya diusir mendingan nggak usah ditolongin dari awal.

"Udah ditolongin bukannya bilang terimakasih, malah ngusir."

"Terimakasih sudah menolongku, wahai teman-temanku yang baik. Sekarang lebih baik kalian keluar dari sini kalau tidak mau jadi nyamuk."

"STRESS / SINTING!" umpat Lucas dan Changbin bersamaan lalu keluar dari ruangan itu, tak lupa untuk membanting pintu yang tidak bersalah.

Mark tertawa melihat kekesalan teman-temannya. Tapi sedetik kemudian ia meringis karena luka di pelipisnya kembali berdenyut nyeri. Kayaknya dia kualat sama dua temennya itu.

"Jangan banyak gerak Kak, nanti lukanya lama kering." ucap Haechan. "Udah, sekarang Kakak boboan aja."

"Temenin." Mark menepuk-nepuk sisi tempat tidur yang kosong. Tempat tidur di sana memang agak luas, jadi muat lah buat dua orang.

"Nggak mau ah, sempit." tolak Haechan.

"Bukan sempit, badan lo aja yang kegedean!"

"Bangsat!"

"Ngomongnya, Seo Haechan!" tegur Mark membuat Haechan mengatupkan bibirnya.

"Habisnya Kakak ngeselin sih!"

"Ck nggak usah banyak omong, sini tiduran temenin gue."

"Kalo aku nemenin Kakak di sini, jadinya aku bolos dong?" Haechan bertanya.

"Hm. Udah nggak apa-apa, bolos buat nemenin pacar yang lagi sakit itu pahalanya gede." jawab Mark.

"Pala lo gede!"

"Pala gue kecil, tapi kalo pala yang bawah boleh lah." ucap Mark pelan.

"Hah maksudnya?" Haechan nggak paham.

"Nggak. Lupain aja!" Mark mengibas-ngibaskan tangannya. "Sini tiduran."

"Ck iya iya."

.

.

.

"Kakak mau latihan basket hari ini?" Haechan bertanya.

"Hm."

"Nggak boleh!" ucap Haechan tegas.

Mark menangkat sebelah alisnya seolah-olah bertanya, "Kenapa?"

"Kakak belum boleh banyak gerak, nanti lukanya makin lebar." ucap Haechan.

"Tapi ini latihan penting Chan." balas Mark.

"Lebih penting latihan atau kesehatan Kakak?" tanya Haechan galak.

"Tapi--

"TAPI APA?!" sentak Haechan galak. "Bisa nggak sih Kak sekali aja nurut sama aku?"

Mark meringis pelan. Kok Haechan jadi galak gini?

"Sebentar aja Chan."

"Ck kalo Kakak nggak mau nurut kita putus aja lah!"

"HEH! SEMBARANGAN!"

"Ya habisnya Kakak keras kepala, aku kan ngelarang juga demi kebaikan Kakak."

"Ya udah gue nggak latihan." ucap Mark pada akhirnya membuat Haechan tersenyum lebar. "Tapi, lo temenin gue di rumah ya?"

"Nah gitu dong!" Haechan menepuk kepala Mark beberapa kali, walau harus jinjit. "Iya aku temenin. Ayo!"

Tbc gais

TSUNDERE (MarkHyuck)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang