08

43K 4.7K 929
                                    

Tok..Tok..

Mark terus mengetuk pintu rumah pacarnya tapi tidak ada sahutan sedari tadi. Ia memaklumi, karena ini salahnya yang bertamu terlalu pagi. Ini masih jam 6 pagi.

Ceklek..

"Eh, Mark!" sapa Chitta setelah membukakan pintu.

"Mama!" Mark mencium tangan Chitta dengan sopan.

"Ada apa, Mark? Kok tumben dateng pagi-pagi gini?" tanya Chitta.

"Mark mau ngajak Haechan lari pagi ke taman kota Ma. Haechannya ada?"

"Oh, anaknya masih tidur. Kamu bangunin aja sana di kamarnya!" suruh Chitta.

"Iya Ma. Aku ke atas ya." Setelah Chitta mengiyakan Mark pun beranjak menuju kamar Haechan yang berada di lantai dua.

Mark membuka pintu kamar Haechan dengan perlahan. Tersenyum kecil ketika melihat wajah Haechan ketika sedang tertidur, kelihatan damai sekali. Ia duduk di pinggir ranjang dan tangannya terulur untuk membelai surai halus Haechan dengan sayang.

"Hng.." Haechan melenguh dalam tidurnya ketika tangan Mark mulai turun untuk mengusap pipi gembilnya.

Lenguhan itu membuat Mark kembali menarik tangannya dari pipi Haechan. Ia baru sadar kalau tujuannya ke sini adalah untuk mengajak Haechan lari pagi. Bukan untuk memandangi wajah damai Haechan ketika sedang tertidur.

"Chan, bangun!" ucap Mark di telinga Haechan.

"Ung.." Haechan mengusap-usap telinganya beberapa kali. "Nanti aja, Ma. Echan ngantuk."

Mark membelalakan matanya. Apa kata Haechan barusan?! Ma?! Mama?! Heol!

Dengan tega Mark mencapit hidung Haechan dengan jari telunjuk dan tengahnya membuat si manis itu kesulitan bernapas.

"Ish Ma--LOH KAK MARK KOK DI SINI?!" Haechan memekik kaget. Ia menarik selimut untuk menutupi seluruh bagian tubuhnya, termasuk wajahnya.

"Hei, kenapa ditutupin? Buka selimutnya!" ucap Mark galak. Seperti ibu-ibu yang sedang memarahi anaknya.

"Hngg nggak mau. Mukaku lagi jelek Kak." balas Haechan. Ia menganggap kalau bareface-nya itu jelek. Padahal...

"Lo jelek setiap saat!"

"IH JAHAT!" kesal Haechan.

"Turunin selimutnya, bear!" titah Mark lagi.

Haechan perlahan menyembulkan kepalanya dari balik selimut. "Kak, kalo mau ngajak aku kencan nanti siang aja ya. Sekarang aku masih ngantuk." ucapnya.

"Siapa yang mau ngajak lo kencan? Pede banget!" balas Mark.

"Loh terus kakak ke sini mau ngapain?" tanya Haechan.

"Mau ngajak lo lari pagi. Ayo cepet bangun!"

Haechan mendengus malas. Oh ayo lah, ia dengan olahraga adalah musuh bebuyutan. Apalagi ini hari Minggu. Ia ingin menghabiskan Minggu yang cerah ini dengan bersantai-santai, bukan dengan hal menyebalkan seperti lari pagi atau jenis olahrga lainnya.

"Heh kok bengong sih?!" sentak Mark. "Ayo cepet bangun!"

"Ish aku males, Kak. Kapan-kapan aja deh lari paginya." balas Haechan. Ia memejamkan matanya, bersiap-siap untuk kembali tidur.

"Nggak ada. Ayo bangun, Seo Haechan!" tegas Mark.

"..."

"SEO HAE--

Sret!

Bruk!

Mark terkejut ketika Haechan menarik tangannya membuatnya kini ikut berbaring di samping Haechan.

TSUNDERE (MarkHyuck)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang