09

39.5K 4.2K 1.1K
                                    

Setelah sesi ciuman panas itu, Haechan kelelahan dan berakhir tidur di kamar apartemen Mark.

Sudah sejam berlalu, berarti kini waktunya Mark untuk membangunkan Haechan yang tengah tertidur lelap di pelukannya.

Mark menepuk-nepuk pelan pipi gembil Haechan, "Haechan-ah, wake up!"

"Hngg.." Haechan menggeliat tanpa berniat untuk membuka matanya.

"Ayo bangun, lo belum makan siang!" ucap Mark lagi.

"Umm, Mmau ngantuk!" gumam Haechan

"Ck itu gue udah mesen makanan. Kalo lo nggak mau gue habisin sendiri."

"Ih jangan dong!" balas Haechan cemberut.

"Ya makanya bangun!" Mark mencubit pipi Haechan gemas.

Haechan membuka mata dan perlahan mengubah posisinya menjadi duduk seraya mengumpulkan nyawa.

"Cuci muka sana, habis itu kita makan siang!" suruh Mark.

Haechan menganggukan kepalanya lalu berjalan lunglai ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah selesai ia pun beranjak ke ruang tengah, menghampiri Mark yang tengah menyiapkan makanan.

"Wah, ayam goreng!" seru Haechan dengan mata berbinar.

"Ini yang pedes, buat gue!" ucap Mark sembari menunjuk spicy fried chicken. "Dan ini yang nggak pedes, buat lo!" sambungnya.

"Dih kok gitu, aku mau yang pedes!" protes Haechan.

"Nggak. Gue nggak mau maag lo kambuh lagi!"

"Ish Kak--

"Makan!"

Haechan cemberut seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Mau ngambek aja pokoknya!

"Makan, kenapa malah cemberut gitu!"

'Nggak denger, aku ngambek!' -hc

"Makan, Seo Haechan!" titah Mark lagi. "Atau--

"Iya iya ini makan!" balas Haechan lalu mulai memakan makanannya dengan sedikit terpaksa.

"Kwak, akwu ngwinep ywa." ucap Haechan meminta izin dengan mulut yang terisi penuh oleh makanan.

"Telen dulu makanannya!"

Haechan menelan makanannya dan setelah itu ia tersenyum lucu ke arah Mark. Memperlihatkan deretan gigi rapihnya. "Hehe, malem ini aku nginep di sini ya Kak?" tanyanya.

"Jangan!" cegah Mark.

"Ih kenapa?!"

"Besok sekolah, minggu depan aja nginepnya." jawab Mark.

"Bener ya Kak minggu depan?" tanya Haechan memastikan.

"Hm."

"Bener ya?"

"Bawel!"

"Hehehe."

"Nggak usah mesem-mesem. Habisin makanan lo!" tegas Mark.

"Galak banget sih Kak!" Haechan cemberut.

.

.

.

"CHAN CHAN CHAN!!"

"Njun, jangan teriak-teriak!" tegur Haechan pada Renjun yang sedari tadi berteriak-teriak memanggil namanya.

"Hehehe." Renjun cengengesan dengan wajah tanpa dosa.

Renjun mengeluarkan sebuah kado berwarna biru muda dengan pita sebagai hiasaan dari dalam tasnya lalu memberikan pada Haechan, "Oh ya, kasih ini ke aunty Chitta ya, dan bilang gue minta maaf karena nggak dateng ke pesta kemarin."

TSUNDERE (MarkHyuck)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang