EPILOG

48.7K 3.6K 1.3K
                                    

1 years latter...

"ASTAGA HAECHAN JUNG, BANGUN!" Mark berteriak heboh begitu melihat istrinya tidur dengan posisi tengkurap.

"Eung? Kenapa sih Mas?" tanya Haechan yang masih mengumpulkan nyawa.

"Kamu jangan tidur tengkurep begitu, kamu mau anak kita gepeng?"

Haechan mengerjapkan matanya beberapa kali lalu sedetik kemudian ia menepuk dahinya pelan.

"Astaga baby, maafin Mommy ya. Baby kesakitan ya? Huhu, maaf ya baby." Haechan meminta maaf pada janin dalam kandungannya sembari mengelus perut buncitnya.

Mark yang gemas melihat itu akhirnya mengulurkan tangan untuk turut mengelus perut buncit istrinya.

"Mas--EH ASTAGA AKU BELUM BUATIN SARAPAN!" Haechan ingin bangkit dari tempat tidur dan beranjak menuju dapur tapi Mark menahannya.

"Siapa yang ngeizinin kamu buat masak?" tanya Mark dingin.

Haechan mengernyitkan dahinya bingung, "Hah?! Apaan sih Mas?!"

"Nggak usah buat sarapan, kita delivery aja." ucap Mark.

"Ih kenapa?!" Haechan bertanya.

"Kandungan kamu udah masuk bulan ke-delapan, nggak boleh ngerjain yang berat-berat."

Haechan memutar bola matanya jengah. "Mas aku cuma mau masak, bukan mau ngangkat galon air!" ucapnya kesal.

"Itu sama aja. Aku nggak mau kamu sama baby kenapa-kenapa." balas Mark.

Haechan tersenyum lalu menyolek dagu Mark, "Sekarang kamu udah nggak tsundere lagi ya. Ada kemajuan."

"Diem!" ucap Mark datar. "Mau pesen apa buat sarapan?"

"Eum, pancake aja deh. Sama jus jambu ya Mas." jawab Haechan.

Mark mengangguk lalu mulai mengutak-atik ponsel canggihnya untuk memesan makanan yang Haechan inginkan.

"Aku mandi dulu ya Mas." ucap Haechan.

"Mau dimandiin nggak?" Mark menawarkan sembari menyeringai.

"Nggak. MAS MESUM!"

.

.

.

"Mwas~"

"Telen dulu makanannya sayang!" ucap Mark mengingatkan.

Haechan menelan makanannya lalu tersenyum lucu ke arah Mark, "Hehe Mas, hari ini kita belanja buat keperluan baby ya?"

"Yah, hari ini aku nggak bisa sayang, ada beberapa kerjaan yang harus diurus. Besok aja nggak apa-apa kan?"

Haechan cemberut tapi sedetik kemudian ia menganggukan kepalanya. "Besok ya Mas? Janji?"

Mark mengecup bibir Haechan sekilas, "Iya, Mas janji!" balasnya.

"Emang apa aja yang mau dibeli?" Mark bertanya.

"Banyak Mas. Baju bayi, kaos kaki bayi, popok, kereta bayi, tempat tidur bayi." jawab Haechan.

"Duit seratus juta kurang nggak?"

"Mas kita cuma mau beli perlengkapan bayi, bukan mau beli mobil baru." balas Haechan jengah. Punya suami kaya emang kadang-kadang ngeselin.

"Jadi segitu kebanyakan?" tanya Mark lagi.

"Ya iya lah Mas!" sentak Haechan gemas. "Sepuluh juta juga cukup kok."

Mark mengangguk-anggukan kepalanya. "Kamu nggak mau pergi ke salon buat perawatan sayang?"

TSUNDERE (MarkHyuck)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang