The Past - Hyebin's Birthday

549 10 4
                                    

Setelah hari perayaan ulang tahun Seungho, Joongki dan Hyebin saling mendekatkan diri. Mereka berhubungan setiap hari lewat telepon dan juga e-mail. Saling berkata mesra dan mengekspresikan rasa rindu mereka. Hyebin sangat bahagia. Hatinya terus berbunga-bunga setiap hari. Mereka berdua merencanakan untuk berlibur bersama pada tahun baru yang akan datang.

Namun, beberapa hari sebelum Hyebin berulang tahun, Joongki menghilang. Tidak ada kabar sama sekali. Saat Hyebin meneleponnya, Joongki tidak mengangkat. Hyebin meninggalkan pesan di answering machine, Joongki tidak menghiraukan. Puluhan e-mail yang Hyebin kirimkan, lalu begitu saja tanpa ada balasan satu pun. Hyebin pusing setengah mati. Perasaan bingung dan khawatir bercampur jadi satu dalam benak Hyebin. Dia takut terjadi sesuatu yang buruk pada Joongki. Tetapi, kalau hal itu terjadi, pasti Seungho sudah memberitahunya. Hyebin juga pernah bertanya pada Seungho, tapi lelaki itu mengatakan kalau dia juga kesulitan menghubungi kakaknya itu.

"Tega sekali dia memperlakukan aku seperti ini! Aku memang bukan kekasihnya, tapi aku ingin tahu kenapa dia tiba-tiba seperti menghindariku!" umpat Hyebin dalam hati.

Merasa tidak dipedulikan lagi, akhirnya Hyebin mencoba melupakan Joongki untuk kedua kalinya, walau hatinya tetap saja dihantui oleh bayangan lelaki itu. Hampir satu minggu Hyebin berusaha untuk membunuh perasaannya, tapi usahanya sia-sia. Hyebin patah hati. Dia berusaha menyibukkan dirinya dengan mengerjakan tugas kuliahnya yang mulai menggila. Saat malam tiba, tanpa dia sadari, pasti airmata membasahi pipinya. "Kenapa dia harus menggantung perasaanku seperti ini?" gumam Hyebin sambil terus menangis.

-oo0oo-

Akhirnya hari ulang tahun Hyebin yang kedua puluh tiba. Semalam tepat pukul dua belas, Seungho dan teman-temannya mengadakan surprise party untuknya di sebuah café, tapi hati Hyebin merasa sedih, karena Joongki tidak ada saat hari bahagianya ini. Dia berharap paling tidak Joongki memberinya ucapan selamat tepat pukul dua belas malam, walau hanya lewat e-mail atau meninggalkan pesan di answering machine.

Tiba-tiba sekitar pukul enam pagi, bel apartemennya berbunyi. Hyebin yang baru pulang jam tiga pagi merasa kepalanya sangat berat. Seungho dan teman-temannya berhasil membuat Hyebin mabuk berat. Dengan langkah yang diseret, Hyebin berjalan menuju intercom yang ada di dekat pintu masuk.

"Oui?" ujar Hyebin dengan suara serak.

"La livraison (ada pengiriman)."

"Okay."

Sebelum membukakan pintu, Hyebin menyambar mantel tebal dan berjalan kembali menuju pintu. Saat pintu terbuka, Hyebin tidak melihat ada siapapun di depan pintu apartemennya, hanya ada setangkai mawar putih yang tidak ada kartunya tergeletak manis di depan pintunya. Tiba-tiba muncul sepasang sepatu sneakers Adidas di hadapan Hyebin. Awalnya Hyebin mengira itu adalah kurir pengantar bunga tersebut, tapi sepatu itu terus berdiri menghadapnya, membuat Hyebin penasaran. Dia lalu mengangkat wajahnya dan langsung saja matanya terbelalak. "Joongki Oppa?!" seru Hyebin tertahan. Dia begitu terkejut melihat kemunculan lelaki itu. Lelaki yang selama ini telah membuatnya kesal dan bingung setengah mati akhirnya muncul.

"Herzlichen gluckwunsch zum geburtstag kleine madchen (Selamat ulang tahun nona kecil)," Joongki segera mendekap erat kepala Hyebin di dadanya.

"Danke," jawab Hyebin seadanya. Dia tidak bisa berbahasa Jerman dengan lancar seperti Joongki.

"Wondering where I've been?" bisik Joongki tepat ditelinga Hyebin.

"Aniyo," jawab Hyebin gengsi. Bagaimanapun dia tidak boleh menampakkan perasaan bahagianya akan kemunculan Joongki, dia harus tetap terlihat seperti tidak ada apa-apa. Cepat, Hyebin melepaskan diri dari pelukan Joongki.

HyeJoong StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang