sembilan belas

389 55 0
                                    

"kenapa ha-rus gue hiks hiks"

"14 tahun baal hiks 14 tahun gue Pendem rasa ini apa Lo ga sadar juga hikss" ucap (nk) seolah berbicara pada foto Iqbaal dengannya yang di tempel di dinding kamar.
**

(Nk) sudah tertidur nyenyak setelah ia kelelahan karena menangis.

Ia terusik oleh suara dering dari ponselnya menandakan ada yang meneleponnya.

+62*********

"Ini nomer siapa lagi" ucap (nk) lalu membiarkan ponselnya terus berbunyi.

Karena merasa terganggu ia pun mengangkat telepon dari nomer yang tak di kenal itu.

'halo' ucap (nk)

'(nam) ini gue Ari'

'Ari? Lo dapet nomer gue dari mana?'

'dari Tante Rika'

(Nk) yang mendengar itu pun hanya meng-ohh kan saja.

'ada apa?'

'jalan yu gue jemput lo sekarang siap siap ya!' ajak Ari ya walaupun nada nya terkesan sangat dingin

'ishh tap-

'gausa tapi tapian gue tau lo butuh tempat buat cerita. Gue tutup ya gue kerumah Lo ni bye'

Tut

Telepon dimatikan sepihak oleh Ari (nk) pun berdecak sebal.

"Tu anak cenayang kali ya. Eh tapi gapapa deh siapa tau gue bisa dapet solusi kalo gue ceritain ke Ari" ucap (nk) lalu ia berjalan ke arah cermin

"Astagfirulloh ini muka gue serem banget" ucap nya sambil melihat pantulan dirinya di cermin.

Rambut yang berantakan bawah mata yang hitam dan mata yang sangat sembab.

Sangat keciri kalau (nk) habis nangis ia langsung menuju kekamar mandi untuk mencuci muka nya lalu mengganti baju nya.

"Duh mata gue bengkak banget gimana dong" ucap (nk)

"Ahh gue tau mending pake kacamata aja deh"

(Nk) pun segera mengambil kacamata hitam miliknya lalu ia bergegas keluar karena ia berniat menunggu Ari di luar.

Tak lama kemudia Ari pun datang dan (nk) tak basa basi ia langsung memasuki mobil tsb.

"Kenapa pake kacamata?" tanya Ari heran.

"Mmm gapapa pengen coba hal baru aja" Ari pun hanya membalas dengan anggukan lalu fokus menyetir

"Kita mau kemana?" Tanya (nk)

"Liat aja nanti"

Lalu (nk) pun terdiam hingga sampai tempat tujuan mereka berdua langsung keluar dari mobil dan Ari pun langsung menarik tangan (nk) lembut.

"Ri kita mau kemana?" Yang di tanya hanya diam ia terus berjalan dengan menarik tangan (nk)

"Lo ga macem macem kan?"

"Lo mau jahatin gue ya?"

"Oh atau Lo mau culik gue?" Seketika Ari pun langsung berhenti dan (nk) pun ikut berhenti.

Ari membalikan badannya dan berkata.

"Gausa bawel ayo ikut aja" ucap Ari dingin

"I-iya" lalu mereka berdua pun menuju suatu tempat.

Rooftof?

Untuk apa Ari mengajak nya kesini?ntahlah

(Nk) mengendarkan pandangannya pada sekeliling rooftof tsb.

"Waaahhh indah banget Ri" ucap (nk)

"Percaya kan kalo gue ga culik Lo" lalu (nk) pun hanya cengengesan

"Lo tau dari mana disini ada rooftof?"

"Kalo gue lagi ngerasa sedih gue Dateng kesini

Disini gue bisa tumpahin semuanya gue bisa ngapain aja buat ilangin rasa sedih gue"

(Nk) pun langsung menoleh ke Ari lalu kembali menghadap depan.

"Ayo kita duduk disitu" ucap (nk) lalu mereka pun duduk di tempat yang (nk) tunjuk

Pemandangan kota jakarta dari atas sini sangat lah indah apalagi di sekeliling rooftof ini ditanami pepohonan jadi terasa lebih sejuk.

Setelah itu (nk) memberanikan membuka kacamatanya sangat terlihat jelas matanya yang masih bengkak dan sembab karena habis nangis lalu (nk) tersenyum.

"Salah ga si kalo kita suka sama sahabat sendiri" ucap (nk) tersenyum miris sambil menatap lurus ke depan Ari yang mendengar nya pun hanya tersenyum

"Engga ko rasa suka itu manusiawi. Dan siapapun berhak buat suka ataupun cinta sama siapapun itu" jawab Ari sontak (nk) pun menoleh kearah Ari

"Satu yang harus Lo inget" ucap Ari lagi

"Apa?"

"Balasan" ucap Ari. (Nk) pun menyerengit bingung

"Iya cinta itu gaperlu balasan. Ketika Lo cinta sama seseorang dan Lo harus sadar cinta ga selama nya bisa di balas. Ketika Lo siap buat jatuh cinta disitu juga Lo harus siap dapet tantangan yang luar biasa

Dan ketika Lo jatuh cinta gada satu alasan pun buat menghindar karena Lo kecewa sama seseorang tersebut hak mencintai dan cinta itu engga bisa diatur sama orang lain" ucap Ari

"Jadi kalo Lo cinta sama seseorang tapi orang itu ga cinta sama lo dan malah cinta sama orang lain Lo harus ikhlas kuncinya dan kebahagian orang yang kita cinta itu kebahagiaan kita sendiri" lanjutnya

Ucapan Ari sangat membuatnya tersadar jadi untuk apa ia memaksakan keadaan. Ia harus belajar meng-ikhlaskan Iqbaal lagi pula bahagianya Iqbaal bahagia nya juga ya walaupun kenyataannya sangat susah.

"Dan satu hal seharusnya Lo sadar" ucap Ari lagi yang berhasil membuat (nk) menoleh ke arah nya.

"Jangan terlalu fokus sama satu titik sampe bisa buat Lo buta akan segala hal. Berlarut larut dalam kesedihan itu ga baik

Yang udah biar lah berlalu lagi dan Lo harus fokus buat kedepannya untuk mencapai tujuan Lo"

"Eh ada satu lagi" ucap Ari

"Apa?"

"Lo juga harus sadar diri" kata-kata Ari barusan membuatnya terdiam

"Bercanda serius banget sih" ucap Ari sambil terkekeh (nk) hanya mendengus sebal.

"Ternyata sikap Lo yang kaya kulkas tapi Lo peka ya dalam segala hal" ucap (nk) yang membuat Ari terkekeh lagi.

"Gue cuma menebak aja"

"Maksudnya" ucap (nk) tak mengerti ucapan Ari

"Engga"

Lalu hening mereka berdua samasam
Fokus dengan pikiran sendiri.

"Jangan pernah sedih lagi" ucap Ari tiba tiba

"Kenapa?"

"Gue gasuka" ucap Ari kembali dingin

(Nk) pun menyerengitkan alisnya

"Alasannya?"

"Buat apa Lo nangisin orang yang sama sekali engga perduli Lo"

Ucapan Ari memang benar benar pedas baginya.





Jangan lupa vote!!
Thank you❤️

TAHU DIRI✓ iqnamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang