57

370 28 1
                                    

"Alhamdulillah, kita sudah sampai." Ucap bunda Rike.

"Ayo sayang kita masuk." Ajak bunda Rike pada (nk).

Saat ini mereka berada di rumah Iqbaal yang artinya rumah (nk) juga.

Cklek

"Masyaallah Iqbaal, kamu sudah punya rumah sebesar ini?." Ucap mamah Rika, kagum pada Iqbaal.

"Alhamdulillah Mah, mulai sekarang rumah ini akan jadi milik (nk)." Sahut Iqbaal.

(Nk) yang mendengarnya langsung menoleh ke arah Iqbaal.

Bunda Rike tersenyum sambil mengelus rambut (nk).

"Iqbaal sudah bilang kalau rumah ini di hadiahkan untuk kamu sayang." Jelas bunda Rike.

"Hah? Serius Baal?." Tanya (nk) dengan wajah terkejut.

Iqbaal hanya mengangguk dan tersenyum.

"Ya sudah, ayo kita lihat kamar kalian." Ajak bunda Rike.

"Silahkan nyonya, biar saya bantu bawa kopernya." Ucap seorang perempuan paruh baya.

"Eh iya, makasih ya bi." Sahut bunda Rike.

"Oh iya (nam), ini mbok Irah dia yang akan bantu bantu kamu di rumah." Ucap Iqbaal memperkenalkan (nk) pada mbok irah.

"Mbok, ini (nk) istri saya." Lanjutnya

"Salam kenal nyonya, saya mbok Irah, kalau perlu bantuan panggil saya saja Ndak usah sungkan." Ucap mbok Irah sopan.

"Iya mbok." jawab (nk) ramah

Setelah itu mereka langsung menuju kamar (nk) dan Iqbaal.

"Nah, ini dia kamarnya gimana suka ga?." Ucap bunda Rike pada (nk).

(Nk) dan mamah Rika tak henti tersenyum.

"Iqbaal, terimakasih banyak ya sudah memberikan yang terbaik untuk anak mamah." Ucap mamah Rika.

"Iya mah, lagi pula itu kan kewajiban seorang suami." Sahut Iqbaal.

Setelah mereka selesai membereskan beberapa barang (nk) dan Iqbaal, bunda Rike dan mamah Rika berpamitan pulang, tersisalah (nk) dan Iqbaal.

Tling

Mamah 😘

Sayang hati hati di sana ya, mamah selalu nunggu kamu main ke rumah. Jangan lupa kabarin mamah kalau ada perlu apa apa ya sayang. Maaf mamah enggak bisa lama lama soalnya kasian papah sendiri di rumah. Yasudah jangan lupa kasih cucu yang lucu buat mamah.
__

Begitulah pesan dari mamah Rika (nk) hanya bisa tersenyum, belum sehari namun ia sudah rindu mamah nya.

"(Nam) gue mau keluar sebentar, kalau Lo butuh apapa panggil aja mbok Irah." Ucap Iqbaal yang sudah rapih mengenakan jaket hitam.

"Lo mau kemana?." Tanya (nk).

"Gue ada perlu."

"Lama ga?."

"Kenapa? Mau lama atau engga bukan urusan Lo!." Ucap Iqbaal lalu pergi.

(Nk) hanya berfikir positif, mungkin Iqbaal belum terbiasa menerima semua ini. Ia memilih turun ke bawah menemui mbok Irah.

"Lagi masak apa mbok?." Tanya (nk) pada Mbok Irah di dapur.

"Ehh nyonya, ini saya lagi masak capcai kesukaan mas Iqbaal." Sahut mbok Irah sopan.

"Panggil saya mbak aja." Sahut (nk).

"Saya bantu ya." Lanjutnya.

"Ndak usah mbak, biar saya aja ini kan tugas saya." Tolak mbok Irah.

TAHU DIRI✓ iqnamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang