Hwang Sera berdiri dengan tidak tenang di dalam kamarnya. Sejak dua jam yang lalu, dia selalu melakukan hal yang sama, melirik jam yang ada di dinding, kemudian berjalan menuju jendela besar yang mengarah ke gerbang depan rumah besarnya. Tetapi, sampai detik ini sosok yang dia tunggu tidak kunjung datang juga. Ini sudah pukul dua pagi, dan tidak biasanya pria itu belum kembali. Sesibuk apapun pria itu, dia pasti akan pulang tepat pukul sepuluh malam. Kalau pun dia harus melembur, sekretaris Ma pasti akan menghubunginya.
Sera menarik napas panjang dan menghembuskannya cepat. Dia benar-benar tidak memiliki ide ke mana suaminya pergi. Di saat Sera memutuskan untuk menunggu di ruang tamu, dia mendengar deru mobil memasuki halaman rumahnya. Sera menyibak gorden kamarnya dan melihat mobil suaminya yang sejak tadi dia tunggu muncul. Sera bergegas keluar dari kamarnya dan berlari menuju pintu utama.
Betapa terkejutnya Sera, saat mendapati ada seorang pria yang membantu membopong tubuh suaminya.
"Apa yang terjadi?" tanya Sera panik.
"Suami anda mabuk berat, dan saya hanya mengantarkannya saja," ujar pria itu sambil terus membopong tubuh suami Sera masuk ke dalam rumah. Sera tercengang di tempatnya, sudah hampir tiga bulan mereka menikah, dia tidak pernah melihat suaminya seperti ini. Seingatnya, sosok suaminya ini bukan pria yang suka menghabiskan waktu di club dan mabuk-mabukan, tapi kenapa sekarang suaminya ini pulang dalam keadaan mabuk?
"Nyonya, bisakah anda menunjukkan di mana saya harus menidurkan suami anda?" pertanyaan dari pria yang mengantar suaminya itu, membuat Sera tersadar dari lamunannya.
"Oh, anda bisa mengikutiku," Sera berjalan menuju kamar yang berada di dekat ruang duduknya. Ya, dia dan suaminya tidur terpisah. Dia tidur di lantai dua sedangkan suaminya tidur di kamar yang ada di lantai satu.
Setelah menidurkan suami Sera di atas tempat tidur, pria yang sudah mengantarkan suaminya tadi langsung pergi meninggalkan kediaman mereka. Sera menatap nanar sosok suaminya yang jatuh tidak sadarkan diri. Aroma alkohol menguar kuat dari tubuhnya. Sera berjalan keluar dari kamar suaminya dan tak lama kembali dengan membawa satu baskom kecil berisi air hangat dan juga handuk. Dia bermaksud untuk membasuh wajah suaminya.
Perlahan Sera menyapukan handuk basah ke wajah tampan suaminya, dan seketika itu juga rasa sakit menghujam hatinya. Pria tampan ini sama sekali tidak menaruh hati padanya, berbeda dengan dirinya, yang sudah dengan bodohnya jatuh hati pada pria ini. Semakin Sera menaruh harapan cinta pada pria ini, semakin dia menjauh dari Sera.
"Hyebin-a... Jang Hyebin..." gumam pria itu tanpa sadar dia semakin membuat hati Sera tersakiti. Sejak awal Sera tahu bahwa namanya tidak pernah ada di dalam hati pria ini, tapi apa yang harus dia lakukan, nama pria itu sudah terpatri di dalam hatinya.
Sera menyapu alis tebal yang membingkai mata suaminya yang sedang terpejam. Mata kejam yang selalu menatap dirinya dengan tatapan dingin. Selama menjadi istrinya, tidak pernah Sera mendapatkan tatapan yang lembut dari pria itu. Tatapannya selalu mengintimidasi Sera, dan membuatnya ingin menangis.
"Joongki-ssi, tidak bisakah sedikit saja kaumemperhatikan diriku? Tahukah kau kalau setiap saat aku selalu mengkhawatirkankeadaanmu? Walaupun kau mengatakan tidak pernah ada cinta di antara kita,tetapi aku ini istrimu. Istri sahmu, Joongki-ssi," gumam Sera sambil menghapus airmata yang sejak tadi tanpasadar sudah membasahi pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HyeJoong Story
FanfictionJang Hyebin sudah jatuh hati pada sosok dingin Song Joongki sejak awal pertemuan mereka, tapi ada tembok besar yang menghalangi di antara mereka berdua, sanggupkah mereka melewati tembok besar tersebut? HyeJoong story berisi cerita-cerita pendek ya...