empat puluh tujuh

309 29 5
                                    

Happy reading:*

(Nk) menuju tempat yang sudah di Sharelock oleh Iqbaal.

Dan beberapa menit kemudian (nk) sampai di tempat itu, ia memarkirkan mobilnya.

Caffe

Penglihatannya tak henti memperhatikan setiap titik sudut di caffe itu. Lampu berwarna kuning yang menerangi sekeliling.

(Nk) berjalan memasukinya,
Caffe yang terlihat bagus dan romantis. sepertinya Iqbaal sengaja menyewanya.

"(Nam)" panggil seseorang yaitu Iqbaal.

(Nk) pun menoleh ke arah suara itu, ia tersenyum. Menurutnya Iqbaal sangat tampan dia mengenakan tuxedo berwarna hijau, senada dengan baju yang ia kenakan.

Iqbaal berjalan ke arahnya, senyumnya tak pernah luntur.

"Ayo ikut gue" ucap Iqbaal sambil menarik tangan (nk) dengan lembut.

Iqbaal membawa (nk) ke tengah-tengah lampu besar, yang di kelilingi oleh bunga mawar.

Perasaan (nk) saat ini sangat aneh. Ntah bagaimana ia meneteskan air matanya secara tiba-tiba.

Iqbaal mengelap air mata (nk) sambil terkekeh.

"(Nam) gue mau lamar Zidny. Gue nervous banget Lo bisa bantu gue kan?" Ucap Iqbaal.

(Nk) tersenyum air matanya tak henti henti menetes.

"Kamu mau kan nikah sama aku?" Ucap Iqbaal sambil memberikan sebuah cincin kepada (nk).

"Gimana? Menurut Lo Zidny bakal terima gue gak?" Tanya Iqbaal dengan semangat.

(Nk) mengangguk sebagai tanda setuju.

"Kenapa Lo nangis?" Tanya Iqbaal.

"Ah engga apapa gue seneng sahabat gue udah mau nikah" ucap (nk).

Padahal aslinya (nk) menangis karena  sudah tidak ada harapan lagi pada Iqbaal setelah ini.

Tiba tiba Ari menarik tangan (nk) dan membawanya pergi menjauh dari Iqbaal.

"Mau sampai kapan si Lo bodoh kaya gini!?" Ucap Ari sambil menghentakkan tangan (nk).

(Nk) tidak bisa menjawab, air matanya terus menetes.

"Buka mata Lo! Masih banyak orang yang sayang sama Lo!"

(Nk) menggeleng keras.

"Enggak Ri!"

"Gue sayang sama Lo!"

Ucapan Ari membuat tangisan (nk) mendadak berhenti, air matanya terasa sudah habis.

"Maaf" ucap (nk) sambil menunduk.

Ari menarik dagu (nk) agar mendongak.

"Lo ga pantes dapet hal kaya gini! Sampai kapan Lo mau pura pura bodoh?" Ucap Ari sambil mendekatkan wajahnya.

"Maaf hiks"

TAHU DIRI✓ iqnamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang